Kontroversi Sikap Challenge Berbahaya Bagi Remaja, Ini Komentar Pelajar

Apalagi Skull breaker challenge dilakukan oleh tiga orang yang berjajar dan selanjutnya akan melompat sesuai aba-aba.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/ILUSTRASI
challenge 

PONTIANAK - Sudah tahukah kamu tentang challenge viral akhir-akhir ini? Ternyata challenge yang viral dan kadang berbahaya masih suka dilakukan oleh sebagian masyarakat nih teman-teman.

Tagar yang sempat viral di media sosial baik Twitter dan TikTok yang bertulis #skullbreakerchallenge ternyata sangat tidak patut untuk ditiru ya.

Apalagi Skull breaker challenge dilakukan oleh tiga orang yang berjajar dan selanjutnya akan melompat sesuai aba-aba.

Dimana orang yang berada di tengah akan dijegal oleh dua orang di sisi kanan dan kirinya hingga terjatuh dan terjerembab, uh, sangat disayangkan perilaku challenge berbahaya seperti itu.

Selain menyakiti teman kita sendiri, ternyata sangat berbahaya bagi tubuh dan kepala loh teman-teman.

Imbauan juga dikeluarkan oleh Ketua KPAI Susanto yang mengatakan bahwa, KPAI mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak ikut melakukan tantangan viral tersebut.

Untuk mencegah penyebaran video semakin meluas, Susanto meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) agar memblokir konten-konten negatif loh.

Wakili Indonesia di Ajang Miss Word 2020, Inilah Harapan Aldora Helsa Goewyn

Perangkat pemerintahan baik pusat maupun daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan, menurut Suaanto, juga harus melakukan tindakan pencegahan terhadap aksi kekerasan apa pun alasannya.

Nah, dengan demikian psikolog Rika Indarti juga memberikan saran untuk teman-teman nih. Karena tantangan ini juga dinilai akan berakibat fatal hingga berujung kematian saat seseorang terjatuh.

Menurut Rika, teman-teman harus aktif dalam memilih konten yang tidak berbahaya. Serta memanfaatkan akun media sosial yang kalian punya dengan sebaik mungkin sebagai sarana edukasi.

Lebih menyayangi teman-teman dan menghindari sikap bully.

Perlakuan yang baik dikatakannya akan bermanfaat bagi sosial dan kesehatan. Karena dengan sikap saling sayang menyayangi, akan timbul rasa bersalah jika kita melakukan kesalahan terhadap teman-teman sendiri.

Tidak hanya itu, Rika juga menyebutkan agar kita lebih mendekatkan diri pada Tuhan, karena dengan demikian akan ada rasa takut dosa jika kita ingin melakukan perbuatan jahil kepada teman.

Semangat Jadi Guru TK, Adora: Ciptakan Murid Berkarakter

Smart Bermedsos

"Itulah mengapa kita harus bisa menyaring sesuatu dari media sosial. Kalau sesuatu itu bermanfaat dan benar, kita boleh aja mengikuti tren viral tersebut. Tapi jika tidak bahkan berbahaya, ya harus dihindari. Kita sebagai pengguna media sosial harus menjadi pengguna yang smart, jangan asal ngikutin aja tanpa diketahui apakah sesuatu yg viral tersebut baik atau malah sebaliknya," jelas SMA Negeri 7 Pontianak, Sinta.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved