Dampak Penyebaran Virus Corona, Sutarmidji Batal Kunjungan Kerja ke Jepang
Saya saja tidak memenuhi undangan untuk ke Jepang dan Thailand padahal semua biaya mereka tanggung
PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, mengingatkan warga tetap tenang dan jangan panik terhadap wabah virus corona yang tengah melanda dunia.
Meski demikian, Sutarmidji menegaskan Kalbar, bahkan Indonesia, perlu waspada dan memperketat pemeriksaan pintu keluar-masuk orang.
Sutarmidji mengatakan, Kalbar mempunyai tiga border atau PLBN resmi yakni Entikong di Sanggau, Badau di Kapuas Hulu, dan Aruk di Sambas. Kemudian ada dua lagi lainnya, Jasa atau Sungai Kelik di Sintang serta Jagoi Babang di Bengkayang.
"Kita punya batas dengan Malaysia sepanjang 972 kilometer, belum lagi sekian banyak jalan tikus yang tak terpantau," ucap Midji saaat diwawancarai Tribun Pontianak, Sabtu (29/2/2020).
Lebih lanjut Midji menjelaskan, Kalbar juga mempunyai bandara internasional dan ada penerbangan dari dan ke Batam, termasuk ke Kuching dan Kuala Lumpur.
"Narkoba aja bisa masuk lewat bandara dari Kuala Lumpur, apalagi lalu lintas orang. Saya selalu mengingatkan agar terus waspada tapi jangan panik," ucap Sutarmidji.
Sebagai orang nomor satu di Kalbar, Midji menegaskan dirinya telah meminta aparat Imigrasi, Karantina, dan Bea Cukai harus laksanakan standar operasional prosedur (SOP) dengan ketat, tidak ada toleransi.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan kabupaten/kota dimintanya terus melakukan kewaspadaan.
Bahkan dirinya sendiri sampai harus membatalkan agenda undangan ke Jepang dan Thailand. Diketahui, kedua negara di Asia tersebut terkonfirmasi sudah terdapat kasus virus corona.
"Saya saja tidak memenuhi undangan untuk ke Jepang dan Thailand padahal semua biaya mereka tanggung. Jadi jangan keluar negeri jika tak penting dan pastikan tunda saja ke negara yang sudah terjangkit," tegas Sutarmidji.
• Siapkan Tiga RS Rujukan dan Dokter Spesialis, Dinkes Kalbar Imbau Warga Tetap Waspada Virus Corona
Lebih lanjut Midji menyampaikan, larangan untuk tenaga asing keluar-masuk di Kalbar masih berlaku. Langkah ini telah diberlakukan beberapa waktu lalu, sebagai antisipasi masuknya virus corona ke Kalbar.
"Biasakan hidup sehat, mereka yang demam, flu pakailah masker dan segera ke dokter. Guru dan tenaga kesehatan saya minta juga ikut sosialisasikan kepada murid. Jika ada murid yang flu, demam sarankan istirahat di rumah dan kalaupun belajar disekolah pakai masker," katanya.
Akibat penyebaran virus corona di berbagai negara di dunia, Pemerintah Arab Saudi menutup sementara perjalanan ibadah umrah dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia. Penutupan sementara tersebut telah diberlakukan sejak tanggal 27 Februari 2020 lalu. Hingga hari ini belum ada kepastikan kapan keran ibadah umrah akan dibuka kembali oleh Pemerintah Arab Saudi.
Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Kalbar sekaligus Ketua Forum Perjalanan Haji dan Umroh (FPHU) Kalbar, Akhmad Kholil, menyatakan bahwa penutupan sementara ini sangat berdampak bagi travel umrah di seluruh Indonesia, termasuk Kalbar.
Pemilik Travel Umroh Muzdalifah yang beralamat di Jalan Martadinata Pontianak ini, mengakui pihaknya dibuat kelabakan atas kebijakan tersebut.
"Banyak sekali paket-paket umrah di bulan Maret ini yang sudah kita booking, yang sudah siap keberangkatannya. Dengan adanya aturan dari Pemerintah Arab Saudi ini, membuat kita kelabakan," ujarnya kepada Tribun, Sabtu (29/2).
Oleh sebab itu, pihaknya pun berusaha keras untuk menginformasikan apa yang sebenarnya yang terjadi kepada para calon jemaah.
"Kami jelaskan ini merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang tidak bisa diintervensi oleh negara lain," katanya.
"Dengan adanya wabah corona ini, Pemerintah Arab Saudi ingin para jemaah yang datang dalam keadaan sehat. Di sisi lain Pemerintah Arab Saudi menginginkan keamanan bagi warganya," kata Kholil melanjutkan penjelasannya.
