Corona Masuk Indonesia
Optimisme Anies Baswedan di tengah Situasi Indonesia yang Sulit Karena Wabah Virus Corona Covid-19
"Kalau tidak berani, tidak tangguh, tidak datang ke Jakarta, memilih tantangan yang kecil," lanjutnya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta mengatakan Indonesia sedang menghadapi situasi yang tak mudah karena penyebaran virus corona.
Anies menyebut bangsa Indonesia pasti bisa melewati kesulitan yang terjadi.
Menurutnya, warga dari berbagai daerah di Indonesia yang berani datang ke Jakarta adalah orang yang tangguh.
"Kalau tidak berani, tidak tangguh, tidak datang ke Jakarta, memilih tantangan yang kecil," lanjutnya.
Sehingga, Anies yakin jika masyarakat Indonesia akan melewati kesulitan karena virus corona ini dengan baik.
"Saya percaya bahwa kita semua memiliki keyakinan, di balik hal yang berat ini bangsa kita punya tradisi menghadapi kesulitan dan berhasil melampaui dengan baik," imbuhnya.
• KISAH, Nur Anisa Mahasiswi yang Terpanggil Menjadi Relawan Penanganan Covid-19 di Kalbar
Anies mengaku, dirinya bisa merasakan situasi warga DKI Jakarta yang tak bisa bekerja di tengah pandemi virus corona.
"Dalam situasi seperti ini yang awalnya punya pekerjaan jadi kehilangan pekerjaan, jadi rentan miskin."
"Apa yang dirasakan oleh teman-teman di rumah, ini sangat berat, situasi di sosial dan ekonomi terasa sekali," ungkap dia.

Namun, Anies Baswedan menyebut, program bantuan sosial yang disalurkan tak akan menjangkau semua warga di DKI Jakarta.
"Perlu waktu, karena ini dilakukan dalam tempo yang singkat kemudian menggunakan data yang ada dulu," jelasnya.
Pelaksanaan program bantuan sosial ini akan dievaluasi apakah akan ditambah jumlah penerimanya atau butuh perbaikan.
"Begitu sampai di lapangan, maka RW akan memeriksa data awal, dicek dengan kondisi di lapangan, siapa yang harus ditambahkan siapa yang harus dikoreksi," ucap dia.
Sehingga, penyaluran bantuan untuk warga terdampak corona akan diberikan setiap minggu, agar mudah dilakukan evaluasi.
"Ini akan diberikan dalam bentuk paket mingguan. Karena paket mingguan, maka mudah sekali kita lakukan koreksi," terang Anies Baswedan.
Ia menyebut, saat ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada dua pilihan saat menghadapi virus corona.
Yakni melaksanakan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan disiplin atau melaksanakannya dengan longgar.
"Pilihan kita adalah lakukan ini dengan disiplin supaya cepat selesai atau kita longgar, lebih rileks, tapi akan perlu waktu lama."
"Contohnya ada, lihat Vietnam, lihat Selandia Baru, mereka lakukan amat disiplin, amat ketat, tapi sekarang, mereka bisa mulai mengatakan kami mulai terbebas," ungkap Anies Baswedan.
"Atau kita pilih dibuat longgar, dengan cara longgar, memang sebagian tetap bekerja, sebagian tetap beraktivitas, tetapi dampaknya menjadi lebih panjang," lanjutnya.

Anies berharap agar penderitaan karena pandemi virus corona tak akan berlangsung lama.
Sehingga, pemerintah dan masyarakat harus disiplin agar bisa bangkit kembali.
"Kami merasa penderitaan yang harus dialami kita semua jangan diperpanjang, kita disiplinkan, kita tuntaskan cepat. Setelah itu kita bangkit kembali," imbuhnya.
Mengenai para pedagang yang mengeluh setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, Anies mengaku akan memprioritaskan nyawa dari warganya.
Pemprov DKI Jakarta sebenarnya berpihak pada pekerja informal yang terdampak dari kebijakan PSBB ini.
Pihaknya ingin memfasilitasi para pedagang kaki lima dan pekerja informal lainnya untuk berkembang.
"Saudara-saudara kita terutama yang tadi bergerak di bidang informal merasakan sekali dampaknya."
"Kami dari awal di Pemprov DKI justru berpihaknya pada mereka yang lemah, mereka yang dipinggirkan atau mereka yang terpinggirkan," ujarnya.
"Kita memberi kesempatan bagi (pedagang) kaki lima karena kita justru ingin memfasilitasi mereka untuk punya kesempatan tumbuh berkembang di kota ini."
"Kita ingin kita ini setara untuk semua, jadi kita dari awal justru ingin sektor mikro, kecil, informal, punya kesempatan berkembang," jelas dia.
Namun, Anies juga harus memikirkan nasib dari masyarakat agar tak terjangkit virus corona.
"Di sisi lain, kalau kegiatan perekonomian atau interaksi warganya di bidang ekonomi, sosial, budaya tetap berjalan terus seperti biasa, maka kita memiliki potensi untuk mengikuti rute-rute yang dialaami negara lain yang hari ini angka mortalitasnya tinggi."
"Kami merasa menyelamatkan nyawa, menyelamatkan saudara sebangsa adalah prioritas yang pertama," terang Anies Baswedan.
Pemprov DKI Jakarta akhirnya harus memutuskan untuk menyelamatkan masyarakat, dengan anjuran tetap berada di rumah.
Menurutnya, pekerjaan dari para pedagang yang terdampak situasi corona ini bisa dikembalikan lagi.
"Kehilangan pekerjaan memang amat berat, tapi kehilangan nyawa tidak tahu bagaimana mengembalikannya."
"Kalau kehilangan pekerjaan, kita cari jalannya untuk bisa dikembalikan pekerjaan itu."
"Tapi kalau kehilangan nyawa, saya rasa belum ada yang punya rumusnya untuk mengembalikan itu," jelas Anies Baswedan. (Tribunnews.com/Nuryanti)