Corona Masuk Indonesia
KABAR GEMBIRA, Vaksin Virus Corona Telah Ditemukan, Baru Bisa Digunakan Bulan Depan
Vaksin virus corona tersebut akan memakan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk memastikan penggunaannya aman untuk masyarakat umum.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Virus covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan hingga kini telah menginfeksi lebih dari 118.000 orang dan menewaskan sedikitnya 4.200 di seluruh dunia, sebagian besar di daratan China.
Pemerintah China mengatakan, mereka akan memiliki vaksin virus corona baru yang siap bulan depan untuk situasi darurat dan uji klinis.
Melansir South China Morning Post, delapan lembaga di Tiongkok sedang mengerjakan lima pendekatan untuk inokulasi dalam upaya memerangi Covid-19.
"Menurut perkiraan, kami berharap, pada April beberapa vaksin akan memasuki penelitian klinis atau digunakan dalam situasi darurat," kata Zheng Zhongwei, Direktur Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional China.
Vaksin virus corona tersebut akan memakan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk memastikan penggunaannya aman untuk masyarakat umum.
Mengesampingkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin, Zheng menyebutkan, pihaknya sedang mengembangkan vaksin ini sesuai persyaratan teknis standar dan ilmiah.
Di Amerika Serikat, Moderna Inc. mengirimkan vaksinnya ke National Institute of Allergy and Infectious Diseases untuk pengujian akhir bulan lalu.
Hasil awal vaksin buatan perusahaan bioteknologi tersebut bisa National Institute of Allergy and Infectious Diseases rilis pada Juli atau Agustus mendatang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah China: Vaksin Coronavirus Akan Siap pada Bulan April"
Ilmuwan Temukan Virus Corona Telah Bermutasi, Jenis Tipe L Lebih Agresif Menyebar Lebih Cepat
Baru-baru ini virus corona menjadi perbincangan hingga ke seluruh dunia karena dampaknya yang berkembang begitu cepat.
Lebih dari 80.000 orang terinfeksi dan 3.000 lebih manusia meninggal akibat virus corona.
Hingga kini, ilmuwan belum menemukan dari mana asal-usul virus tersebut, demikian juga dengan vaksinnya.
Meskipun belum ada solusi terkait virus corona, Ilmuwan malah temukan kenyataan yang lebih mengerikan.
Mengutip Daily Star pada Rabu (4/3/2020), ilmuwan memperingatkan bahwa COVID-19 alias virus corona telah melakukan mutasi, dan membelah menjadi dua starin berbeda.
Sebuah tim peneliti di universitas Beijing dan Shanghai, yang dipimpin oleh Profesor Jiang Lu dan Dr Jie Cui, berhasil menemukan dua jenis berbeda dari virus corona.
• PAKAR Beberkan Uang & 9 Benda Ini Jadi Media Penyebaran Virus Corona, Waspada!
Kemudian mereka membagi dua jenis tersebut menjadi Tipe S dan Tipe L.
Tipe L adalah yang lebih mematikan daripada Tipe S, karena dianggap menginfeksi dan menyebabkan kematian lebih awal.
Sementara Tipe S memiliki dampak bahaya dalam jangka panjang.
Karena membunuh lebih sedikit korban, kemungkinan akan dibawa lebih jauh dan bertahan selama beberapa generasi.
Tipe L telah terkandung paling efektif oleh perawatan rumah sakit dan karantina saat ini.
Tim yang menulis di National Science Review, Akademi Sains Tiongkok, mengatakan:
"Intervensi manusia mungkin telah menempatkan tekanan selektif yang lebih parah pada tipe-L, yang mungkin lebih agresif dan menyebar lebih cepat."
• BUKAN CORONA, China Diduga Tularkan Penyakit Misterius, Negara Ini Jadi Korbannya! Ada Ribuan Korban
"Di sisi lain, tipe S, yang secara evolusi lebih tua dan kurang agresif, mungkin meningkat dalam frekuensi relatif karena tekanan selektif yang relatif lebih lemah."
Namun pendapat lain muncul dari seorang ilmuwan di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, yang mengatakan pendapat nyaris serupa.
Mengatakan pada Daily Mail, Dr Stephen Griffin menyebut terlalu dini untuk mengkonfirmasi teori tim tersebut.
Dr Stephen Griffin, dari University of Leeds, mengatakan,"Biasanya terjadi ketika virus RNA pertama kali melintasi spesies penghalang ke manusia, mereka tidak terlalu beradaptasi dengan host baru mereka (manusia)."
"Jadi, mereka biasanya mengalami beberapa perubahan yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan menjadi lebih mampu untuk meniru di dalam, dan menyebar dari manusia ke manusia."
Dia juga menambahkan, "Namun, karena penelitian ini belum menguji."
"Relatif virus ini telah mereka replikasi, dalam sel manusia atau model hewan," katanya.
"Juga sulit untuk mengatakan, bahwa gangguan manusia mungkin berdampak pada mutasi jenis dari virus ini," imbuhnya.
Saat ini, hanya ada di bawah 100.000 infeksi yang dikonfirmasi, dengan 3.214 kematian hingga saat ini.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa sementara COVID-19 lebih mematikan daripada flu musiman, lebih sulit untuk disembuhkan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal organisasi, mengatakan dalam konferensi pers di Jenewa,"secara global, sekitar 3,4 persen dari kasus Covid-19 yang dilaporkan telah meninggal.
Dokter itu menambahkan, "Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1 persen dari mereka yang terinfeksi."
Artikel ini telah terbit sebelumnya di https://intisari.grid.id/read/032049902/kabar-buruk-dari-virus-corona-obat-serta-asal-usulnya-padahal-belum-ditemukan-ilmuwan-keluarkan-peringatan-bahwa-virus-corona-telah-bermutasi-kini-ada-dua-jenis?