Ia mengatakan, kerugian merupakan hal yang pasti dialami pihak agen travel umrah dalam hal ini. Karena pihaknya telah membayar biaya booking hotel, bus dan sebagainya, jauh hari sebelum agenda dilaksanakan.
"Kebiasaan kita itu sebulan sebelum keberangkatan itu kita sudah punya punya kontrak hotel, kontrak bus, dan lain sebagainya. Dengan adanya pengumuman yang tiba-tiba seperti ini ya tentunya itu kan harus kita konfirmasi lagi ke sana, seperti apa pengembaliannya," katanya.
Walaupun akan ada pengembalian, Kholil mengatakan hal itu tentulah tidak mudah. "Itu pastinya bakal sulit, bertele-tele, itulah salah satu dilema kalau terjadi seperti ini," paparnya.
Namun Akhmad Kholil yakin kalau penutupan sementara ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, sebenarnya Pemerintah Arab Saudi juga menginginkan jemaah umrah datang ke negara tersebut.
"Karena apa? Karena Pemerintah Arab Saudi sekarang ini lagi gencar-gencarnya membangun umrah, bahkan Raja Salman dan putra mahkota. Dari umrah ini dalam satu tahun bisa mendatangkan 30 juta jemaah ke negaranya," ujar Kholil.
Hingga kini, pihaknya masih belum mendapatkan informasi pasti kapan ibadah umrah ke Arab Saudi bakal dibuka kembali.
"Kita harapkan tidak sampai tanggal 14 (Maret) lah, mudah-mudahan seminggu ini sudah dibuka kembali," katanya.
• Aktor Jackie Chan Buka Suara Kabar Dirinya Terjangkit Virus Corona
Sebagai Ketua DPD AMPHURI Kalbar dan Ketua FPHU Kalbar, Akhmad Kholil mengimbau kepada seluruh calon jemaah umrah di Kalbar untuk tetap tenang. Khususnya untuk tiket yang sudah dibeli, ia memastikan tidak akan hangus dan bisa dijadwal ulang.
"Untuk para jamaah tenang saja, karena ini sifatnya dunia, bukan hanya di daerah kita. Oleh sebab itu saya mengimbau kepada para calon jemaah umrah yang akan berangkat di bulan Maret, untuk bersabar dan tenang. Bahkan dari pihak penerbangan walaupun kita sudah issued tiket, dari pihak penerbangan Garuda itu tidak akan hangus, dan bisa dijadwal ulang," imbaunya.
Sementara agen travel umrah Ihya Tour, turut merasakan dampak kebijakan Pemerintah Arab Saudi tersebut. Ihya Tour yang beralamat di Jalan KS Tubun, Kecamatan Pontianak Selatan ini kebanjiran pertanyaan dari jemaah terkait kepastian keberangkatan mereka.
Rencana terdekat, sebanyak 50 calon jemaah umrah asal Kota Pontianak dan sekitarnya diberangkatkan Ihya Tour pada bulan Maret mendatang.
"Kami menghormati keputusan Arab Saudi sebagai bentuk antisipasi menyebarnya virus corona. Untuk itu kami juga menginformasikan kepada calon jemaah untuk menerima dan memahami kondisi ini dengan penuh kesabaran dan tawakal," kata Direktur PT Ihya Tour, Ayu Anwar, Sabtu (29/2)
Jemaah Maklum
Terkait penutupan ini, pihaknya pun akan melakukan re-schedule bila diperlukan. Ihya Tour juga terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Ditjen Imigrasi, maskapai penerbangan, dan provider visa di Arab Saudi.
Sementara itu, Fauzi, tokoh masyarakat Pontianak, yang juga merupakan calon jemaah umrah asal Kota Pontianak, memaklumi penutupan sementara yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi. Fauzi rencananya akan berangkat umrah pada 1 April mendatang.
"Kita tetap memaklumi kebijakan tersebut, karena hal tersebut dilakukan untuk mencegah menularnya virus corona. Bagaimanapun keselamatan jiwa jemaah itu wajib menjadi prioritas, sementara ibadah umrah itukan hanya ibadah sunah," ujarnya.
Ia pun berharap bahwa penutupan umrah oleh pihak negara Arab Saudi tidak berlangsung lama.
"Kita berharap persoalan ini tidak berlarut-larut dan segera bisa diatasi, karena bagaimanapun Arab Saudi merupakan sentral tujuan umat muslim dunia dalam melaksanakan ibadah umrah dan haji," harapnya.
Fauzi pun menyatakan siap mengikuti persyaratan tambahan di bidang kesehatan bila diperlukan dari Pemerintah Arab Saudi untuk memastikan bahwa ia bebas corona.
