RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak Siapkan Pelayanan New Normal

Sehingga masyarakat yang datang berobat di RSUD Kota Pontianak adalah masyarakat yang benar-benar sakit dah harus dirawat.

Penulis: Syahroni | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Direktur RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Kota Pontianak, dr Johnson 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Selama terjadinya pandemi corona berimbas pada segala sektor atau lini kehidupan termasuk pelayanan kesehatan.

Seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak beberapa bulan terakhir selama adanya pandemi Covid-19 terjadi penurunan kunjungan pasien sebesar 30 persen.

Hal itu diungkapkan langsung Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, Johnson saat melakukan rilis pada awak media.

Johnson menerangkan adanya penurunan kunjungan pasien yang berobat pada RSUD kebanggaan masyarakat Pontianak ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh situasi sekarang.

Gubernur Sutarmidji Sebut Kota Pontianak Saat Ini Jadi Cerminan dari Semua Daerah di Kalbar

Sehingga masyarakat yang datang berobat di RSUD Kota Pontianak adalah masyarakat yang benar-benar sakit dah harus dirawat.

Selain menerangkan adanya penurunan sebesar 30 persen terhadap pasien yang berobat.

Johnson juga menerangkan pihak rumah sakit telah melakukan rapid test atau test cepat terhadap seluruh karyawan rumah sakit guna menghindari tertularnya dari virus corona.

Bahkan rumah sakit telah melakukan rapid test sebanyak dua kali untuk memastikan karyawan atau pegawai dalam kondisi sehat.

"Seluruh karyawan dan tenaga medis di rumah sakit ini (RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie), yang berjumlah 672 sudah dilakukan rapid test bertahap. Pertama 23 April lalu dan rapid test ke dua dilakukan 30 April," ucap Johnson, Jumat (29/5/2020).

Johnson menjelaskan dari 672 sumber daya manusia yang ada di RSUD, 621 dinyatakan non reaktif.

Sementara terdapat 51 orang hasilnya reaktif, dan termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG).

Begitu mengetahui hasil rapid test reaktif, mereka langsung diisitirahatkan atau diisolasi mandiri.

Kemudian dilakukan uji swab dilaboratorium untuk mengetahui apakah mereka terjangkit virus corona atau tidak.

"51 orang yang reaktif langsung kita dilakukan uji swab dan sampelnya dikirimkan ke Dinkes Provinsi Kalbar, untuk dilakukan pemeriksaan PCR," jelasnya.

Setelah keluar hasil uji swab menggunakan PCR, Johnson menuturkan 41 diantaranya dinyatakan negatif dan telah bekerja kembali sejak 7 Mei 2020 lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved