Hemat Biaya hingga 50%, Petani Bersemangat Tanam Beras Organik
Hematnya bisa sampai 50 persen.Dari pupuk hingga pembasmi hama dibuat alami, bahan tersedia di alam. Misal pembasmi hama, kita pakai bacillus
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Masyarakat dewasa ini mulai menyadari pentingnya hidup sehat. Satu di antaranya dengan memilih mengkonsumsi beras organik.
Di Kalimantan Barat (Kalbar) budidaya beras organik sudah bisa ditemukan di Kabupaten Sanggau.
Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses budidaya organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida (racun hama) kimia.
Satu di antara yang mengembangkan atau bertanam padi organik adalah Kelompok Tani Karya Mandiri di Desa Tunggal Bhakti Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau.
• Kisah Peserta Tes CPNS Mendapat Nilai Terendah Ujian SKD Gara-gara Lakukan Kesalahan Fatal Ini
• Melatih Matematika Dasar Bagi Mahasiswa, Yuk Simak Ulasan Lengkapnya!
• Hadir di Kota Pontianak, Ini Target Penjualan Kawasaki W175 TR
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Karya Mandiri Teger Wiyono menjelaskan alasan poktan tersebut berniat mengembangkan beras organik karena lebih hemat.
“Hemat sampai 50 persen dibandingkan menanam beras biasa,” ucapnya.
Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Kementerian Pertanian RI menggandeng sejumlah petani di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Termasuk di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, untuk mengelola lahan pertanian menggunakan bahan organik sehingga menghasilkan beras sehat dengan berharga tinggi.
“Tantangan banyak saat beralih ke beras organik. Tapi kita didampingi dari FAO,” jelasnya.
Dulunya saat masih menanam beras biasa, petani harus mengeluarkan biaya Rp 8-9 juta per hektare.
Sekarang karena menanam beras organic semua bahan kimia yang dipakai untuk perawatan tidak lagi digunakan. Hematnya bisa sampai 50 persen.

“Dari pupuk hingga pembasmi hama dibuat alami, bahan tersedia di alam. Misal pembasmi hama, kita pakai bacillus,,” katanya.
Menurutnya ini tahap awal atau baru satu musim diterapkan. Saat ini uji coba beras organik dilakukan di lahan 50 hektare di wilayah tersebut.
Untuk pemasaran, ia mengharapkan uluran tangan dari dinas terkait.
Sementara dari segi harga jual, tentunya harga lebih tinggi dibandingkan harga beras biasa.