Keutamaan I'tikaf di Bulan Ramadan untuk Gapai Malam Lailatul Qadar, Berikut Amalannya

I'tikaf harus dilakukan di masjid dan lebih utama dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadan.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SEPTI DWISABRINA
Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia Kalbar, Drs, H. A. Munir Hd, MM 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - I'tikaf merupakan satu di antara amalan sunnah di bulan suci ramadan yang memiliki banyak sekali keutamaan bagi umat muslim, apalagi dengan penuh khusyukkan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan menjalankan ibadah dan berdoa kepada Allah tanpa gangguan apapun, tentunya dapat menjadikan umat muslim semakin taat dan kualitas keimanan pun meningkat.

Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia Kalbar, Drs, H. A. Munir Hd, MM menerangkan i'tikaf adalah ibadah dalam Islam berarti berdiam diri atau berhenti di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya.

PCNU Kota Pontianak Salurkan 1000 Bantuan Paket Sembako dari Polda Kalbar

"Dengan beri'tikaf tentunya agar kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. Jadi yang kita lakukan selama beri'tikaf adalah berdzikir kemudian membaca Alquran serta memohon ampunannya dengan perbanyak beristigfar," ujar Munir, Jumat (15/5/2020).

Selanjutnya, i'tikaf dapat dilakukan kapan saja dan hukumnya sunnah bagi seluruh umat muslim.

I'tikaf harus dilakukan di masjid dan lebih utama dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadan.

Niat Itikaf di Rumah dan Panduan Tata Cara Itikaf Menurut Ustadz Abdul Somad

"Ada satu malam yang istimewa di malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadan, yakni malam lailatul qadar. Malam yang lebih baik dari seribu bulan setara dengan 83 tahun," ungkap Munir.

Munir mengatakan di sepuluh malam terakhir ramadan dianjurkan umat muslim agar semakin mengencangkan ibadah dan amalan sunnah lainnya.

Di mana ketika amalan tersebut di kerjakan, akan memperoleh ganjaran pahala berlipat ganda hingga 70 kali lipat. Bahkan, amalan sunnah yang dilakukan nilainya seperti ibadah wajib.

"Beri'tikaf di dalam masjid mendekatkan diri kepada Allah SWT, kemudian salat malam, membaca al-qur'an serta bersedekah," tambah Munir.

Tak hanya itu saja, H. A. Munir berpesan kepada umat muslim dalam menjalankan ibadah, haruslah mengikuti apapun yang telah dianjurkan Rasulullah SAW.

"Dalam beriadah, kita harus mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah. Bahkan, di dalam ushul fikih telah dijelaskan bahwa ibadah itu dikerjakan karena perintah," imbuhnya.

"Ketika ibadah, silahkan beribadah namun jangan sampai kita melakukan ibadah yang tidak sesuai dengan syariatnya. Jika kita mengikuti apa yang telah diajarkan Rasulullah. Insya Allah dosa-dosa kita diampuni serta meninggal khusnul khotimah," tuturnya.

Bahkan, dari Abdullah bin Umar RA berkata, "Rasulullah biasa melakukan i'tikaf pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan.". Hal ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan Aisyah RA istri Nabi yang mengatakan bahwa Nabi SAW selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sehingga Allah mewafatkan beliau. Setelah itu para istri beliau beri'tikaf sepeninggal beliau.

Kemudian, dalam firman-Nya Ta’ala:

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved