Tukang Cukur di Sekadau Terima dengan Ikhlas Keberangkatan Haji Ditunda

Warga Sekadau yang bekerja sebagai tukang cukur rambut itu diketahui telah menanti selama 7 tahun untuk dapat menjalankan ibadah haji.

Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MARPINA SINDIKA WULANDARI
Aben bersama sang istri tercinta saat di temui di rumah nya, di komplek pasar Sekadau.   

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU-  Kementerian Agama RI telat resmi membatalkan keberangkatan haji tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 yang maish belum dapat teratasi.

Sejumlah calon jemaah haji (CJH) harus menerima keputusan tersebut dengan ikhlas. Tak terkecuali di Kabupaten Sekadau, Minggu (7/6/2020)

Satu diantaranya adalah Aben (55) dan Istrinya Tinda (54). Pria yang berprofesi sebagai  tukang cukur rambut itu harus mengikhlaskan batalnya keberangkatan Ibadah haji di tahun ini karena pandemi Covid-19.

Aben adalah satu diantara sekian banyak calon jemaah haji yang harus menunggu satu tahun lagi untuk bisa menunaikan rukun Islam yang ke lima tersebut.

Nasib Jemaah Haji 2021 Khawatir Tak Berangkat hingga Sejarah Ibadah Haji Pernah 40 Kali Dibatalkan

Warga Sekadau yang bekerja sebagai tukang cukur rambut itu diketahui telah menanti selama 7 tahun untuk dapat menjalankan ibadah haji.

Dirinya dan istri mendaftarkan diri pada tahun 2013. Dengan ditundanya keberangkatan di tahun 2020, maka Aben dan Istri harus menunggu selama 8 tahun.

Meski harus kembali menunggu, Aben mengaku tak begitu kecewa.

Namun dirinya dan istri merasa sedikit sedih, karena keinginan untuk menginjakan kakinya ke tanah suci harus di tunda untuk satu tahun kedepan.

"Sedih ya tidaklah, hanya saja tahun ini kami tidak jadi menginjakan kaki ke tanah suci, ya mungkin Tuhan berkehendak lain" ujarnya.

Hanya berkerja sebagai tukang cukur rambut, dengan tempat cukur yang berada di halaman rumah. Aben terus menyisihkan penghasilannya sedikit demi sedikit, sejak beberapa tahun silam.

"Saya tidak ada kerjaan lain, hanya sebagai tukang cukur rambut, hasil sedikit demi sedikit di tabung untuk naik haji, karena berangkat dari niat makanya kami utamakan untuk melakukan ibadah dulu, kami sisihkan lah sehari-hari pendapatan, ada sedikit kami sisihkan alhamdulilah tahun 2013 uang kami cukup untuk mendaftar calon jamaah haji," ujarnya sambil bercerita dengan senyum tipis.

Aben bersyukur, meski pada tahun ini ia dan istri tidak bisa menunaikan ibadah haji. Kedua tetap mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.

"Ini semua berkat dari Allah, dan terkait penundaan naik haji ini pun kami ikhlas," pungkasnya saat ditemui di rumahnya di komplek pasar Sekadau.

Keduanya pun telah melaksanakan berbagai persiapan, seperti mengikuti Manasik Haji secara online, pembuatan pasport dan lebih memperdalam doa-doa. 

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved