Ungkap Perkembangan Penyidikan Kasus Dugaan Pencemaran Nama Jeruk Sambas, Prayitno Beberkan Hal Ini
Sampai sekarang sudah tujuh saksi yang kita periksa. Kedepan pasti, kita selesaikan saksi-saksi yang domisili Sambas dulu,
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kasat Reskrim Polres Sambas AKP Prayitno mengungkapkan perkembangan penyidikan kasus dugaan pencemaran nama Jeruk Sambas, yang dilakukan oleh akun media sosial Facebook beberapa waktu lalu.
Di sampaikan oleh AKP Prayitno, saat ini mereka sudah memeriksa sedikitnya 7 saksi dari kasus tersebut.
"Masih pemeriksaan saksi-saksi, seperti pihak petani, orang yang mengetahui postingan dan berkomentar, serta pihak Dinas Pertanian," ujar Prayitno, Selasa (14/4/2020).
"Sampai sekarang sudah tujuh saksi yang kita periksa. Kedepan pasti, kita selesaikan saksi-saksi yang domisili Sambas dulu," tambah Prayitno.
• Hampir Semua Tenaga Medis Terlibat Tangani PDP Covid-19, RSUD Abdul Aziz Beri Perlindungan Ini
Lebih lanjut kata Kasat, mereka juga masih terus menerus mendalami postingan tersebut.
Ia ungkapkan, mereka akan melaksanakan koordinasi dengan Direktorat Cyber Polda Kalbar untuk melaksanakan hal itu.
"Dan admin belum diketahui namanya, kedepan koordinasi dengan Cyber dan riksa pihak akun Facebook itu. Baru nanti akan diketaui ident pengupload," kata Prayitno.
Namun demikian, di tegaskan oleh Kasat, itu adalah status asli bukan di upload oleh akun robot ataupun lainnya.
"Untuk sementara status itu asli, tapi nanti secara pasti ahli ITE yang bisa menjelaskan," tutup Prayitno.
Merugikan Petani
Sekretaris Komisi 2 DPRD Kabupaten Sambas, Erwin Johana mengatakan postingan akun Facebook tertentu beberapa waktu lalu, memang sudah sangat merugikan petani jeruk Sambas.
"Postingan tersebut membuat harga jeruk Sambas anjlok, apalagi sebentar lagi kita memasuki musim panen," ujar Erwin Johana.
"Kita kasian dengan Petani, apalagi jeruk yang dijual di Pontianak hampir sebagian besar berasal dari Kabupaten Sambas," tuturnya.
Lebih lagi kata Erwin, saat ini kondisi perekonomian di memang sedang tidak baik, dan di tambah lagi dengan terjadinya wabah Covid-19.
Lalu di perparah dengan postingan akun media sosial Facebook yang sangat provokatif kata Erwin.
"Apalagi sekarang perekonomian sedang susah ditambahkan dengan postingan akun Facebook tersebut sehingga semakin menyulitkan masyarakat terutama petani jeruk," ungkapnya.
Akibat dari postingan tersebut kata Erwin tentu sangat meresahkan konsumen jeruk Sambas.
Hal ini lantaran sekarang jeruk Sambas cukup dimintai karena mengandung vitamin C yang bisa menambah kekebalan tubuh.
• Hampir Semua Tenaga Medis Terlibat Tangani PDP Covid-19, RSUD Abdul Aziz Beri Perlindungan Ini
"Ditengah wabah covid-19 ini, masyarakat lebih suka mengkomunikasi buah-buahan yang berkhasiat menambah kekebalan tubuh yakni buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, salah satunya adalah buah jeruk," tutup Erwin Johana.
Jeruk Bantu Ekonomi Warga
Satu di antara petani jeruk di Kabupaten Sambas, Sahnian mengatakan dirinya dan keluarga telah bertahan kurang lebih 15 tahun sebagai petani jeruk.
Ia merasa dengan bertani jeruk, itu bisa membantu perekonomian masyarakat dan termasuk keluarganya.
"Saya sudah kurang lebih 15 tahun, bersama orang tua menanam jeruk Sambas, pada masa jayanya dahulu hasil dari tanaman ini membuat ekonomi kita sangat terbantu," ujarnya, Selasa (14/4/2020).
Namun demikian, ia katakan situasi saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya berbeda.
Sekarang, ia ungkapkan sudah seperti bumi dan langit.
Dimana komoditas jeruk tidak lagi bisa diandalkan sebagai pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhan pokok Keluarganya.
"Kondisinya sekarang sangat berbeda, harga jeruk turun dan tidak bisa diandalkan lagi," ungkapnya.
• Petani Jeruk Sambas Didampingi Dewan, Laporkan Akun Facebook Terkenal di Kalbar ke Polisi
Ia pun mengaku menanam jeruk karena dari pada membiarkan lahan terlantar.
"Kami menanam jeruk karena daripada membiarkan lahan menganggur," tuturnya.
Lepas dari penyakit virus cppd, tanaman jeruk milik Sahnian saat ini justru diterpa hama lalat. Ia ungkapkan, itu mengakibatkan dirinya gagal panen.
"Hama lalat menghantam jeruk. Ini membuat buah gugur dan tidak bisa dipanen, hingga kulitnya seperti berlubang, itu yang mungkin dikira disuntik," tutupnya.
Ia juga mengungkapkan, jika saat ini dari 100 batang pohon jeruk miliknya, Sahnian hanya bisa memanen jeruk sebanyak 400 Kg.
Dan dari hasil tersebut setelah dibagi sesuai grade atau tingkatan kualitas buah A, B dan C, Sahnian bisa mengantongi Rp 4 juta untuk setiap kali panen, setelah dipotong ongkos pupuk dan upah.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: