TOLAK Mentah Tawaran Trump Tengahi Konflik China dan India, Kedua Negara Sepakat Berunding Sabtu Ini

India dan China kini tengah memanas terkait wilayah perbatasan, namun kedua negara juga sepakat menolak tawaran Trump untuk menengahi persoalan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/INSTAGRAM @indianmilitaryupdates/ INSTAGRAM @military.china/NET/KOLASE
Ilustrasi Konflik China Vs India 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BEIJING - Belum ada kata sepakat antara China dan India untuk solusi penyelesaian masalah perbatasan antarkedua negara.

Meskipun demikian, kedua negara sepertinya menolak mentah tawaran ikut campur Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk penyelesaian konflik tersebut.

Update terbaru, kedua negara akan menggelar perundingan pada Hari Sabtu 6/6/2020) mendatang untuk membicarakan persoalan yang terjadi di perbatasan China dan India.

Pengamat memprediksi bahwa perundingan kedua negara tersebut akan berakhir secara positif.

China Vs India Diambang Perang - Setelah 10 Ribu Tentara, Beijing Kirim Artileri dan Tambah Pasukan

Kontan.co.id melansir South China Morning Post bahwa Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh membenarkan pertemuan antara para pemimpin senior militer India dan China.

Meskipun diketahui kini kedua belah pihak mengirim lebih banyak pasukan ke garis depan.

Sedangkan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian telah menegaskan posisi negaranya dalam konflik ini, pada Rabu (3/6/2020) kemarin.

Ia menjelaskan bahwa posisi China dalam sengketa perbatasan adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional dengan tetap menjaga perdamaian dan stabilitas.

"Saat ini komunikasi antara China dan India telah lancar dengan saluran yang berfungsi dengan baik," katanya, di Beijing kepada South China Morning Post.

Dia menekankan bahwa situasi di daerah sengketa "stabil dan dapat dikendalikan" sehingga tidak memerlukan keterlibatan pihak ketiga.

Dengan itu pula, China dan India menolak tawaran Amerika Serikat untuk menengahi perselisihan tersebut.

Perselisihan ini pertama kali terjadi pada awal Mei di dekat Garis Kontrol Aktual (LAC) antara Ladakh yang dikelola India dan Aksai Chin yang dikelola China, tepatnya di sebuah lembah di mana India baru saja membangun sebuah jalan.

China meyakini, India telah melewati batas LAC.

Sementara, India mengklaim bahwa mereka berada di wilayah India dan bahwa kedua belah pihak memiliki pemahaman yang berbeda tentang LAC.

Pengamat politik Tiongkok optimistis tentang hasil pertemuan para pemimpin militer, dengan mengatakan tidak ada satu pun pihak yang memiliki niat atau alasan untuk membiarkan situasi berputar di luar kendali.

"Penguatan pasukan dapat dipandang sebagai pencegahan dan tawar menawar dalam negosiasi yang akan datang," kata Sun Shihai, seorang peneliti tentang hubungan Cina dengan Asia Selatan di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok.

KOMENTAR Menohok Kepala Polisi Houston kepada Presiden Trump, Acevedo: Tutup Mulut Anda

Tawaran Trump

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu menuliskan tweet bahwa Amerika Serikat siap, mau dan mampu menengahi sengketa perbatasan kedua negara.

Akan tetapi, pemerintah China dan India menolak usulannya.

Sementara itu, Rusia akhirnya buka suara setelah lama menahan diri terkait meningkatnya ketegangan militer antara China dan India di perbatasan Landakh.

Rusia mengaku khawatir atas pertempuran militer China-India yang sedang berlangsung di Ladakh, kendati negeri Beruang Merah tersebut masih yakin bahwa kedua raksasa Asia tersebut akan menyelesaikan masalah mereka dengan damai.

Hal itu dikatakan Wakil Kepala Misi Rusia di Delhi Roman Babushkin kepada saluran TV.

“Tentu saja, kami khawatir dengan situasi saat ini di Line of Actual Control (LAC). Namun, seperti yang kita ketahui, ada mekanisme khusus yang dikembangkan oleh kedua negara (India dan Cina) termasuk hotline dan dialog perwakilan khusus dan bahkan KTT informal," ujarnya seperti dilansir Deccanchronicle.com, Selasa (2/6).

Ia menambahkan bahwa Rusia yakin baik India maupun China telah memiliki jaluar yang baik untuk mencari jalan keluar.

Tugas Rusia adalah mendorong kedua negara menuju pembicaraan damai.

Rusia merupakan mitra India yang telah teruji oleh waktu dan sebagai pemasok utama sistem pertahanan selama beberapa dekade ke India.

Rusia juga menjadi mitra strategis utama India. (*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul India dan China bersumpah selesaikan sengketa perbatasan sendiri, peran AS ditolak

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved