Di Tengah Wabah Corona, Belanja Pemerintah Pusat justru Naik hingga Maret 2020

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Pusat kini terus berjibaku menghadapi virus corona atau covid-19.

Namun, di tengah wabah tersebut belanja pemerintah pusat justru mengalami pertumbuhan atau kenaikan mencapai 6,6 persen.

Untuk apa saja?

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memang mencatat realisasi total belanja pemerintah pusat pada periode bulan Januari-Maret 2020 adalah sebesar Rp 277,9 triliun.

Angka itu setara dengan 16,5% dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yaitu sebesar Rp 1.683,5 triliun.

• KETAR-KETIR, Sejumlah Taipan Lepas Saham di Bank Kecil

Jumlah ini sendiri tumbuh 6,6% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 260,7 triliun.

Belanja pemerintah pusat ini ditunjang oleh belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan belanja non-K//L.

Untuk realisasi belanja K/L pada periode ini mencatat pertumbuhan yang cukup tajam, yaitu Rp 143 triliun atau 11% dari realisasi tahun sebelumnya senilai Rp 128,8 triliun.

"Pertumbuhan ini didorong oleh belanja pegawai yang mengalami kenaikan 8%. Ini dikarenakan, pada awal tahun terjadi pembayaran tunjangan kinerja untuk beberapa K/L," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di dalam telekonferensi daring dilansir Kontan.co.id, Jumat (17/4/2020).

Belanja pegawai sampai dengan Maret 2020 tercatat sebesar Rp 48,6 triliun atau 18,6% dari pagu APBN 2020 sebesar Rp 261,2 triliun.

Di sisi lain, belanja barang tercatat sebesar Rp 35,2 triliun atau 10,5% dari pagu APBN 2020 sebesar Rp 335,9 triliun.

Jumlah ini mengalami kontraksi 6,6% dari realisasi di tahun sebelumnya sebesar Rp 37,7 triliun.

Untuk belanja modal pada periode ini tercatat sebesar 12 triliun atau 5,7% dari pagu APBN 2020 senilai Rp 209,5 triliun.

• DPR Soroti 4 Bank Berstatus Bank Dalam Pengawasan Intensif, Ada Apa

"Belanja modal meskipun Rp 12 triliun itu naik 32% dari tahun lalu. Pasalnya, tahun ini memang direncanakan belanja modal yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 189,3 triliun. Jadi dari sisi basisnya memang sudah meningkat," papar Sri.

Namun demikian, Sri mengatakan nantinya belanja modal diperkirakan akan mengalami perlambatan.