Virus Corona Masuk Kalbar
Dinkes Sampaikan Kondisi Tiga Pasien Positif Covid-19 di Kalbar Semakin Membaik
Masing-masing pasien sudah enam kali dilakukan pemeriksaan ulang terutama pasien 01 sudah dilakukan tiga kali.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan terkait kondisi tiga pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Kalbar.
Menurutnya saat ini ketiganya dalam keadaan semakin membaik dan tidak ada sakit.
Kondisi tiga pasien yang dinyatakan Positif Covid-19 di Kalbar saat ini dalam keadaan sehat.
Dinkes Kalbar saat ini masih menunggu terus tentang hasil laboratoirum selanjutnya.
• Pangeran Charles Positif Virus Corona, Saat Ini Jalani Karantina di Skotlandia
“Untuk kondisi kesehatan mereka benar-benar saat ini sudah sehat,” ujarnya, Rabu (25/3/2020).
Masing-masing pasien sudah enam kali dilakukan pemeriksaan ulang terutama pasien 01 sudah dilakukan tiga kali.
Sedangkan pasien covid-19 yang ketiga baru besok akan diambil lagi Swap dan dikirm ke Balai Besar Kesehatan Lingkungan dan Penanggulang Penyakit tidak pagi ke Balitbangkes.
Pemindahan pengiriman sampel dipindahkan sejak 22 Maret dan tidak lagi ke Balitbangkes karena sudah terlau padat dari rumah sakit melakukan pemeriksaan disitu.
“Jadi tiga kali pengiriman tes pasien positif Covid-19 di Kalbar belum keluar dan nampaknya mereka mengutamakan pasien yang baru terdeteksi dan untuk proses penyembuhan menjadi prioritas kedua,” ujarnya.
Namun kondisi ketiga pasien saat ini sudah sehat dan tidak dalam keadaan sakit.
“Dua pasien 01 dan 02 Positif cOvid-19 pertama sudah diisolasi mulai dari tanggal 10 Maret 2020,” ucapnya.
Saat ini ia mengatakan kekurangan Alat Pelindunng Diri untuk para tenaga medis yang menangasi pasien covid-19.
Namun sudah mulai masuk bantuan dari gabungan pengusaha peduli Kalbar dan juga dari PT WHW dan Antam dan Kemenkes.
Ia menambahkan untuk APD bantuan langsung dari Kemenkes yang pertama sudah sampai namun dari Presiden belum dan jadwalkan dalam beberapa hari lagi sampai ke Kalbar.
“Sedangkan untuk rencana pembeian insentif saat ini kita masih menunggu keputusan presiden dan keputusan gubernur Kalbar merujuk kepada keputusan presiden,” pungkasnya.
Satu Lagi PDP Virus Corona Covid-19 Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Harisson M.Kes kembali mengumumkan seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang diisolasi di RSUD Soedarso meninggal dunia.
Harisson menerangkan pasien yang meninggal dunia adalah seorang laki-laki berumur 50 tahun.
"Pada hari ini ada seorang pria berumur 50 tahun yang kita rawat dengan kategori PDP di RS Soedarso meninggal dunia," ucap Harisson, Rabu (25/3/2020).
Lanjut ditegaskannya, hasil lab pasien yang meninggal belum keluar sehingga tidak diketahui apakah terkonfirmasi Covid-19 atau infeksi virus corona atau tidak.
• BREAKING NEWS - PDP Corona COVID-19 di Kalbar Turun Drastis! ODP 1.951 Orang, 1 Pasien Isolasi Ketat
"Pasien ini hasilnya belum keluar jadi kita belum mengetahui status nya positif atau negatif," tegas Harisson.
Namun pasien tersebut mempunyai riwayat perjalanan ke Surabaya pada bulan Februari lalu.
Kemudian 18 Maret sempat di rawat di rumah sakit swasta di Kota Pontianak.
Diagnosis pasien tersebut ada pneumonia sehingga harus dirujuk ke RSUD Soedarso dengan kategori pasien dalam pengawasan (PDP) yang mengharuskan dirawat di ruang isolasi.
"Pasien dipindah ke Soedarso pada tanggal 23 Maret, dirawat di ruang isolasi dengan status PDP."
"Tadi pagi tanggal 25 Maret pasien meninggal dunia," pungkasnya.
Alat Rapid Test Belum Sampai
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan sampai saat ini alat untuk rapid test belum ada di Kalbar .
Namun ia memasktikan jika Rapid Test sudah ada nanti akan diprioritaskan untuk para PDP dan OPD Covid-19 di Kalbar.
“Saya harap masyarakat mematuhi himbauan saati. Karena PDP ada peningkatan di Kalbar."
"Walaupun positifnya ada tiga, tapi masyarakatnya kalau tidak perlu jangan berada dikerumunan dan jangan keluar rumah, cukup di rumah saja,” ujarnya, Rabu (25/3/2020).
Ia mengatakan karena penyebaran virus covid-19 hanya bisa putus melalui hal seperti itu.
Selain itu, Pemprov Kalbar juga menyiapkan tempat untuk sterilisasi bagi semua orang.
“Jadi disatu sisi untuk mensterilkan orang yang terpapar, satu sisi mengobati yang terpapar."
"Supaya tidak banyak yang terpapar maka sebagian besar orang kalau tidak penting jangan keluar rumah,” ujarnya.
Ia menegaskan jika masih ada warga Kalbar yang belum menaati imbauan yang diberikan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 maka sebagai Gubernur Kalbar ia akan ambil tindakan yang lebih tegas lagi.
“Saya lihat kerumunan masa tidak ada lagi kecuali di pasar maka dibuat sterilisasi ditempat kerumunan,” pungkasnya.
Sementara Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalbar, Angeline Fremalco berharap agar rapid test nantinya yang bakal disalurkan oleh Pemerintah Pusat dapat didistribusikan kembali oleh Pemprov ke daerah-daerah yang jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) cukup tinggi.
Untuk diketahui, rapid test sendiri merupakan pemeriksaan antibodi (zat yang dibentuk untuk memusnahkan bakteri atau virus) yang berada di dalam darah.
"Kita sudah dapat informasi jika pemerintah pusat akan mendistribusikan rapid test covid-19 ke seluruh Indonesia."
"Kita ingin mengingatkan saja kepada Gubernur, pemerintah Provinsi agar mendistribusikan rapid tes ke Kabupaten Kota," katanya, Rabu (25/03/2020).
Terutama, lanjut Angeline, daerah-daerah Kabupaten Kota yang tingkat ODPnya banyak, seperti Kota Pontianak.
Angeline yang juga tim pemantau covid-19 DPRD Provinsi Kalbar ini pun mengatakan pihaknya akan segera berkomunikasi dengan Pemprov Kalbar.
Walaupun memang sampai hari ini, diakuinya pihaknya masih mere-schedule jadwal untuk pertemuan itu.
"Belum, kemarin kami sudah menghubungi Dinas Kesehatan, tetapi dengan alasan telekonferens dengan Presiden, maka belum bisa menerima, namun rencananya kami akan turun lagi ke Dinas Kesehatan," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan politisi PDI Perjuangan ini, jika dibentuk tim oleh DPRD untuk membantu pemerintah dalam menangani corona.
"Kita tidak mau saling menyalahkan disini, kita maklumi juga Dinas Kesehatan pasti kewalahan, karena itu kami hanya ingin berkoordinasi saja dan saling bantu, jangan ada anggapan DPR membentuk hanya mencari kesalahan, tidak, kita tentu ingin membantu," pungkasnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak