Lestarikan Budaya Melayu Lewat Alat Musik Tar, Herry: Sudah 4 Tahun, Belajar di Punggur

PONTIANAK - Herry Sakhbani (48) saat ini merupakan satu-satunya pembuat alat musik Tar di Pontianak.

Di Kalbar sendiri ada dua pengrajin alat musik tar, satunya lagi berlokasi di Kecamatan Punggur, Kabupaten Kuburaya. 

Selain membuat alat musik Tar, Herry juga kerap diminta membuat logo/ gambar untuk Tar, hingga tas untuk Tar. 

Seperti di konfirmasi Tribun, Ketua Komunitas Enggang Khatulistiwa Vivi Al-Hinduan menyempatkan hadir kerumah Herry di Kampung Tambelan dan melihat langsung proses pembuatannya.  

• Penerapan Pasal 9 UU Tentang Hak Cipta Buat Pemilik Kafe Terkejut, Putar Musik Harus Bayar Royalti

“Saya sudah empat tahun terakhir membuat alat musik Tar, belajar dari Punggur,” ujar Herry pada Vivi. 

Di samping rumahnya yang terletak di Jalan Ketapang, Gajahmada, terdapat workshop tempat membuat Tar.

Herry sering menerima pesanan dari berbagai kelompok seni hadrah di berbagai kabupaten di Kalbar.

“Pesanan datang dari Kota Pontianak, Teluk Batang di Kayong Utara, Kuburaya, Mempawah, hingga Kapuas Hullu,” kata Herry Sakhbani.

Untuk satu set Tar yang berisi tiga buah alat musik Tar, Herry membanderol seharga Rp5 juta-Rp8juta, tergantung kualitas bunyi Tar tersebut saat dipukul. 

Untuk tas, dijual terpisah seharga Rp400.000 untuk satu set tas sebanyak tiga buah.

Sedang untuk biaya ganti kulit Tar sebesar Rp1 juta.

Kulit Tar terbuat dari kulit sapi yang telah dijemur selama tiga minggu. 

Setelah kering, dipasang ke tawang Tar yang disebut proses penyanggitan. Sedang kayu yang digunakan untuk membuat Tar berupa kayu jenis Leban.

Sedang Ciring terbuat dari bahan kuningan yang dibeli di Jakarta.

“Untuk Ciring satu set berisi 18 buah. Saya jual seharga Rp2,5 juta,” ujar Herry Sakhbani.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID