Wabah Virus Corona
KABAR BAIK, BPOM Amerika Setuju Remdesivir sebagai Obat Virus Corona
Obat buatan Gilead Science Inc tersebut telah mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat bagi pasien Covid-19.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, WASHINGTON DC - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau FDA Amerika Serikat menyetujui remdesivir sebagai obat bagi pasien virus corona atau Covid-19.
Obat buatan Gilead Science Inc tersebut telah mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat bagi pasien Covid-19.
Melansir Reuters yang dikutip Kontan.co.id, keputusan ini membuka jalan untuk penggunaan remdesivir bagi pasien yang lebih luas di lebih banyak rumah sakit, di AS.
Akan tetapi, Otorisasi BPOM AS hanya memberlakukan obat tersebut untuk pasien Covid-19 di rumah sakit yang membutuhkan ventilator.
• UPDATE CORONA KALBAR - Dekan Fakultas Kedokteran Untan Positif Covid-19 dan Dua Tenaga Medis Lain
Chief Executive Officer (CEO) Gilead, Daniel O'Day telah melakukan pertemuan dengan Presiden AS, Donald Trump, di kantor Oval Gedung Putih.
Daniel menyebutkan bahwa keputusan BPOM Amerika ini sebagai langkah pertama yang penting.
Maka dari itu, Gilead akan menyumbangkan 1,5 juta botol untuk membantu pasien Covid-19 di AS.
Harapannya, donasi ini cukup untuk setidaknya 140 ribu pasien, tentunya tergantung dari jumlah hari mereka perlu dirawat.
Sedangkan, Wakil Presiden AS, Mike Pence mengatakan, 1,5 juta vial tersebut akan mulai didistribusikan ke rumah sakit, pada Senin (4/5/2020) mendatang.
Gilead telah mengonfirmasi perihal penggunaan remdesivir, pada Rabu (29/4/2020) lalu.
• Kadiskes Kalbar Umumkan Penambahan 7 Kasus Konfirmasi Covid-19 Terbaru

Gilead mengklaim remdesivir yang mereka berikan melalui infus intravena telah membantu meningkatkan hasil untuk pasien CovidD-19, penyakit pernapasan akibat virus corona.
Perusahaan farmasi asal AS ini juga memberikan data yang menunjukkan, remdesivir bekerja lebih baik ketika diberikan sebelumnya dalam perjalanan infeksi.
Dengan banyak negara yang mulai pulih dari pandemi virus corona berminat dengan remdesivir.
Sebab, saat ini tidak ada perawatan yang dapat persetujuan atau vaksin pencegahan untuk Covid-19.
Dokter sangat membutuhkan apa pun yang bisa mengubah perjalanan penyakit yang menyerang paru-paru dan dapat mematikan organ lain dalam kasus yang sangat parah itu.
• Kegiatan Belajar Mengajar Selama Covid-19, 4 Hal Penting Ini Perlu Dicermati oleh Para Guru
Data yang dirilis pada minggu ini dari percobaan oleh National Institutes of Health (NIH) di AS memperlihatkan, remdesivir mengurangi rawat inap hingga 31% dibanding pengobatan plasebo, tapi tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup.
Gilead tidak segera menanggapi harga yang akan mereka kenakan setelah sumbangan remdesivir yang dijanjikannya habis.
Institute for Clinical and Economic Review, yang menilai keefektifan obat untuk menentukan harga yang sesuai, menetapkan biaya remdesivir sebesar US$ 10, tetapi harga akan naik menjadi US$ 4.500 berdasarkan manfaat pasien yang ditunjukkan dalam uji klinis .
Remdesivir sebelumnya hanya tersedia untuk pasien yang terdaftar dalam uji klinis.
Uji coba Gilead ini di lebih dari 181 rumahsakit di seluruh dunia, termasuk di 27 negara bagian AS. (*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Tok, remdesivir dapat persetujuan BPOM AS untuk pasien corona