Corona Masuk Indonesia
KABAR GEMBIRA, Vaksin Virus Corona Telah Ditemukan, Baru Bisa Digunakan Bulan Depan
Vaksin virus corona tersebut akan memakan waktu setidaknya 12 hingga 18 bulan untuk memastikan penggunaannya aman untuk masyarakat umum.
Sebuah tim peneliti di universitas Beijing dan Shanghai, yang dipimpin oleh Profesor Jiang Lu dan Dr Jie Cui, berhasil menemukan dua jenis berbeda dari virus corona.
• PAKAR Beberkan Uang & 9 Benda Ini Jadi Media Penyebaran Virus Corona, Waspada!
Kemudian mereka membagi dua jenis tersebut menjadi Tipe S dan Tipe L.
Tipe L adalah yang lebih mematikan daripada Tipe S, karena dianggap menginfeksi dan menyebabkan kematian lebih awal.
Sementara Tipe S memiliki dampak bahaya dalam jangka panjang.
Karena membunuh lebih sedikit korban, kemungkinan akan dibawa lebih jauh dan bertahan selama beberapa generasi.
Tipe L telah terkandung paling efektif oleh perawatan rumah sakit dan karantina saat ini.
Tim yang menulis di National Science Review, Akademi Sains Tiongkok, mengatakan:
"Intervensi manusia mungkin telah menempatkan tekanan selektif yang lebih parah pada tipe-L, yang mungkin lebih agresif dan menyebar lebih cepat."
• BUKAN CORONA, China Diduga Tularkan Penyakit Misterius, Negara Ini Jadi Korbannya! Ada Ribuan Korban
"Di sisi lain, tipe S, yang secara evolusi lebih tua dan kurang agresif, mungkin meningkat dalam frekuensi relatif karena tekanan selektif yang relatif lebih lemah."
Namun pendapat lain muncul dari seorang ilmuwan di Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, yang mengatakan pendapat nyaris serupa.
Mengatakan pada Daily Mail, Dr Stephen Griffin menyebut terlalu dini untuk mengkonfirmasi teori tim tersebut.
Dr Stephen Griffin, dari University of Leeds, mengatakan,"Biasanya terjadi ketika virus RNA pertama kali melintasi spesies penghalang ke manusia, mereka tidak terlalu beradaptasi dengan host baru mereka (manusia)."
"Jadi, mereka biasanya mengalami beberapa perubahan yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan menjadi lebih mampu untuk meniru di dalam, dan menyebar dari manusia ke manusia."
Dia juga menambahkan, "Namun, karena penelitian ini belum menguji."
"Relatif virus ini telah mereka replikasi, dalam sel manusia atau model hewan," katanya.