GARA-gara Virus Corona, Harga Bawang Putih Naik | Tak Bisa Impor dari China, Ini Rencana Pemerintah
China memang mendominasi produksi bawang putih dunia dengan jumlah produksi sekitar 22 juta ton per tahunnya
Namun banyak negara lain yang juga bisa menjadi pemasok bawang putih, seperti India, Mesir dan Spanyol.
Melihat data produksi dari FAO dan data perdagangan dari UN Commtrade, negara-negara ini memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan bawang putih Indonesia.
Di tahun 2017, India memproduksi 1,7 juta ton bawang putih per tahun dan telah mengekspor 33.736 ton.
Mesir menghasilkan 274.668 ton dan mengekspor 8.516 ton.
Indonesia sebenarnya sudah memanfaatkan pasokan bawang putih dari negara-negara tersebut, namun masih dalam jumlah yang sedikit, yaitu sebesar 8.000 ton dari India dan 135 ton dari Mesir.
Di belahan bumi yang lain, Spanyol merupakan penghasil bawang putih terbesar Eropa yang menghasilkan 274.712 ton bawang putih, dimana 165.875 ton diantaranya untuk pasar ekspor.
Namun, Indonesia belum memanfaatkan pasokan ini.
Pemerintah patut mempertimbangkan opsi-opsi ini supaya bawang putih terus tersedia dalam harga yang tercapai bagi masyarakat Indonesia.
“Sementara itu, permintaan konsumen Indonesia terhadap bawang putih masih cukup signifikan, yaitu sekitar 0,33 ons per kapita setiap minggunya,"
"Secara keseluruhan, menurut data BPS, permintaan bawang putih Indonesia mencapai 500.000 ton per tahun,"
"Jumlah sebesar ini belum mampu dipenuhi produksi bawang putih dalam negeri yang baru mampu memproduksi sekitar 39.000 ton per tahun,” terang Felippa.
• Lakukan Penyelidikan Isu Hoaks Adanya Pasien Suspek Virus Corona, Ini Imbauan Kapolres Singkawang
Harga bawang putih di berbagai daerah di Tanah Air mulai melambung tinggi karena adanya penghentian sementara impor pangan dari China akibat penyebaran Virus Corona.
Sebenarnya, Virus Corona adalah penyakit zoonosis yang tidak menyebar melalui tanaman hortikultura.
Selain itu, setiap impor bawang putih juga harus memenuhi standar-standar Sanitary Phytosanitary (SPS) dan proses inspeksi, karantina, dan pengawasan keamanan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa produk yang diimpor bebas dari penyakit apapun.
Namun, Felippa menambahkan, keinginan pemerintah untuk lebih berhati-hati sangatlah wajar.