Wabah Virus Corona
Bukti Keampuhan Remdesivir Obati Corona, Fauci: Data Tunjukan Efek Positif Kurangi Waktu Pemulihan
Pimpinan Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Dr Anthony Fauci memberikan pertanyaan tetang Remdesivir, sebagai obat virus
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, WASHINGTON DC - Pimpinan Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Dr Anthony Fauci memberikan pertanyaan tetang Remdesivir, sebagai obat virus corona.
Pernyataan Fauci disampaikan di Gedung Putih setelah perusahaan pembuat obat tersebut, Gilead Sciences mengungkapkan bukti obat tersebut mampu menghentikan virus corona.
"Data menunjukkan bahwa remdesivir memiliki efek positif yang jelas dan signifikan dalam mengurangi waktu untuk pemulihan," terang Fauci dikutip Kompas.com dilansir oleh media Perancis, AFP.
• NGERI, Tumpukan Puluhan Mayat Ditemukan di Truk Tanpa Pendingin di Amerika Serikat
• UPDATE Vaksin Covid-19 - BioNTech Uji Coba ke Manusia di Jerman | China Perkirakan Siap September
Dia juga menambahkan kalau remdesivir bisa menghalangi virus corona.
Seorang ilmuwan terkemuka AS yang mengawasi uji coba klinis besar-besaran terhadap anti-Virus yang sangat dinanti-nantikan itu, pada Rabu (29/4/2020) menyebut remdesivir terbukti mampu menghalangi atau memblokir virus corona.
Sementara itu, NIAID diharapkan bisa merilis ringkasan hasil yang detil.
Hal ini merupakan pengobatan pertama yang terbukti meningkatkan hasil melawan virus corona yang menyebabkan Covid-19 dan telah merenggut nyawa lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia.
Sementara itu, ada beberapa berita beragam tentang antivirus intravena dalam beberapa pekan terakhir.
Ringkasan hasil yang diunggah di situs web Badan Kesehatan Dunia pekan lalu menunjukkan kegagalan dalam uji coba China yang lebih kecil.
The Lancet pada Rabu (29/4/2020) telah menerbitkan makalah resmi yang menggambarkan eksperimen tersebut.
Diceritakan bahwa dalam eksperimen itu terdapat 237 pasien di Wuhan, China, di mana dokter tidak menemukan dampak positif dari pemberian obat dibandingkan dengan kelompok kontrol orang dewasa kecuali untuk pasien yang membutuhkan ventilator.
Namun, uji coba di China itu dihentikan lebih awal karena tidak dapat merekrut cukup orang yang memenuhi tujuan awal mereka.
Selain itu, para ahli juga mempertimbangkan terlalu kecil untuk menarik kesimpulan yang dapat diandalkan.
Fauci bahkan mengatakan uji coba itu, "Bukan studi yang memadai."
Namun, uji coba yang dipimpin AS yang dimulai akhir Februari sejauh ini merupakan yang terbesar untuk menyelidiki remdesivir dan secara teknis paling kuat.