Rangkuman Diskusi & Momen ILC RUU Haluan Ideologi Pancasila, Mulai Lantunan Azan Hingga Sikap PDIP
Dilansir oleh TribunWow.com, dalam kesempatan itu, Ali Ngabalin meminta jangan ada saling tuduh dan fitnah terkait tanggapan pada RUU HIP tersebut.
Talkshow ILC tadi malam membahas Pancasila dan Persatuan bangsa.
Pengamat Tata Negara Irmanputra Sidin sampai mengundangkan Azan di ILC TV One Selasa (15/6/2020) tadi malam.
Irmanputra Sidin juga menerjemahkan arti azan.
Selain Irmanputra Sidin, sejumlah narasumber turut hadir di antaranya Ahmad Basarah (PDIP/MPR RI), Fadli Zon (Gerindra) hingga Ali Ngabalin, Abubakar Al Habsyi (PKS).
Dalam ulasannya, Irmanputra Sidin setuju dengan anggota Fraksi PKS DPR RI Habib Abubakar Alhabsy.
"Jangan sampai Pancasila ini mau dipakai sebagai instrumen untuk meminggirkan Umat Islam," kata Irmanputra Sidin setelah melantungkan azan.
Ia mengulas secara kuantitas umat Islam mayoritas di Indonesia hingga 80 persen ke atas.
"Tapi umat Islam tidak pernah minta APBN itu 80% dialokasikan untuk mereka," kata Irman dikutip tribun-timur.com via akun Youtube Indonesia Lawyers Club.
ILC TV One tadi malam berlangsung seru.
Wakil Ketua DPP PDIP yang juga pimmpinan MPR RI, Ahmad Basarah lebih dulu jadi narasumber.
Ahmad Basarah dalam uraiannya menyampaikan fakta mengejutkan.
Bahwa usul Trisila dan Ekasila gotong royong di RUU HIP ternyata bukan dari Fraksi PDIP.
"Tidak etis kalau saya sebutkan di sini fraksinya," kata Ahmad Basarah dikutip tribun-timur.com dari akun Youtube Indonesia Lawyers Club Rabu (16/6/2020).
Politisi Gerindra Fadli Zon sempat menanggapi pernyataan Ahmad Basarah tentang Bung Karno dan Pancasila.
Sikap PDIP
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya sepakat dengan masukan elemen masyarakat, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU dan Muhammadiyah untuk menghapus pasal yang mengatur ciri pokok Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila dalam RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut sikap itu diambil karena partainya mendengarkan seluruh aspirasi masyarakat terkait polemik RUU HIP yang sedang dibahas di DPR RI.
"Dengan demikian terhadap materi muatan yang terdapat di dalam Pasal 7 RUU HIP terkait ciri pokok Pancasila sebagai Trisila yang kristalisasinya dalam Ekasila, PDI Perjuangan setuju untuk dihapus," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (14/6/2020).
Draf RUU HIP tertanggal 20 April 2020, Trisila dan Ekasila diatur dalam pasal 6.
Ayat (1), RUU itu menyebut ada tiga ciri pokok Pancasila yang bernama Trisila, yaitu ketuhanan, nasionalisme, dan gotong-royong.
Kemudian Ayat (2), Trisila dikerucutkan menjadi Ekasila, yaitu gotong-royong.
Hasto menyampaikan PDIP juga menerima aspirasi terkait ketiadaan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme atau Marxisme-Leninisme sebagai konsideran.
PDIP sepakat RUU HIP melarang paham-paham seperti komunisme.
"Demikian halnya penambahan ketentuan menimbang guna menegaskan larangan terjadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila seperti marxisme-komunisme, kapitalisme-liberalisme, radikalisme serta bentuk khilafahisme, juga setuju untuk ditambahkan," tuturnya.
Reaksi Fadli Zon
Wakil Ketua DPP Gerindra, Fadli Zon dapat kesempatan menanggapi Ahmad Basarah.
Orang dekat Prabowo Subianto ini lebih dulu meluruskan tentang Bung Karno dalam sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Bahwa Bung Karno bukan satu-satunya tokoh yang punya peran penting di Republik ini.
"Yang ingin saya garisbawahi dari apa yang disampaikan saudara Basarah. Pancasila itu bukan hanya Bung Karno. Bung Karno dan Bung Hatta itu proklamator posisinya tak bisa digantikan" kata Fadli Zon.
"Tetapi Pancasila dari pikiran-pikiran yang banyak dari tokoh bangsa ketika itu. Bung Karno ada Muh Yamin, dan lain-ain kemudian di panitia sembilan," kata Fadli Zon.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Ternyata ini Alasan Ali Ngabalin Tak Pakai Sorban saat Tampil Bahas RUU HIP di ILC TVOne Tadi Malam,
Editor: Ilham Arsyam