Ramadhan 2020
Tips Puasa Ibu Hamil agar Sehat dan Bugar saat Ramadhan
Namun, ibu hamil dan menyusui yang berada dalam kondisi sehat dan memiliki persediaan energi serta nutrisi yang cukup dapat menjalankan puasa.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Umat muslim diwajibkan untuk menjalankan puasa selama bulan Ramadhan berlangsung.
Meski demikian, berpuasa di bulan Ramadhan memang tidak diwajibkan bagi wanita hamil dan menyusui.
Mereka dapat mengganti puasa di lain waktu atau membayar fidyah.
Secara umum, semua ibu hamil yang memiliki komplikasi selama kehamilan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, infeksi ginjal, atau pun masalah jantung harus berhenti menjalankan puasa.
Namun, ibu hamil dan menyusui yang berada dalam kondisi sehat dan memiliki persediaan energi serta nutrisi yang cukup dapat menjalankan puasa.
• Tips Puasa Ramadhan agar Lansia Tetap Bugar dan Sehat di Tengah Pandemi Covid-19
• Cara Buat Pizza Mini Teflon untuk Sajian Buka Puasa Ramadhan, Coba Resep Pizza Mini Teflon Ini
• Resep Kolak Biji Salak Enak, Kenyal dan Manis untuk Kudapan Buka Puasa Ramadhan
Selain itu, juga perlu diperhatikan usia kehamilan dan durasi berpuasa.
Untuk melihat kesehatan dan usia kehamilan yang dapat menjalankan puasa, penting untuk mengonsultasikannya ke dokter terlebih dahulu.
Secara umum, wanita hamil dengan usia kandungan trimester pertama dan ketiga tidak dianjurkan untuk menjalani puasa.
Melansir Khaleej Times, Spesialis Obstetrik dan Ginekologi di iCare Clinics Dubai Dr Rashi Gupta menyebutkan sejumlah tips yang dapat diikuti bagi para ibu hamil yang menjalankan puasa:
1. Meminum banyak air
Jagalah tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik saat puasa.
Oleh karena itu, minumlah banyak air saat sahur dan buka puasa. Setidaknya seorang ibu hamil harus memenuhi kebutuhan hariannya.
Adapun konsumsi air ini sebaiknya dicicil beberapa kali dari buka puasa hingga sahur.
Tetapi, jika tidak bisa minum air putih dalam jumlah banyak, minumlah dengan susu coklat, air kacang hijau, air jeruk, atau sirop.
"Yang penting adalah banyak cairan masuk ke tubuh. Janin juga memerlukan cairan untuk air ketuban dan pertumbuhannya" jelas Ahli kebinanan RS Cipto Mangunkusumo Dr dr Ichramsjah A Rachman sebagaimana dikutip Harian Kompas (17/11/2002).