Horor di Hutan Sambas
VIRAL Orang Sambas Hilang Beberapa Hari di Hutan, Kembali Bawa Kisah Siang dan Malam di Hutan
Pria inisial K tersebut sempat dikabarkan hilang di hutan kawasan Sungai Bening, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas beberapa hari yang lalu.
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Turun lurus dari Polaris ke batas cakrawala dan tempat itu semestinya berada di utara. Namun, dalam kondisi yang penuh stres, teknik ini tidak terlalu tepat.
Jika kamu tidak dapat menemukan Polaris, coba ini sebagai gantinya: ambil dua batang dengan panjang berbeda.
Kemudian carilah bintang paling terang yang dapat kamu lihat dan jajarkan tongkat dengan tubuh kamu, sehingga cahaya bersinar dalam garis lurus dari bagian atas tongkat yang lebih panjang ke bagian atas yang lebih pendek, tepat ke mata kamu.
Tunggu beberapa menit, lalu lihat lagi, menggunakan garis pandang yang sama. Jika cahaya bergeser ke atas, maka kamu melihat ke Timur.
Jika berpindah, kamu menghadap ke Barat. Pergeseran ke kanan menunjukkan bahwa kamu mengarah ke selatan, sedangkan pergeseran kiri ke utara.
Cara ini bisa efektif karena bintang, seperti matahari, naik secara kasarannya di Timur dan terbenam di Barat.
4. Menggunakan peralatan-peralatan non-digital
Pada akhirnya, tidak satu pun dari teknik ini akan diperlukan jika kamu membawa lebih dari sekadar ponsel.
Bahkan jika backpackeran dengan perlengkapan seadanya, kamu harus membawa beberapa alat dasar, termasuk: kompas dan cara non-baterai yang bisa diandalkan untuk meminta bantuan - seperti cermin sinyal dan obor penanda lokasi.
Dengan cara itu, jika kamu tersesat, kamu dapat tetap tinggal bertahan, sesuai protokol keselamatan yang ditentukan. Tim penyelamat selalu mulai mengecek lokasi terakhir kamu yang diketahui, jadi tetaplah dekat dengan titik itu sebisa mungkin.
Bahkan jika kamu tidak pernah menggunakannya, kemampuan dasar bertahan tanpa alat ini akan memberi kamu apresiasi yang lebih besar terhadap dunia di sekitar kamu.
Hal tersebut dapat mengajarimu mengapa pohon memiliki lebih banyak daun di satu sisi dan bagaimana atau mengapa bintang-bintang bergerak di langit.
Kita cukup beruntung untuk tidak membutuhkan keterampilan ini setiap hari. Namun kita dapat menggunakannya untuk mempelajari bagaimana manusia bernavigasi di masa lalu dan bagaimana dunia serta alamnya bekerja.
Meskipun kita hidup di era yang sudah mengenal sistem GPS, peta digital atau segala aplikasi navigasi, kita tetap perlu mengetahui cara-cara konvensional dalam melakukan sesuatu.
Agar ketika fasilitas tersebut tidak dapat digunakan, kita tidak perlu khawatir karena tidak ketergantungan. Pastikan kamu mengingat tips di atas sebelum mulai bertualang di alam liar ya! (*)