Idul Fitri 2020
Dokter Eka Ardiani Berbagi Tips Sehat saat Hari Raya | Pola Makan Tak Seimbang Ancam Kesehatan
Menurut dr Eka Ardiani Putri apabila ingin tubuh tetap sehat dan tidak mendadak gemuk setelah lebaran harus cerdas mengonsumsi makanan.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Begitu hari raya tiba termasuk lebaran Idulfitri, pola makan kebanyakan orang akan berubah.
Saat lebaran, ada banyak individu mengonsumsi makanan beraneka ragam.
Sebagian masyarakat beranggapan momentum lebaran adalah pengganti dari sebulan penuh menahan lapar dan haus saat Ramadan.
Pola makan yang berubah drastis tersebut memicu datangnya penyakit pada masyarakat. Konsumsi makanan tidak seimbang.
Wakil Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Untan dan Akbid 'Aisyiyah Pontianak, dr Eka Ardiani Putri MARS memberi penjelasan terkait hal itu.
Menurutnya apabila ingin tubuh tetap sehat dan tidak mendadak gemuk setelah lebaran harus cerdas mengonsumsi makanan.
Terutama jumlah kalori yang masuk dalam tubuh.
• HUMOR Ucapan Selamat Idulfitri 2020! Update Status Facebook dan WhatsApp, Ajak Pengikut Kamu Tertawa
Ia pun menjelaskan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh manusia setiap harinya.
"Tubuh manusia normalnya membutuhkan kalori sekitar 1.800 kalori per hari bagi wanita. Sedangkan untuk pria membutuhkan sekitar 2.800 per hari. Akan tetapi, setiap tubuh manusia memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda tergantung dari berat badan dan aktivitas sehari-hari," kata dr Eka Ardiani Putri, Minggu (24/5/2020).
Dikatakannya dalam setiap satu porsi opor ayam terdapat 400 hingga 500 kilo kalori.
Dengan begitu untuk membakar kalori dalam satu porsi ayam tersebut manusia harus berlari dengan kecepatan sedang (joging) selama satu jam.
Selanjutnya, lebaran idul fitri juga dikenal dengan lebaran ketupat bagi umat islam.
Dokter Eka juga menjelaskan tentang kandungan kalori bagi makanan ketupat.
Dikatakannya ketupat yang mengandung karbohidrat dari nasi memiliki kalori sebesar 150 kalori per 100 gram, ditambah dengan sambal goreng hati yang menyimpan kalori sebesar 300 hingga 350 kalori.
"Sudah terbayangkan berapa banyak kalori yang dihabiskan dalam satu porsi dan harus berapa lama harus joging untuk membuangnya," kata dokter muda itu.
Kemudian ia juga menyebutkan masakan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat disaat lebaran yaitu masakan lauk khas Jawa Timur (Rawon) yang memiliki kandungan 288 kalori dalam satu porsi.
"Sate dengan bumbu kacang/kecap bersama nasi putih hangat pasti membuat perut menjadi kenyang dalam sekejap. Tapi, perlu diketahui dalam 100 gram sate ayam mengandung 466 kalori dan nasi putih sebanyak 204 kalori. Apabila di total, dalam sekali makan kita akan memasukan sekitar 670 kalori dalam tubuh," jelasnya.
Tidak hanya itu kue yang menjadi cemilan ringan juga mengandung kalori yang cukup tinggi.
• Sejarah Tradisi Ziarah Kubur Saat Idulfitri dan Manfaatnya, Jadi Pengingat Dunia Akhirat
Disebutkannya, satu di antaranya kue yang paling banyak dihidangkan pada saat lebaran adalah kue nastar.
Dalam satu buah kue nastar memiliki sekitar 75 kalori, satu porsi (60 gram) memiliki 224 kalori, dan 100 gram kue dengan selai nanas ini memiliki sekitar 373 kalori.
Terlebih lagi kandungan lemak hingga 26 persen dan karbohidrat 68 persen.
Dan bahkan air sirup maupun soda juga mengandung kalori yang cukup tinggi.
Dalam satu gelas yang berisi 350 mili mengandung 140 kilo kalori dan juga mengandung gula sebesar 33,76 gram.
"Jadi agar tetap lebih sehat minumlah air putih, karena kandungan kalorinya nol (0), dan konsumsi makanan jangan berlebihan," tuturnya.
"Dari hal tersebut, dapat dihitung jumlah kalori yang telah masuk ke dalam tubuh kita, serta banyaknya yang dibutuhkan," kata dr Eka Ardiani Putri.
Tentu banyak juga yang bertanya-tanya bolehkan mengonsumsi makanan tersebut.
Dikatakan dr Eka, bagi masyarakat yang memiliki tubuh sehat dan tanpa gejala penyakit, maka boleh-boleh saja mengonsumsinya asalkan dengan baik dan sehat.
"Untuk masyarakat yang memiliki sakit seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, gagal ginjal dan penyakit lainnya. Tentu saja makanan yang harus dikonsumsi menunya berbeda," katanya.
Ia pun menuturkan kepada masyarakat agar konsultasi kepada dokter atau ahli gizi tentang konsumsi makanan yang baik dan sehat demi terjaganya kesehatan tubuh. (*)