Wabah Virus Corona

PENELITIAN Baru Soroti Mekanisme Infeksi Corona, Pakar Ungkap Alasan Covid-19 Lebih Kuat dari SARS

Peta virus sekarang akan digunakan oleh para ilmuwan untuk mencari obat-obatan potensial yang dapat menetralisir virus sebelum replikasi meningkat

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
AFP
Ilustrasi virus corona Covid-19 - Penelitian Baru Soroti Mekanisme Infeksi Corona, Pakar Ungkap Alasan Covid-19 Lebih Kuat dari SARS 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 terus meluas. 

Jumlah pasien kasus corona di dunia, hingga Selasa (31/3/2020) pukul 11.29 WIB mencapai 785.797 kasus. Angka ini bertambah 61.232 kasus sejak Senin sore pukul 15.31 WIB.

Kemarin sore, kasus yang terkonfirmasi berada di angka 724.565. Dari 785.797 orang yang positif terinfeksi Covid-19, 37.818 di antaranya meninggal dunia dan 165.659 telah dinyatakan sembuh.

Terdapat 200 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan Covid-19.

Selain itu, pandemi juga menyebar di dua transportasi angkut Internasional, yakni Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar MS Zaandam Holland America.

Para peneliti hingga saat ini masih berlomba-lomba untuk menemukan vaksin dan obat yang dapat mengatasi virus corona jenis baru ini.

Baru-baru ini, pada sebuah penelitian baru telah menjelaskan mekanisme biologis penting yang mungkin telah membantu virus corona atau coronavirus untuk menginfeksi manusia dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Analisis terperinci dari struktur virus menunjukkan bahwa sepertii "paku" yang digunakannya untuk membuat infeksi menempel pada sel manusia sekitar empat kali lebih kuat daripada pada virus Sars coronavirus terkait, yang menewaskan ratusan orang dalam epidemi 2002.

Temuan ini menunjukkan bahwa partikel virus corona yang terhirup melalui hidung atau mulut memiliki peluang tinggi untuk menempel pada sel-sel di saluran pernapasan bagian atas, yang berarti bahwa relatif sedikit yang diperlukan untuk infeksi untuk mendapatkan pijakan.

Dilansir dari The Guardian, para ilmuwan di University of Minnesota menggunakan kristalografi sinar-X untuk membuat peta 3D skala atom dari protein lonjakan virus dan mitranya pada sel manusia, yang dikenal sebagai reseptor ACE-2.

Ketika virus bertemu sel manusia, protein lonjakan pada permukaannya menempel pada reseptor ACE-2, jika sel memilikinya, dan memungkinkan virus untuk mendapatkan akses dan mereplikasi.

Virus Corona Juga Menular Meski Tanpa Gejala, Berikut Hal yang Harus Kamu Ketahui

"Struktur 3D menunjukkan bahwa dibandingkan dengan virus yang menyebabkan wabah Sars 2002-2003, coronavirus baru telah mengembangkan strategi baru untuk mengikat reseptor manusianya, sehingga mengikat lebih ketat," kata Dr Fang Li, yang memimpin tim AS.

"Pengikatan ketat pada reseptor manusia dapat membantu virus menginfeksi sel manusia dan menyebar di antara manusia."ujarnya

Peta virus sekarang akan digunakan oleh para ilmuwan untuk mencari obat-obatan potensial yang dapat menetralisir virus sebelum replikasi meningkat dan infeksi telah terjadi.

“Jika obat antibodi baru dapat mengikat ke situs-situs pada virus lebih kuat dan sering daripada reseptor, itu akan memblokir virus dari sel, menjadikannya pengobatan yang berpotensi efektif untuk infeksi virus,” kata Li.

Situs yang sama dapat digunakan untuk membentuk vaksin untuk mencegah infeksi di masa depan, tambahnya.

Menulis di jurnal Nature, para peneliti menggambarkan bagaimana mereka melanjutkan untuk membandingkan struktur pandemi coronavirus dengan strain terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.

Mereka menemukan bahwa kedua strain hewan dapat berikatan dengan reseptor ACE-2 manusia yang sama, mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa virus corona manusia berasal dari kelelawar baik secara langsung, atau melalui trenggiling yang mereka sendiri terinfeksi oleh kelelawar.

BREAKING NEWS - Pasien Corona Meninggal Dunia, Edi Kamtono Minta Warga Kota Pontianak Jangan Panik

Sebelum menginfeksi manusia, strain hewan mengambil mutasi kunci yang memungkinkan virus menyebar lebih mudah pada manusia.

“Kita tahu bahwa coronavirus yang menyebabkan Covid-19, Sars-CoV-2, berperilaku sangat berbeda dengan Sars relatifnya,” kata Jonathan Ball, seorang profesor virologi di Universitas Nottingham, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

“Secara khusus, Sars-Cov-2 secara efisien menginfeksi tenggorokan dan hidung, menyebabkan gejala-gejala seperti pilek, sedangkan Sars hampir selalu direplikasi di paru-paru,"ujarnya

“Penelitian ini memberikan alasan yang menarik untuk perbedaan ini: protein lonjakan permukaan Sars-CoV-2 mampu mengikat lebih efisien ke protein permukaan sel, yang disebut ACE-2, yang bertindak sebagai pintu masuk bagi virus-virus ini untuk masuk ke dalam sel.

Pengikatan yang lebih baik ini memungkinkan virus untuk menginfeksi hidung dan tenggorokan dengan lebih efisien, di mana kadar ACE-2 dianggap lebih rendah. 

"Studi ini hanya menggunakan fragmen dari virus lonjakan dan host protein ACE-2, dan ini masih hanya teori," tambahnya.

