Virus Corona Masuk Kalbar

Tak Sejalan Protokol Kesehatan, Berikut Saran Malik Saepudin Jika Terjadi Kenaikan Kasus Covid-19

Malik Saepudin mengungkapkan tidak ditemukan kasus baru dan bahkan penurunan Covid-19 yang siginifikan

Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Muhammad Rokib
Tim kajian Ilmiah covid-19 Poltekkes Pontianak Dr. Malik Saepudin, SKM, M. Kes 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ahli Epidemiologi dan ketua Muhmmadiyah Command Covid 19 Center (MCCC) Wilayah Kalbar, Dr. Malik Saepudin, SKM, M. Kes menyampaikan bahwa kondisi pelonggaran di pasar dan pusat-pusat perbelanjaan menjelang hari raya Idul Fitri, serta kegiatan salat Idul Fitri yang dilaksankan sekitar 80 persen Masjid di Kota Pontianak dan sekitarnya di wilayah Kalbar serta Indonesia pada umumnya.

Ia menilai tidak sejalan dengan protokol kesehatan maupun maklumat dari PP Muhammadiyah, serta fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah.

Maka apabila terjadi peningkatan kasus Covid 19 secara signifikan beberapa hari ke depan khusunya Kota pontianak Kalbar dan sekitarnya, maka MCCC wil Kalbar memberikan beberapa pandangan sebagai berikut.

Pertama, pemerintah mempersipakan menambah petugas dan relawan surveilans diskes/puskesmas untuk mengidentifikasi mereka yang positif covid 19 dan ODP/PDP sebagai cluster baru, terutama jamaah Masjid tertentu.

Lawan Corona, Panitia Festival Waisak 2020 KBMB Untan Donasikan Face Shield

"Karena dari pasar/pusat pembelajaan mungkin agak sulit, sehingga yan memungkinkan diidentifikasi adalah dari jamaah yang saling kontak degan yang terkonfirmasi covid 19," ujarnya, Rabu (27/5/2020).

Kedua, Malik meyarankan pemerintah meyiapkan dan menambah tenaga medis dan sarana tempat perawatan Covid 19 dan relawan/tenaga pemulasaraan zenajah untuk mengantisipasi setidaknya setelah satu kali atau lebih masa inkubasi covid 19 ke depan.

Ketiga, penigkatan kasus menurutnya mungkin tak terdeteksi dan tidak menimbulkan gejala khas, bahkan sembuh sendiri.

"Hal ini dimungkinkan mengingat adanya mutasi genetik covid 19, sehingga tidak terlamporkan dengan baik dan atau mungkin karena masyarakat enggan dan takut memeriksakan atau melaporkan ke Petugas kesehatan, maka pemerintah daerah bersama relawan harus aktif melakukan Pemeriksaan untuk menemukan kasus baru dan keterlibatan pihak keamanaan karena kemungkinan akan memicu ketegangan sosial masyarakat," ungkap Malik Sapeudin.

Keempat, Malik Saepudin mengungkapkan tidak ditemukan kasus baru dan bahkan penurunan Covid-19 yang siginifikan.

Hal ini dikatakannya mungkin dikarenakan sebagian besar masyarakat atau jamaah telah mentatati ketentuan memakai masker dan cuci tangan, kondisi daya tahan tubuh yang baik dan kondisi lingkungan dan masjid terjaga kebersihanya dengan baik, serta penerapan pola hidup sehat dan kebahagiaan idul fitri yang dirasakan masyarakat sehingga berefek positif yaitu meningkatkan Immunitas individu maupun kelompok (herd Immunity).

"Maka melalui ketua Gugus Tugas covid 19 Provinsi Kalbar (Gubernur) kepda Gugus Tugas Pusat/pemerintah mempersiapkan acuan pelaksaan tatanan hidup New Normal, tatapi penerapanya seharusnya disesuaikan dengan kondisi perkembangan covid 19 di masing-masing Provinsi atau dikelompokan untuk berdasarkan Zona Ekologis/kepulauan, minimal setelah 1 kali masa inkubasi dari Idul fitri 1441/ 22 Mei 2020," pungkasnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved