Horor di Hutan Sambas
LENGKAP Kisah Mistis Hutan Sungai Bening, Pergumulan 5 Hari 4 Malam untuk Kembali Bertemu Istri
Keluarga dan masyarakat pun tak henti-hentinya mengucap syukur atas kepulangan Deki yang memang sudah berhar-hari dicari keberadaannya.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
1. Berawal dari Cari Teman
Hutan Kalimantan | MISTIS Tengah Malam di Hutan Belantara Sambas, Deki Didatangi Gadis Kecil dan Minta Sesuatu
DEKI mengawali kisahnya ketika ia tidak menemukan jalan pulang seusai memancing ikan di Sungai Bening, Rabu (05/02/2020) pekan lalu.
Awalnya ia memilih ke Nibung namun diurungkan saat sampai ke daerah Tanjung.
Kemudian tujuan ke Sungai Bening bersama temannya, namun ada yang menolak ikut.
Sehingga menyisakan ia dan rekannya yang dipanggilnya “Su Bedil”.
Awalnya ia memilih lokasi memancing ‘timbuk’ atau semacam telaga yang biasa banyak dipenuhi ikan di lokasi bukit dan memiliki aliran ke sungai induk.
Namun karena tidak mendapatkan hasil pancingan, akhirnya pindah ke sungai.
Di sana, keduanya berpencar namun lokasi masih berdekatan.
Setelah memasang pancingan, ia lantas memakan bekal yang dibawanya dari rumah.
Setelah makan Deki mencari rekannya namun tidak ada lagi.
“Pertama mancing di Timbuk, karena tidak mendapat ikan banyak kami pindah ke sungai. Su Bedil di bawah, dan saya di atas. Setelah memasang pancingan, saya makan. Setelah makan, saya coba mendatangi Su Bedil, namun tidak ada lagi,” kata Deki mengawali kisahnya.
Lelah mencari rekannya namun tak membuahkan hasil, Deki lantas mengemaskan perlengkapan pancing dan kembali mencari rekannya.
Deki kemudian pulang ke tempat semula, namun tidak bertemu Su Bedil.
Dalam kebingungan, Deki menemukan pokok pohon dengan tanda berpahat.
Hanya saja, tanda pahat menunjuk ke berbagai arah sehingga membuatnya kian bingung.
Deki pun memilih berenang di sungai berharap menemukan jembatan.
Jembatan yang diharap tak ketemu, Deki justru menemukan pondok tak berpenghuni.
Ia melanjutkan berenang hingga sekitar 500 meter, namun tidak menemukan jembatan.
Hari menjelang malam, Deki tak putus asa dan tidak mengenal lelah mencari rekannya.
Meski sudah memberi tanda perjalanan, namun ia tak menemukannya lagi.
“Selama berenang saya memakai sepatu bot, belum lagi pakai celana jeans. Berenang sekitar 500 meter dan sudah tidak mampu lagi, akhirnya saya naik ke daratan. Pergilah saya ke tepi pasir, menunggu dan semalaman tidak bisa tidur nyenyak,” kata Deki.