"Kita berharap semua jemaah bisa bersabar seraya berdoa dan bertawakal kepada Allah, semoga situasi ini tidak berlarut larut dan Kerajaan Arab Saudi bisa segera membuka kembali penghentian sementara izin umrah tersebut, dengan tetap melakukan standar tertinggi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan jemaah," harapnya.
Kanit Lantas Polsek Pontianak Timur, Iptu Tatang Rosyadi, merupakan satu di antara jemaah umrah yang cukup beruntung.
Sang pengganjal truk di Jembatan Kapuas II ini saat ini sedang menunaikan ibadah umrah di Arab Saudi.
Ia tiba di Arab Saudi pada 24 Februari, atau sebelum Pemerintah Arab Saudi memberlakukan penutupan sementara visa umrah dari negara lain. Menurut Iptu Tatang, ia bersama jemaah dalam satu rombongannya kondisinya sehat dan baik-baik saja.
Terkait penutupan keran umrah oleh Arab Saudi, Tatang mengaku sudah mengetahui hal tersebut.
"Kami yang sudah tiba di Mekkah, alhamdulillah baik-baik saja dan dapat pelayanan yang baik dari para petugas setempat," katanya kepada Tribun melalui pesan WhatsApp.
Untuk jadwal kepulangan, ia pun mengatakan tidak ada perubahan. "Sementara untuk jadwal pulang tidak ada masalah. Kemungkinan hanya yang mau masuk Arab saja yang sementara ditolak," ujarnya.
Ia pun menyatakan bahwa setelah beberapa hari penutupan, Pemerintah Arab Suadi tidak melakukannya pemeriksaan kesehatan apapun terhadap jemaah yang sudah berada di Arab Saudi.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia, Joko Asmoro, mengatakan penangguhan umrah ke Arab Saudi berdampak pada potensi penerimaan penjualan hingga mencapai Rp 2 triliun se-Indonesia.
"Potensi penerimaan penjualan, dalam arti dalam 1 bulan hampir Rp 2 triliun. Karena harga umrah itu minimum 20 juta dan jemaah yang umrah sekitar 100.000 setiap bulannya," ujar Joko, Sabtu (29/2/2020).
Ia tidak menyebutnya sebagai kerugian. Sebab usaha tersebut, menurut dia adalah bentuk pelayanan terhadap tamu Allah. "Kejadian ini di luar kemampuan kita semua," ujarnya.
Diperkirakan ada lebih dari 150.000 calon jamaah umrah yang sudah mendapatkan visa perjalanan ibadah umrah. Akan tetapi, mereka akan tertahan sementara waktu karena tidak bisa pergi ke tanah suci, setelah Pemerintah Arab Saudi mengumumkan penangguhan tersebut.
Pada saat diumumkan penangguhan umrah itu, dikatakan Joko, total ada 2.323 calon jemaah umrah yang tertahan di Bandara Soekarno-Hatta dan terdapat kasus lainnya akibat dampak penundaan tersebut.
"Yang sudah berangkat pada hari yang sama tapi tidak bisa masuk Saudi, dan sedang transit ada 1.685. Jadi yang kemarin sudah sempat transit kembali lagi semua, kecuali yang sudah berada di sana (Arab Saudi)," kata Joko.
"Alhamdulillah semua jemaah bisa memahami, tapi yang tidak bisa dipahsmi adalah yang sudah terbang tapi tidak sampai. Ada juga yang sudah umrah tapi malah nggak bisa balik, setelah di negara transit," lanjutnya.
Pemerintah, lewat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan kordinasi dengan Duta Besar Arab Saudi di Jakarta terkait visa para jemaah yang hanya berlaku 15 hari.
Diharapkan, visa tersebut tidak hangus atau akibat penangguhan tersebut para jemaah dapat menggantinya di waktu pemberangkatan mereka, tanpa ada biaya atau penambahan biaya.
Hal itu dikarenakan besarnya biaya pembuatan visa yang mencapai USD 195 - USD 200.
"Terkait akomodasi, mitra kita sudah berhubungan baik hanya saja kemaren yang belum sempat terpecahkan adalah masalah visa karena visa besar biayanya sekitar 195-200 USD, karena akan habis selama 15 hari. Kalo harus proses ulang lagi tentunya ada biaya tambahan," ujar Joko
"Menag dan Menlu sudah melakukan kordinasi dengan Dubes Arab di Jakarta, karena visanya adalah visa elektronik. Jadi yang sudah ada visa tapi belum bisa masuk ke Arab bisa dibuat kembali tanpa biaya," ujarnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: