Soal dan Jawaban TVRI Sabtu 13 Juni 2020 Tak Ada, Simak Cerita Indonesia Di Balik Pesan Sang Teladan
Belajar dari rumah meliputi tentunya dapat disaksikan oleh anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, serta SMA
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Program Belajar dari Rumah (BDR) tayang lagi di TVRI memasuki akhir pekan kesembilan Sabtu (13/5/2020).
Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemi Covid-19.
Pembelajaran dalam BDR ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.
Selain untuk memperkuat kompetensi literasi dan numerasi, tujuan lain program BDR adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga.
Khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.
Belajar dari rumah meliputi tentunya dapat disaksikan oleh anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, serta SMA/SMK dan sederajat.
Khusus untuk tayangan pagi yakni Anak Seribu Pulau: Padang.
Kemudian dilanjutkan dengan tayangan Cerita Indonesia: Di Balik Pesan Sang Teladan.
Bagaimana ringkasan ceritanya?
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Romo Mangun sebagai salah satu pimpinan umat Katholik mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kegiatan sosial dan pendidikan.
Di Kawasan Kali Code, Yogyakarta Romo Mangun menghabiskan kesehariannya untuk membina masyarakat kawasan tersebut dari semula kampung hitam menjadi daerah layak huni. Selain itu wilayah ini juga ia tata menjadi pemukiman dengan dengan konsep mitigasi bencana yang apik.
Buah pemikiran sang Romo dalam pengembangan pendidikan berbasis alam pun kini telah ramai di ikuti oleh sekolah-sekolah lainya. Melalui konsep sekolah alam diyakini anak-anak akan berkembang melalui minat dan bakatnya sendiri. Pemikiran sekolah alam inilah yang melatar belakangi Sri Wahyaningsih, seorang murid dan rekan diskusi Romo Mangun semasa masih hidup untuk membuat Sanggar Anak Alam (SALAM) di daerah Nitiprayan, Yogyakarta.
SALAM kini melanjutkan pemikiran sang Romo tentang pendidikan, selain menggelar sekolah dengan berbasis riset alam, SALAM juga mampu mendidik anak-anak berkebutuhan khusus tanpa harus memisahkan bentuk pembelajaran dengan murid-murid lainnya.
Berikut videonya:
Lantaran tayangan mengisi akhir pekan, sehingga belajar dari rumah kali ini tak dilengkapi dengan soal dan jawaban.
Siswa dapat menyaksikan tayangan edukatif dari tayangan TVRI.