Kematian Akibat Virus Corona Naik 50 Persen, Donald Trump Masih Ragukan Data yang Diperbaiki China

data kematian akibat virus corona di china, sudah direvisi otoritas setempat. namun hal itu ternyata tidak................

Editor: Nasaruddin
AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ALEX WONG
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan kepada media setelah pertemuan dengan anggota Senat dari Partai Republik di Washington pada 9 Januari 2019. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih meragukan data kematian akibat virus corona atau Covid-19 yang disampaikan pemerintah China.

Trump tetap tak percaya meski China sudah melakukan revisi atau perbaikan data jumlah korban meninggal dunia terkait virus corona Covid-19 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Donald Trump mengatakan, angka kematian di China jauh lebih tinggi daripada yang dipublikasikan.

"China baru saja mengumumkan dua kali lipat jumlah kasus kematian akibat musuh yang tak terlihat virus corona. Jumlah itu jauh lebih tinggi lagi daripada jumlah Amerika Serikat, bahkan tidak mendekati," kata Trump, seperti dikutip dari AFP Sabtu (18/4/2020)

Diketahui, pada Jumat kemarin, otoritas Wuhan mengumumkan telah menambahkan data kematian sebanyak 1.290 kasus kematian ke data resmi mereka. Kini total kematian di Wuhan mencapai 3.869 kasus.

Kim Jong Un Ngotot Negaranya Bebas Virus Corona, Korea Utara Kepergok Lembur Bangun Rumah Sakit Baru

Selain itu, otoritas setempat juga menambahkan 325 kasus positif, sehingga jumlah kasus positif sebanyak 50.333 kasus.

Otoritas Wuhan mengakui, telah terjadi kesalahan dalam penghitungan jumlah kematian dan kasus baru terinfeksi virus corona.

Sebelumnya, China menepis tudingan telah menutup-nutupi kasus.

China menegaskan, laporan yang mereka buat adalah akurat dan transparan.

"Bagaimana kita tahu jika (laporan) itu akurat? Angka mereka kelihatan tidak jelas di satu sisi," ujar Trump dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu.

Trump melanjutkan, meski meragukan data virus corona China, dia bersikeras hubungannya dengan Beijing maupun Presiden Xi Jinping tetaplah baik.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu menyatakan skeptis tentang jumlah kematian yang sebelumnya dinyatakan sekira 3.000 orang.

"Apakah Anda benar-benar percaya pada data di negara luas yang disebut China itu. Mereka memiliki sejumlah kasus dan sejumlah kematian tertentu, apakah ada yang benar-benar percaya akan hal itu," kata Trump.

Ini yang Terjadi Saat Tubuh Terinfeksi Virus Corona Covid-19: Ada Pertarungan Seperti Lomba Sprint

Beberapa ahli percaya angka kematian di banyak negara tidak menunjukkan jumlah yang sesungguhnya karena beberapa orang meninggal akibat Covid-19 tanpa sempat menjalani pengujian atau pergi ke rumah sakit.

Akibatnya mereka tidak termasuk dalam penghitungan resmi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved