Wabah Corona Masuk Kalbar
KRONOLOGI Pasien Positif Covid-19 Kabur dari RSUD Ade M Djoen Sintang Kalbar
Satu pasien positif Covid-19 memang dilaporkan diduga sempat kabur lalu pulang ke rumahnya.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Muhammad Firdaus
TRIBUNPONTIANAK.CI.ID, SINTANG - Camat Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat Siti Musrikah menceritakan kronologis lengkap perihal pasien positif Covid-19 yang diduga kabur dari RSUD rujukan Ade M Joen Sintang.
Satu pasien positif Covid-19 memang dilaporkan diduga sempat kabur lalu pulang ke rumahnya.
Peristiwa itu terjadi setelah beberapa jam pasien tersebut menjalani isolasi ketat di ruang isolasi mandiri RSUD rujukan Ade M Joen Sintang.
Pasien tersebut sendiri berusia 30 tahun.
• Sehari Diisolasi, Pasien Positif Covid-19 Kabur dari RSUD Ade M Djoen Sintang
Ia pulang berjalan kaki dari rumah sakit ke rumahnya di Kecamatan Sintang, pada Kamis (30/4/2020) sekira pukul 03.30 WIB.
Awalnya, pasien positif corona tersebut dievakuasi dari rumahnya pada Rabu malam setelah Bupati Sintang, Jarot Winarno mengumumkan dua orang terkonfirmsi positif.
Semula, pasien konfirmasi positif dengan kode registrasi 02 tersebut menjalani isolasi mandiri di rumahnya dengan pengawasan ketat tim gugus Covid.
Setelah hasil swabnya keluar, yang bersangkutan langsung dievakuasi ke rumah sakit.
Namun, hanya beberapa jam diisolasi, pasien tersebut pulang ke rumahnya.
"(Pasien pulang) karena fasilitas di RIM (ruang isolasi mandiri) belum lengkap. Namun kita juga harus maklum karena kemarin semua serba dadakan dan direktur rumah sakit sudah mengerahkan stafnya untuk memfungsikan ruang rawat nginap baru yang berada di depan rusunawa," ungkap Camat Sintang, Siti Musrikah kepada Tribun Pontianak.
• UPDATE Vaksin Covid-19 - BioNTech Uji Coba ke Manusia di Jerman | China Perkirakan Siap September
Saat wawancara dengan Camat Sintang, pasien konfirmasi positif tersebut masih berada di rumahnya.
Oleh tim gugus tugas, sedang berupaya membujuk yang bersangkutan untuk kembali ke rumah sakit.
"Masih berada di rumahnya sekarang. Siap, dan Alhamdulillah, beliau akan kembali ke ruang isolasi mandiri setelah ruangannya dipasang televisi".
"Kemarin dadakan semua, maka belum sempat pihak rumah sakit pasangkan (TV) di ruang isolasi mandirinya," ujar Siti Musrikah.
Siti memastikan pasien tersebut bersedia diisolasi kembali di rumah sakit.
"Saya tunggu info direktur rumkit. Jika sudah siap tim medis yang jemput dan antar ke rumah sakit kembali," jelasnya.
Pegiat Sintang kolektif klub+, Ireng Maulana mengamati, kejadian pulangnya pasien positif corona dari rumah sakit bukan hanya sekadar melarikan diri.
Menurutnya, lebih dari itu harus dilihat alasan kenapa yang bersangkutan terpaksa pulang ke rumah.
"Kita harus melihat bukan hanya dar kaburnya, tapi dari tanggungjawab siapa yang melekat bahwa tidak ada lagi pasien yang terpaksa kabur".
"Yang harus dlihat kenapa die terpaksa kabur dari sana. Kita bisa kritis, misalkan apakah pelayanan untuk orang yang disolasi di rumah isolasi itu sudah memanusiakan manusia yang kena covid 19," kata Ireng Maulana.
Menurut Ireng, selama ini yang diketahuinya untuk urusan kesehatan layananannya setengah hati. Padahal pasien positif corona bukan hanua bicara soal virusnya, tapi juga psikologinya.
"Apakah kita juga bisa tahan kalau disuruh isolasi tapi tidak ditangani dengan baik?. Ini bukan hanya soal sakitnya, tapi juga soal psikologis dan komitmen untuk memanusiakan manusia. Stigmanyea terlalu mengerikan," tegasnya.
Menurut Ireng, Pemda harus berani memberikan detail kepada publik tentang rumah isolasi mandiri yang dikelola mereka misalkan terkait daya tampung, sumber saya manusia yang ditempatkan termasuk jumlah dan keahlian.
Termasuk juga terkait SOP dan managemen yg dilakukan selama masa penyembuhan mereka yang diisolasi.
"Dengan memberikan informasi ini maka publik secara luas, pihak keluarga, dan pasien sendiri merasa yakin bahwa mereka akan ditangani dengan baik dengan semua tanggungjawab yang melekat dari disediakannya rumah isolasi tersebut," sarannya.
Selain itu, Ireng juga menekankan bahwa yang paling urgen untuk Situasi Sintang saat ini publik dapat menahan diri untuk tidak menyebarluaskan informasi terkait kasus Covid-19 di Sintang hingga adanya informasi resmi dari gugus tugas daerah.
Selama ini Ireng melihat, jika framing stigma dan disinformasi tentang Covid-19 di Sintang terlalu berlebihan.
"Orang-orang biasa yang tidak punya otoritas untuk menyampaikan perkembangan dan situasi Covid-19 sebaiknya tidak memoles informasi yang bukan menjadi pengetahuaannya. Publik harus dapat membantu Pemda Sintang dengan memutus rantai penyebaran berita covid-19 yang tidak benar karena itu hanya akan menambah kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu," harap Ireng.
Bupati Sintang, Jarot Winarno memastikan pasien konfirmasi positif sore ini akan kembali ke ruang isolasi mandiri di rumah sakit.
"Nanti sore masuk. Dukungan dari pihak masyarakat sama keluargaa sangat besar. kita pahami bahwa pasien corona ini dia sendirian dalam ruang isolasi, jadi pada usia labil perlu pendampingan dari psikolog. Sore nanti masuk, keluarga menjamin, masyarakat juga," ujar Jarot