Covid-19 Masih Marak, Penyakit Mematikan yang Pernah Terjadi di Afrika Ini Kembali Merebak di Kongo

Virus Ebola kemudian menyebar ke orang lain melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sakit atau telah meninggal karena Ebola

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Virus Ebola. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pengertian dan ciri-ciri virus Ebola yang kini kembali merebak di Kongo.

Di tengah pandemi Virus Corona yang belum berakhir, virus Ebola kini kembali menyebar di Kongo.

Dikutip dari Kompas.com yang mengutip laman Worldometers, terdapat 611 kasus virus corona di Kongo hingga Rabu (3/6/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, 179 telah sembuh dan 20 lainnya meninggal dunia.

Di sisi lain, baru-baru ini Kementerian Kesehatan Kongo mengumumkan enam kasus virus ebola yang terdeteksi di Wangata, Provinsi Equateur.

Dari enam kasus tersebut, empat orang telah dinyatakan meninggal dunia serta dua lainnya masih hidup dan kini masih mendapat perawatan

Lantas apa itu virus Ebola serta bagaimana ciri-ciri orang terinfeksi virus Ebola

Dikutip dari laman Pusat Pengendaliandan Pencegahan Penyakit AS, cdc.gov, Rabu (3/6/2020), virus Ebola menyebabkan penyakit mematikan yang pernah terjadi di Afrika

Ebola secara umum menyerang manusia dan primata bukan manusia seperti monyet, gorila dan simpanse.

Virus ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di dekat Sungai Ebola, tempat yang kini menjadi wilayah Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu, virus menginfeksi orang dari waktu ke waktu dan kemudian menyebabkan wabah di sejumlah negara di Afrika.

Para ilmuan belum mengetahui dari mana virus ini berasal.

Namun, berdasarkan sifat dari virus yang serupa, mereka percaya virus itu ditularkan dari hewan, dengan kelelawar atau primata bukan manusia seperti simpanse, kera, monyet. 

Cara Penularan

Virus ini menyebar kepada orang-orang pada awalnya melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh dan jaringan hewan.

Virus Ebola kemudian menyebar ke orang lain melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sakit atau telah meninggal karena Ebola.

Ini dapat terjadi ketika seseorang menyentuh cairan tubuh yang terinfeksi atau benda-benda yang terkontaminasi virus. 

Virus masuk kulit yang rusak atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut.

Orang juga bisa terinfeksi virus melalui hubungan seksual dengan seseorang yang sakit Ebola dan juga setelah sembuh dari Ebola.

Virus ini dapat bertahan dalam cairan tubuh tertentu, seperti air mani, setelah sembuh dari penyakit.

Penyintas Ebola mungkin mengalami efek samping setelah pemulihan mereka, seperti kelelahan, nyeri otot, masalah mata dan penglihatan dan sakit perut.

Gejala Terinfeki Virus Ebola

Gejala dapat muncul mulai dari 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan virus, dengan rata-rata 8 hingga 10 hari.

Perjalanan penyakit biasanya berkembang dari gejala ringan pada awalnya seperti demam, sakit dan nyeri, dan kelelahan. 

Setelah itu terjadi gejala lebih berat seperti diare dan muntah ketika orang tersebut sudah dalam kondisi sakit. 

Secara lengkap, tanda dan gejala utama Ebola meliputi: 

* Demam

* Nyeri dan nyeri, seperti sakit kepala parah, nyeri otot dan persendian, dan sakit perut

Kelemahan dan kelelahan

* Gejala gastrointestinal termasuk diare dan muntah

* Nyeri perut

* Pendarahan, pendarahan atau memar yang tidak dijelaskan

*Gejala lain mungkin termasuk mata merah, ruam kulit, dan cegukan (stadium akhir).

Banyak penyakit umum dapat memiliki gejala yang sama dengan Ebola termasuk influenza, malaria, atau demam tifoid.

Ebola merupakan penyakit yang jarang terjadi namun parah dan seringkali mematikan. 

Pemulihan Ebola tergantung pada perawatan klinis suportif yang baik dan respons imun pasien.

Studi menunjukkan bahwa orang yang selamat dari infeksi virus Ebola memiliki antibodi yang dapat dideteksi dalam darah hingga 10 tahun setelah pemulihan.

Korban diperkirakan memiliki kekebalan terhadap jenis Ebola yang membuat mereka sakit.

Pengobatan

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan keterangan di laman WHO, belum ada pengobatan yang terbukti untuk ebola, tetapi pencegahan sejak dini dapat secara signifikan meningkatkan peluang bertahan hidup.

Vaksin ebola eksperimental yang dikenal sebagai rVSV-ZEBOV terbukti sangat protektif terhadap virus mematikan dalam percobaan besar di Guinea pada 2015.

Vaksin inilah yang saat ini digunakan dalam menangani wabah yang tengah berlangsung di Kongo.

Meski terbilang efektif, vaksin ini belum mendapat lisensi atau pengesahan sebagai vaksin virus ebola. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ciri-ciri dan Gejala Virus Ebola yang Kini Kembali Merebak di Kongo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved