Wabah Virus Corona
Alat Tes Covid-19 di Bawah 5 Menit Kemungkinan Tak Akurat, Ini Pengakuan Perusahaan di China
Alat jenis tersebut diperingatkan produsen tersebut memiliki keakuratan yang kemungkinan di bawah kit konvensional.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, HONG KONG - Sebuah pengakuan dari Perusahaan Farmasi dan Diagnostik asal China tentang alat tes virus corona atau covid-19 di bawah 5 menit.
Alat jenis tersebut diperingatkan produsen tersebut memiliki keakuratan yang kemungkinan di bawah kit konvensional.
Apalagi, kit konvensional biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengetahui hasilnya.
"Pengujian cepat semacam itu tidak seakurat tes asam nukleat tradisional yang membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menghasilkan hasilnya," kata CEO Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co, Wu Yifang dikutip dari Kontan.co.id, pada Jumat (3/4/3030), dilansir South China Morning Post.
• 1153 Orang Berstatus ODP di Kabupaten Sanggau, 1 Orang Positif Covid-19 dan 3 Orang PDP
Produsen obat ini juga memang memiliki teknologi pengujian cepat, tapi Wu bilang, pihaknya sedang berupaya membuat hasilnya lebih akurat.
Abbott Laboratories meluncurkan tes coronavirus pada 28 Maret lalu.
Alat tersebut diklaim dapat mengkonfirmasi apakah seseorang terinfeksi corona hanya dalam lima menit.
Sementara, Shenzhen Bioeasy Biotechnology telah memasok versi kit pengujian cepatnya ke Uni Eropa.
Bahkan, pengiriman itu sebelum mendapatkan persetujuan regulator di China untuk penggunaan domestik.
Kit diagnostik yang lebih cepat dan mudah digunakan tampaknya menghemat waktu dan sumber daya bagi negara-negara yang berada di bawah tekanan untuk memperluas upaya pengujian mereka.
• Cegah Virus Corona, Gabungan OKP Mempawah Kompak Lakukan Penyemprotan Disinfektan
Di sisi lain upaya meredam penyebaran virus corona juga terus dilakukan berbagai negara.
Thailand misalnya akan memberlakukan jam malam mulai Jumat untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona.
Jam malam yang diberlakukan mulai jam 10 malam hingga 4 pagi ini adalah langkah terbaru pemerintah untuk membatasi pertemuan dan membuat sebanyak mungkin orang tinggal di rumahnya masing-masing.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha bilang pengecualian akan diberikan pada orang-orang yang mengangkut persediaan medis dan pekerja kesehatan yang bepergian ke dan dari tempat kerja.
"Kami memprioritaskan kesehatan daripada kebebasan," kata Prayuth.