"Implikasi yang tepat akan membutuhkan validasi melalui eksperimen lebih lanjut."

Cara virus Corona Menginfeksi

Melansir The New York Times (12/3/2020) via Kompas.com berikut ini sejumlah informasi yang berhasil dipelajari oleh para ahli kesehatan dan peneliti tentang virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Seperti diketahui bersama, virus ini  menyebar melalui droples atau cairan yang berasal dari tubuh seseorang melalui batuk atau bersin.

Cairan yang di dalamnya terkandung virus itu kemudian terlempar ke udara dan bisa langsung masuk ke tubuh orang lain apabila tengah dalam posisi berdekatan.

Jika tidak, virus akan menempel di benda-benda sekitar yang pernah dilalui oleh penderita, yang kita tidak pernah tahu siapa saja kah mereka.

Dari sana, tangan orang yang masih sehat bisa saja menyentuh benda-benda tersebut dan tidak sadar memasukkan virus itu ke dalam tubuh melalui sentuhan yang dibuatnya sendiri kepada mulut, hidung, dan matanya.

Partikel virus ini kemudian bergerak dengan cepat ke bagian belakang saluran hidung dan membran mukosa di belakang tenggorokan.

Kemudian virus menempel pada bagian reseptor di sel-sel, dan segalanya bermula di sini.

Virus corona memiliki permukaan berupa protein yang berujung runcing. Bagian runcing ini akan dengan mudah menempel atau mengait pada sel membran dan memungkinkan material genetik virus masuk dalam sel tubuh manusia.

Selanjutnya, material genetik itu akan membajak metabolisme sel dan menyebabkan sel tersebut tidak berfungsi normal, melainkan malah bekerja memperbanyak virus.

"Virus membajak metabolisme sel dan seperti mengatakan 'Jangan lakukan fungsimu. Fungsimu sekarang adalah membantuku menjadi berlipat ganda dan membuat virus'," ujar dokter Spesialis Penyakit Menular di University Medical Center di Nashville, dr. William Schaffner mengilustrasikan apa yang dikerjakan virus dalam tubuh manusia.

Bagaimana virus menyebabkan masalah pernafasan?

Seteah virus berlipat ganda, mereka menyebar dan menginfeksi sel-sel yang ada di sekitarnya.

Gejalanya dimulai dari bagian belakang tenggorokan, orang yang terinfeksi akan mengalami sakit tenggorokan dan batuk kering.

Virus-virus itu kemudian menular dengan sangat cepat ke bagian bawah tubuh hingga mencapai tabung bronkial.

Ketika virus telah mencapai paru-paru, membran-membran mukosa jadi terinfeksi.

Akibatnya, alveoli atau lung sacs harus bekerja lebih keras untuk menjalankan fungsinya menyuplai oksigen ke darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh dan menghapus karbon dioksida dari darah sehingga dapat dihembuskan ke luar.

"Jika terdapat pembengkakan di sana, itu akan membuat oksigen lebih sulit bergerak melintasi membran mukosa," ujar Chief Clinical Officer Providence Helath System, dr. Amy Compton-Phillips.

Pembengkakan dan gangguan aliran oksigen dapat menyebabkan area di paru-paru penuh dengan cairan, nanah, dan sel mati. Pada titik itu, infeksi paru yang disebut sebagai pneumonia bisa terjadi. 

Bukan hanya paru-paru

Paru-paru bukan menjadi satu-satunya organ vital yang terganggu akibat virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Dr. Compton-Phillips sudah menyebut infeksi ini bisa tersebar melalui membran mukosa, hidung, hingga turun ke rektum (dubur).

Jadi, ketika virus tidak terdeteksi ada di paru-paru, sebenarnya dia mungkin saja sudah menginfeksi sel-sel yang ada di sistem gastrointestinal. Ini mengapa, terkadang ada pasien infeksi yang menunjukkan gejala diare dan gangguan pencernaan.

Sementara itu, dr. Schaffner mengatakan virus corona baru ini bisa masuk ke dalam aliran darah. Ini sudah pernah ditemukan dalam beberapa kasus infeksi yang diteliti.

"Virus itu benar-benar akan sampai di organ-organ vital seperti jantung, ginjal, hati, dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tersebut," kata dia.

Ketika seseorang terinfeksi virus corona ini, sistem kekebalan tubuh akan fokus untuk melawan virus yang ada. Di saat bersamaan, virus itu telah membuat kerusakan pada organ-organ yang ditempelinya.

Tidak hanya itu, sumsum tulang dan oragan hati juga bisa turut terinfeksi sebagaimana disebutkan Ketua bidang penyakit menular di Providence Regional Medical Center, dr. George Diaz.

Apa yang belum diketahui ilmuwan tentang virus corona?

Banyak. Walaupun Covid-19 menyerupai SARS dalam banyak hal dan memiliki unsur-unsur yang sama dengan influenza dan pneumonia, perjalanan virus corona belum sepenuhnya dipahami.

Dr. George Diaz, pemimpin bagian untuk penyakit menular di Providence Regional Medical Center di Everett, Washington mengatakan, beberapa pasien dapat tetap stabil selama lebih dari seminggu dan kemudian tiba-tiba terserang pneumonia.

"Beberapa pasien tampaknya pulih tetapi kemudian bisa mengalami gejala lagi," tutur dia. (*)

Begitu Mudah Menyebar, Ini yang Dilakukan Virus Corona pada Tubuh Pasien

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begitu Mudah Menyebar, Ini yang Dilakukan Virus Corona pada Tubuh Pasien", https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/130100565/begitu-mudah-menyebar-ini-yang-dilakukan-virus-corona-pada-tubuh-pasien?page=all#page4.
Penulis : Luthfia Ayu Azanella

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved