Ramadhan 2020

Heboh Kemunculan Dukhan Penanda Kiamat pada 15 Ramadhan/8 Mei 2020, MUI: Hadits Palsu, Jangan Panik

Dalam kabar itu akan muncul dukhan tanda kiamat pada pertengahan Ramadhan, yang jatuh pada hari Jumat (8/5/2020) atau besok.

News.com.au
Ilustrasi - Heboh Kemunculan Dukhan Penanda Kiamat pada 15 Ramadhan/8 Mei 2020, MUI: Hadits Palsu, Jangan Panik. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Anwar Abbas merespons kabar yang beredar sepekan terakhir perihal hadits kemunculan dukhan atau dukhon.

Kabar tersebut sempat viral di jejaring sosial di dunia maya.

Dalam kabar itu akan muncul dukhan tanda kiamat pada pertengahan Ramadhan, yang jatuh pada hari Jumat (8/5/2020) atau besok.

HEBOH Kabar akan Muncul Dukhan pada 15 Ramadhan, Bisakah Bumi Gelap Total oleh Kabut?

CEK FAKTA - Asteroid akan Menabrak Bumi pada 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan 1441 H

Dilansir Tribunnnews.com, Anwar Abbas mengatakan fenomena dukhan (bahasa Arab: kabut/asap tebal) sebagai pertanda hari akhir yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan Hijriah, sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.

Ada anggapan umum terdapatnya hadis Nabi SAW bahwa dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen dan panas sehingga memicu bumi gelap gulita yang erat kaitan dengan tanda datangnya hari kiamat

Sejumlah ulama berpendapat hadis tersebut adalah hadis palsu karena tidak memiliki riwayat perawi yang baik dan secara substansi tidak tepat sehingga kebenarannya disangsikan.

Karena yang beredar ini adalah hadis palsu, MUI meminta Masyarakat tidak panik dalam menanggapi beredarnya kabar tidak benar tersebut.  

"Kiamat itu urusan Allah dan bukan urusan kita. Jadi mari kita urusi apa yang menjadi tugas kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah," kata Anwar Abbas.

"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu. Nabi Muhammad SAW pun yang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar.

Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat untuk selalu mempersiapkan diri dengan amalan baik.

Sehingga kapanpun kiamat itu terjadi akan siap karena tidak ada petunjuk tanggal pasti hari akhir.

Umat Islam, kata dia, selalu mengimani jika kiamat memiliki dua jenis yaitu kiamat kecil dan kiamat besar.

Kiamat besar adalah hari akhir sesungguhnya, sementara kiamat kecil itu sebagaimana kematian dari masing-masing individu manusia.

"Oleh karena itu, yang penting bagi kita lakukan adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat kecil yaitu kematian dari diri kita masing-masing," katanya.

Maka dari itu, Anwar mengajak umat dan masyarakat untuk tidak panik dengan viralnya soal dukhan serta terus fokus dengan perbaikan diri dan melakukan segala urusan secara seimbang.

Adapun kabar mengenai dukhan sebagai salah satu tanda akan datangnya hari akhir, yang belakangan viral di media sosial.

Sejumlah ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang dukhan.

Pertama, sebagian menyebut itu sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.

Kedua, dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi SAW.

Ketiga, dukhan adalah debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.

Selain keterangan dari MUI, sebelumnya Ustaz Syafiq Riza Basalamah menyebutkan hadist palsu ini sengaja disebarkan karena pada Ramadan tahun ini, pertengahan Ramadan bertepatan di hari Jumat.

Padahal hadist ini adalah palsu. Hukum hadist ini palsu alias munkar tidak punya dasar dari perawi yang tsiqah.

"Ibnul Jauzi mengatakan, hadist ini palsu atas nama Nabi Muhammad SAW. Syaikh Albani juga mengatakan hadist ini palsu. Maka hadist palsu tidak boleh diamalkan," ujarnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelasakan bahwa:

"Hadis tersebut tidak memiliki dasar dari keshahihannya. Bahkan hadis ini batil dan dusta. Betapa banyak tahun-tahun yang telah berlalu dari kaum muslimin yang di dalamnya ada momen dimana malam Jumat bertepatan dengan malam pertengahan bulan Ramadan.

Namun, Alhamdulillah tidak pernah terjadi huru-hara sebagaimana yang telah disebutkan para pendusta tersebut baik yang berupa suara dahsyat atau yang lainnya.

Maka dari itu, perlu dicamkan oleh siapa saja yang telah mengetahui penjelasan ini, bahwasanya tidak boleh baginya menyebarkan hadis batil tersebut. Bahkan wajib baginya merobek, membinasakan, dan memperingatkan (orang lain) akan kebatilannya."

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafidzahullah juga mengomentari hadis tentang huru-hara dan malapetaka yang konon akan terjadi pada tanggal 15 Ramadan apabila bertepatan dengan hari Jumat, beliau berkata:

هذا الحديث منكر لا يصح، لم يرد بسند مقبول، ولم يثبت من كلام النبي صلى الله عليه وسلم، كما أن الواقع يكذبه ويرده، فقد وافق في أعوام كثيرة سابقة مجيء يوم الجمعة في الخامس عشر من رمضان، ولذلك حكم عليه العلماء بالوضع والكذب

"Hadis ini merupakan hadis yang munkar, tidak shahih. Sanadnya pun tidak bisa diterima. Tidak pula ada kepastian berasal dari ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan fakta realitanya juga ternyata tidak membenarkan hal tersebut dan bahkan justru membantahnya.

Sungguh hal ini sudah sering kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu hari Jumat bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan (namun hal tersebut tidak terjadi-red). Maka dari itu para ulama menghukumi hadis tersebut palsu dan dusta."

Al-‘Uqailiy rahimahullah berkata:

ليس لهذا الحديث أصل من حديث ثقة، ولا من وجه يثبت

“Hadis ini tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya, tidak pula didapati hadis lain yang mendukung (keshahihannya).” (Adh-Dhu’afa al-Kabir 3/52).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Hadist Palsu Soal Dukhon Sebagai Tanda Kiamat di Pertengahan Ramadan, Masyarakat Jangan Panik

Penulis: Muhammad Husain Sanusi
Editor: Daryono

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved