Pembangunan Jalan dan Jembatan Terus Dilakukan, PUPR Sekadau Harap Dukungan Semua Pihak

Akhmad meminta agar Pemdes juga dapat membuat peta akses, kemana saja jalan di desanya.

TRIBUNPONTIANAK/Marpina Sindika Wulandari
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sekadau Akhmad Suryadi. 

SEKADAU - Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sekadau Akhmad Suryadi mengharapkan kecamatan dan desa dapat bersama-sama mengumpulkan data terkait infrastruktur jalan dan jembatan serta potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.

Hal ini tentunya untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Sekadau, 

Hal itu disampaikan Akhmad Suryadi saat menyikapi harapan Kades Sebabas yang menginginkan jembatan gantung yang rusak di desanya agar dibangun menjadi jembatan permanen.

"Jembatan gantung ini biasa kalau kita mengambil keputusan khusus yang dinas teknis itu, dia bentangnya cukup panjang."

Berdiri Sejak Tahun 1960-an, Rumah Betang di Desa Sebabas Kini Tak Terawat dan Perlahan Dirobohkan

"Kedua kalau mau di rubah ke jembatan yang bisa dilewati kendaraan roda empat kita perlu pengkajian lebih rinci lagi," ujarnya, Selasa (4/2/2020).

Akhmad meminta agar Pemdes juga dapat membuat peta akses, kemana saja jalan di desanya.

Serta apa saja potensi yang ada di desa.

Sehingga pembangunan daerah dapat tepat sasaran.

"Seperti yang saat ini kita bangun, jembatan permanen di Nanga Taman yang menghubungkan ke 5 desa, itu nantinya kan membuka akses ke banyak dusun dan pastinya akan memperbaiki perekonomian masyarakat."

"Tahun ini sudah kita mulai pengerjaan, dengan panjang jembatan 70 meter," jelasnya

Ia pun berharap dukungan penuh baik dari Kecamatan, Pemerintahan Desa dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di Kabupaten Sekadau

"Kita juga berharap masyarakat sabar, karena pembangunan tidak dapat sekaligus, tetapi bertahap."

"Terlebih dengan anggaran yang terbatas, yang pasti kita juga ingin pembangunan di Kabupaten Sekadau dapat terlaksana dengan semestinya," tutup Akhmad.

Desa Sebabas Terbatas Akses

Tak pernah tersentuh listrik, warga Desa Sebabas ingin bebas dari kegelapan.

Warga Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau tampaknya mengalami banyak kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari

Setelah dihadapkan dengan infrastruktur jalan yang tidak memadai, dan jembatan yang rusak terdampak banjir bandang pada Desember 2019 lalu.

Desa Sebabas juga hingga saat ini belum mendapatkan pasokan listrik.

Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik setiap harinya, warga bergantung pada mesin genset yang dimiliki.

Kades Sebabas, Kornelius Ako menyebut untuk mesin genset, nyatanya hanya dapat berfungsi selama 3-4 jam perhari, dengan membutuhkan bahan bakar seperti bensin ataupun solar 2-3 liter.

"Untuk harga di kampung, itu BBM bisa mencapai Rp. 11.000 perliter. Sedangkan dalam satu malam genset hidup 3-4 jam dengan menghabiskan minimal 3 liter perhari," jelas Kepala Desa Sebabas Kornelius Ako, Selasa (4/2/2020).

Jika diakumulasikan maka dalam satu bulan, satu rumah memerlukan biaya hingga Rp. 900.000,- untuk membeli BBM, agar dapat memenuhi kebutuhan pasokan listrik.

Tentu dengan nominal tersebut tidak semua warga mampu, terlebih jika mesin genset yang dimiliki rusak.

Maka akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

"Sebenarnya warga kami tidak semuanya mampu untuk menggunakan genset, tapi karena sudah kebutuhan yang tidak dapat dipungkiri maka mampu tidak mampu, wajib mengeluarkan biaya sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan listrik setiap hari," ungkap Ako.

Kades Sebabas menambahkan pihaknya akan terus berupaya agar listrik dapat masuk ke Desanya.

Sehingga dengan adanya listrik, perekonomian masyarakat juga diharapkan dapat meningkatkan.

Diketahui Desa Sebabas, terdiri dari 6 dusun, yang masing-masing dusunnya diperkirakan memiliki 50-60 Kepala Keluarga.

Sementara untuk kondisi Jembatan yang rusak akibat banjir bandang, Kades Sebabas mengharapkan agar dapat segera dibangun dengan jembatan permanen.

Karena menurutnya saat ini warga desa juga mengalami kesulitan dalam menjual hasil perkebunan seperti karet dan kelapa sawit.

"Masyarakat disini juga berkebun karet dan sawit sudah mulai membuahkan hasil. Jadi kalau jembatan gantung, pastinya tidak bisa untuk kendaraan roda empat," ujarnya.

Untuk saat ini masyarakat dari melakukan aktivitas sehari-hari melalui jembatan gantung darurat, yang dipastikan tidak akan bertahan lama. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved