Human Interest Story
Kisah OTG Jalani Isolasi di Rumah, Shock Saat Tahu Hasil Reaktif dan Berat Terpisah Jarak dari Anak
Meski berat, itu semua harus dilakukan, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.....................
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Menjalani isolasi mandiri bukan perkara mudah. Mereka terpaksa menjaga jarak fisik, dari siapapun, termasuk anak dan istrinya.
Meski berat, itu semua harus dilakukan, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Seorang warga Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang, harus rela merenggangkan jarak dengan anak istri dan lingkungannya sepama menjalani isolasi mandiri selama 14 hari kedepan.
Dia terkelompokan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) reaktif hasil rapid test. Kepada Tribun Pontianak, Syahroni bersedia kisah dan identitasnya ditulis. Berikut kisah perjuangannya.
Pesan singkat via WhatsApp itu membuat Syahroni shock. Cukup lama baginya untuk menenangkan diri, sebelum memberitahukan istri dan anaknya.
• Bupati Kapuas Hulu Ingatkan Warga Berstatus ODP Komitmen Isolasi Mandiri
“Setelah menerima informasi hasil tes rapid saya reaktif, saya menenangkan diri sendiri 30 menit, kemudian baru saya cerita dengan istri dan anak sulung (19th) bahwa tes saya reaktif,” kata Roni.
Mendengar kabar suaminya reaktif, istri dan anak Syahroni terkejut. “Terlihat dari raut wajah istri dan anak saya cukup shock campur sedih.Tetapi saya tenangkan sesuai pengetahuan dan pemahaman saya tentang tahapan penetapan status OTG pasien covid-19,” katanya.
Semula, Syahroni sama sekali tak menduga bakal menerima hasil rapid test reaktif. Sebab, Roni mengaku tidak pernah kontak erat dengan PDP.
Akan tetapi, dia pernah bertemu dengan seseorang petugas medis di rumah sakit pada tanggal 20 April lalu. Setelah mendengar kabar petugas medis tersebut hasil testnya reaktif pada 29 April, Roni langsung mengontak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh untuk meminta dilakukan rapid test.
Untuk diketahui, ada enam petugas kesehatan yang diumumkan reaktif oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno bersamaan dengan pengumuman dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Pada 30 Apil 2020, sekira pukul 11.00, Roni langsung mendatangi Posko Covid-19 di kantor Dinas Kesehatan untuk ditest cepat. “Pukul 14.30 hasilnya keluar yakni reaktif. Saya disaran kan untuk isolasi mandiri di rumah sesuai prosedur, lainnya sesuai petunjuk tim evakuasi dari dinkes. Kemarin dan hari ini saya akan diambil sampel lendir tenggorokan untuk tes swab,” ungkapnya.
Roni mengaku, tidak ada keluhan sakit selama ini. “Hanya pusing biasa, seperti efek minum es habis buka. Tapi dari dulu pun biasa Sakit kepala, minum obat hilang,” katanya. Karena tak menunjukan gejala, namun hasil rapid test reaktif, Roni dikelompokan menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan wajib melakukan isolasi mandiri di rumah.
Setelah mengetahui dirinya reaktif, pria berusia 41 tahun ini khawatir jika anak dan istrinya terpapar. Tak menunggu lama, tiga anak beserta istrinya langsung dirapid test.
“Alhamdulillah hasil semuanya non reaktif (negative,” ujarnya. Hasil ini membuat Roni sedikit lega.
Menjalani isolasi mandiri di rumah, bukan perkara mudah. Apalagi bagi ayah tiga anak yang sangat rutin menghabiskan waktu bersama keluarga ini.