Virus Corona Wuhan Kini Miliki Nama Baru SARS-CoV-2, Ternyata Berbeda dengan Covid-19
Alhasil, virus yang sedang mewabah ini diberi nama severe acute respiratory syndrome-related coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.
Virus Corona Wuhan Kini Miliki Nama Baru SARS-CoV-2, Ternyata Berbeda dengan Covid-19
Wabah yang disebabkan virus Corona atau dengan nama resmi Covid-19 masih menjadi ketakutan bagi masyarakat dunia.
Namun beberapa hari yang lalu, dunia ilmiah menamai virus corona Wuhan yang sebelumnya hanya disebut 2019-nCoV sebagai SARS-CoV-2.
Nama tersebut diberikan oleh Coronavirus Study Group (CSG) dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus atau International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV).
Dalam laporan yang dimuat di bioRxiv, CSG memutuskan nama SARS-CoV-2 untuk virus yang sedang mewabah karena virus ini ditemukan sebagai varian dari virus corona yang menyebabkan wabah severe acute respiratory syndrom (SARS) pada tahun 2002-2003.
Alhasil, virus yang sedang mewabah ini diberi nama severe acute respiratory syndrome-related coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.
• Setelah Li Wenliang, Kini Kematian Liu Zhimming Direktur Rumah Sakit di Wuhan karena Corona Disoroti
Hal ini mungkin membuat bingung banyak orang akan bedanya virus corona, SARS-CoV-2 dan Covid-19.
Dijelaskan dalam situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Covid-19 atau coronavirus disease adalah nama penyakit yang sedang mewabah saat ini.
Sementara itu, SARS-COV-2 adalah nama virus yang menyebabkan Covid-19.
Kemudian, virus corona atau coronavirus adalah kelompok virus yang menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek biasa hingga SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
Untuk strain baru yang belum pernah diidentifikasikan sebelumnya pada manusia, diberikan istilah novel coronavirus (nCOV) seperti nama lama SARS-CoV-2 yaitu 2019-nCOV.
Alasan namanya berbeda
WHO menjelaskan bahwa virus memang sering kali memiliki nama yang berbeda dengan panyakit yang disebabkan.
Sebagai contoh, HIV adalah nama virus yang menyebabkan penyakit AIDS.
Virus diberi nama berdasarkan struktur genetikanya untuk memfasilitasi perkembangan tes diagnostik, vaksin dan pengobatan.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengerjakan hal-hal ini adalah virologis sehingga penamaan virus diserahkan kepada Komite Internasional untuk Taksonomi Virus atau International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV).
Sementara itu, penyakit diberi nama untuk mempermudah diskusi pencegahan penyakit, penyebarannya, keparahannya dan penanganannya.
Hal ini menjadi tanggung jawab WHO sehingga pemberian nama penyakit dilakukan oleh WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).
Nama Baru 'Covid-19
Jumlah kematian akibat Virus Corona, terus meningkat setiap harinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (11/2/2020) mengumumkan bahwa - Covid-19 - menjadi nama resmi baru untuk coronavirus yang pertama kali diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019.
Pengumuman itu diungkapkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Swiss.
"Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit ini, yaitu Covid-19," kata Tedros, seperti dikutip AFP, Senin (11/2/2020).
Ia memberikan penjelasan tentang asal-usul nama tersebut, yaitu bahwa "co" berarti "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease (penyakit)".
Alasan penamaan Tedros mengatakan, nama itu telah dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan dan menghindari stigmatisasi.
WHO sebelumnya memberi virus nama sementara "penyakit pernapasan akut 2019-nCoV" dan Komisi Kesehatan Nasional China Minggu ini mengatakan bahwa sementara waktu menyebutnya "novel coronavirus pneumonia" atau NCP.
Berbicara pada hari pertama konferensi ilmiah internasional di Jenewa yang akan melihat kemungkinan opsi vaksin untuk memerangi virus, Tedros juga mengatakan, dia melihat "peluang realistis" untuk menghentikan wabah."Kami bukannya tidak berdaya," ujar Tedros.
"Kita harus menggunakan peluang yang ada saat ini untuk berusaha keras dan berdiri bersama untuk melawan virus ini di setiap sudut. Jika tidak, kita bisa memiliki lebih banyak kasus dan biaya yang jauh lebih tinggi di tangan kita," katanya.
WHO: vaksin dalam 18 bulan
Dikutip dari Aljazeera, WHO juga menyebutkan, vaksin pertama Covid-19 ditargetkan dapat tersedia dalam 18 bulan.
"Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini dengan menggunakan sumber daya yang tersedia", kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa.
Menurut Tedros, jika berinvestasi saat ini, maka akan memiliki peluang yang realistis untuk menghentikan wabah virus yang mematikan lebih dari 1.000 orang per Selasa (11/2/2020).
Dikutip dari AFP, Selasa (11/2/2020), jumlah orang yang terjangkit virus corona di China meningkat menjadi 42.600.
Sementara itu, angka korban meninggal akibat virus corona di China mencapai 1.016 orang setelah muncul 108 kasus kematian baru.
Selain itu, dalam update hariannya, Komisi Kesehatan China menyebutkan, hampir 2.500 kasus baru penularan virus dikonfirmasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nama Virus Corona Wuhan Sekarang SARS-CoV-2, Ini Bedanya dengan Covid-19", https://sains.kompas.com/read/2020/02/19/171500923/nama-virus-corona-wuhan-sekarang-sars-cov-2-ini-bedanya-dengan-covid-19?page=all#page2.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa