Arisan Bermasalah
BREAKING NEWS - Tak Cairkan Uang Arisan 2 Admin Media Sosial Dipolisikan, Kerugian Ditaksir Miliaran
Terdapat dua nama yang dilaporkan oleh para korban ke Ditreskrimum Polda Kalbar, pertama perempuan berinisial WW dan kedua Pria berinisial UR.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah wanita mendatangi Ditreskrimum Polda Kalbar untuk melaporkan uang arisan mereka yang tak kunjung dicairkan oleh si penanggung jawab arisan, Jumat (15/5/2020).
Diperkirakan, nilai arisan yang belum terbayarkan oleh si penanggung jawab mencapai milyaran rupiah.
Terdapat dua nama yang dilaporkan oleh para korban ke Ditreskrimum Polda Kalbar, pertama perempuan berinisial WW dan kedua Pria berinisial UR.
Liyan, satu di antara korban menyebutkan bahwa dari data sementara yang telah pihaknya himpun, terdapat puluhan orang yang menjadi korban arisan.
• Gubernur Sutarmidji Pastikan Stok Sembako di Kalbar Aman Menjelang Lebaran

Dimana arisan tersebut diselenggarakan oleh 2 orang admin media sosial instagram, dengan total kerugian lebih dari Rp 1 miliar.
Ia sendiri mengaku bahwa uang yang belum dikembalikan oleh para admin mencapai jutaan rupiah.
Ia mengatakan, bahwa awalnya ia berminat untuk ikut dalam arisan tersebut karena melihat postingan di sebuah akun media sosial yang memiliki follower ratusan ribu tersebut.
“Karena kita merasa akun tersebut akun besar, dan salah satunya adminnya katanya aparat, jadi kita percaya, apalagi dalam pelaksanaanya arisan ini juga bernaung di bawah sebuah CV,’’ katanya.
Menurutnya arisan tersebut pertama kali dilaksanakan tahun 2017 lalu, selama kurun waktu tersebut arisan itu berjalan lancar.
Namun mulai Maret 2019, pembayaran uang arisan kepada peserta mulai mengalami gangguan.
“Saya sempat dapat dua kali, dan yang ketiga ini yang sudah agak kacau, dan ternyata banyak sekali member yang tidak dibayar,’’ ujarnya.
Ia menerangkan bahwa arisan tersebut dilaksanakan dengan berbagai kelompok, dari nilai jutaan, puluhan juta, hingga ratusan juta rupiah.
“Itukan kloternya beda-beda, ada yang Rp 14 juta, ada yang Rp 40 juta, Rp 50 juta dan ratusan juga, jadi di berbagai kloter atau kelompok."
"Jadi dari berbagai kloter dengan member yang berbeda, itu sama-sama kacau, belum terbayar,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan pada pertengahan 2019, sempat dilakukan mediasi antara admin arisan tersebut dengan para member/peserta.