Human Interest Story

Tarik Minat Destinasi, Traveler Dunia Asal Pontianak Ini Beberkan Karakteristik Wisatawan

Sedangkan wisatawan asing, menyukai orisinalitas alam dan budaya dengan tidak terobsesi pada kegiatan dokumentasi.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Traveler atau pejalan dunia asal Kota Pontianak, Eko Wahyudi. 

KUBU RAYA - Siapa yang tidak mengenal sosok Eko Wahyudi, traveler atau pejalan dunia asal Kota Pontianak ini telah menjajaki 75 negara.

Mulai dari negara Asia dan Eropa, hampir seluruhnya telah ditempuhnya.

Pria yang akrab disapa Eko ini membeberkan, dua karakteristik wisatawan.

Pertama, wisatawan indonesia lebih tertarik dengan dokumentasi foto dan video.

Traveler Indonesia Sarankan Pasang Plang Informasi di Jalur Pendakian Kelam

Sedangkan wisatawan asing, menyukai orisinalitas alam dan budaya dengan tidak terobsesi pada kegiatan dokumentasi.

"Sehingga di situlah letak menangnya Kabupaten Kubu Raya dengan potensi alam dan modal sosial yang ada. Karena alam kita itu khususnya Kalimantan sudah dikasih Tuhan. Tinggal dijaga saja," ujarnya.

Lebih lanjut, eks Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini menilai dalam mengangkat pariwisata daerah tidak perlu investor luar.

Menurutnya, cukup memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada khususnya generasi muda.

"Aset terbesar membangun wisata adalah keberadaan anak-anak muda. Mereka itu praktis, tidak suka birokrasi. Uang bukan segalanya buat mereka," bebernya.

"Mereka hanya perlu eksistensi dan diakui karya-karyanya. Dan itu sangat membantu untuk dinas pariwisata," sambungnya.

Dalam mempromosikan destinasi wisata daerah, Eko menyebut hal terpenting adalah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang ada.

Bahkan, dinas pariwisata harus mulai bergeser dari cara-cara lama.

"Dinas pariwisata buat baliho, spanduk, brosur hanya menghabiskan uang. Yang paling tepat adalah maksimalkan Instagram, Facebook, Youtube, kemudian share. Itu ribuan orang yang menerima," imbuhnya.

Secara gamblang, Eko mengungkapkan dalam mempromosikan potensi wisata haru dengan cara pandang berbeda.

Satu di antaranya, dengan menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris.

"Kelemahan terbesar dalam promosi wisata adalah jarangnya literasi atau informasi yang disampaikan dalam bahasa Inggris," terangnya.

Eko pun mengajak untuk menelaah lebih jauh. Ketika karya-karya vlog nantinya menggunakan bahasa inggris dan di share ke dunia.

"Logonya itu tidak lagi "Kubu Raya untuk Indonesia", tapi "Kubu Raya untuk Dunia". Itu sangat prospek. Saya serius. Tinggal mainkan hashtag, jadi sangat hemat dan efisien," ucapnya.

Eko pun berpesan untuk para influencer dan youtuber, teruslah bersemangat karena ini pasarnya luas sekali.

"Saya dulu PNS sampai berhenti gara-gara ini dan Alhamdulillah hasilnya memadai," tutupnya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved