KABAR Buruk, 500 Ribu Lebih Akun Pengguna Aplikasi 'Meeting Online' Zoom Dicuri & Dijual di Dark Web
jika akun e-mail berikut kata sandi pengguna sudah bocor di internet, maka sang peretas bisa memanfaatkannya kembali untuk membobol akun lain
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pembatasan aktivitas sosial di tengah merebaknya pandemi virus Corona Covidd-19 membuat berbagai aktivitas mesti dilakukan dengan cara berbeda.
Agar tetap bisa terhubung, banyak orang memanfaatkan teknologi online seperti video teleconference dan sejenisnya.
Beberapa aplikasi yang menyediakan layanan video telekonferensi pun lantas 'naik daun', dan ramai digunakan.
Zoom, adalah satu di antara aplikasi video telekonferensi yang naik daun itu.
Namun, platform video conference Zoom itu kembali tersandung masalah.
• HATI-hati, Aplikasi Kartu Prakerja Palsu Bertaburan di Google Play Store | Bisa Sedot Data Pribadi?
Kali ini, dikabarkan lebih dari 500.000 akun Zoom dilaporkan bocor dan dijual di pasar gelap dunia maya, atau biasa disebut dengan dark web.
Hal ini diketahui berdasarkan temuan terbaru dari firma keamanan siber Cyble.
Dalam laporannya, Cyble mengatakan bahwa ratusan ribu akun Zoom hasil curian ini dijual di forum peretas di dark web dengan harga sekitar 0,0020 dolar AS (Rp 31) untuk masing-masing akun.
Bahkan, ada yang menawarkan sebagian akun tersebut secara cuma-cuma demi mendulang popularitas di forum tersebut.
Dark web sendiri adalah bagian internet yang tidak terindeks search engine dan mesti diakses dengan browser khusus.
• 6 Aplikasi Meeting Online Alternatif Jika Takut Rapat Online Tak Aman Pakai Zoom, Ada Bisa 100 Orang
Cyble melanjutkan, ratusan ribu akun Zoom yang telah terekspos ini diduga dibobol menggunakan teknik credential stuffing dengan memanfaatkan alat peretas pihak ketiga yang masih belum diketahui.
Credential stuffing adalah metode pembobolan akun mengandalkan informasi atau data sensitif yang sebelumnya sudah terekspos.
Artinya, jika akun e-mail berikut kata sandi (password) pengguna sudah bocor di internet, maka sang peretas bisa memanfaatkannya kembali untuk membobol akun dengan password serupa yang terdaftar di platform lain, dalam hal ini Zoom.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti credential stuffing, ada baiknya pengguna internet memakai kata sandi yang berbeda di setiap platform atau layanan yang digunakan.
Gaet firma intelijen