Pembunuhan di Pontianak
ADIK Korban Nyawa Demi Lindungi Abang! Arsyad Ungkap Fakta Lengkap Maut di Cafe 28 Oktober Pontianak
Saat itulah, Arsi adik Arsyad berusaha melindungi abangnya dengan berusaha menahan serangan pelaku, dengan tangan kosong.
Penulis: Ferryanto | Editor: Marlen Sitinjak
ADIK Korban Nyawa Demi Lindungi Abang! Arsyad Ungkap Fakta Lengkap Maut di Cafe 28 Oktober Pontianak
PONTIANAK - Perkelahian di warung kopi atau cafe Jalan 28 Oktober Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat ( Kalbar ) berujung maut, Rabu (29/1/2020).
Dua bersaudara menjadi korban dalam perkelahian ini dan satu di antaranya meninggal dunia akibat hujaman senjata tajam dari musuh atau pelaku.
Korban meninggal adalah Arsi. Sedangkan korban luka bernama Arsyad.
Almarhum Arsi dikebumikan di pemakaman keluarga setelah di-sholatkan di surau tidak jauh dari lokasi pemakaman, di Gang Damai, Jalan Selat Sumba, Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak.
Kapolresta Pontianak, Kombes Komarudin mengatakan, dalam penyerangan tersebut terduga pelaku juga mengalami luka.
Kombes Komarudin menjelaskan, peristiwa ini bermula saat terduga pelaku berinisial RW (30) warga Pontianak Utara mendatangi Cafe tersebut, sekitar pukul 11.45 WIB.
• Ratusan Orang Hadiri Pemakaman Asri, Korban Penusukan di Pontianak Utara
RD menenteng senjata tajam jenis pisau dan mengamuk.
Kemudian, korban Arsyad berusaha menenangkan si pelaku.
Tak terima dengan hal itu, RW lantas menyerang Arsyad membabi buta.
Asri yang juga merupakan adik Arsyad mencoba melerai.
Namun, pelaku justru menikam dada Arsi dan melukai beberapa bagian tubuh yang lain.
Serangan ini mengakibatkan Arsi meninggal dunia.
Kesaksian Lengkap Arsyad
Ditemui di kediamannya di Gang Damai, Kecamatan Pontianak Utara, Arsyad menceritakan bagaimana kronologi lengkap adiknya Arsi menghembuskan nafas terakhir di pelukannya saat insiden terjadi.
Arsyad mengatakan saat itu dirinya bersama adik dan temannya sedang berada di Cafe tersebut, menunggu sholat zuhur tiba.
Saat bersamaan ada keributan di bagian lain cafe, dan melihat RW membawa pisau di tangan kanan dan sarungnya di kiri.
RW menebar ancaman dan mengarahkan serangannya ke pengunjung lain.
"Seseorang datang pakai kain sarung bawa pisau dan sarungnya. Dia ngomong sama anak-anak di sebelah, dia ngomong begini kamu ngomong apa tadi, mana bos kamu, langsung dia berusaha nikam," kata Arsyad.
Sontak hal itupun membuat para pengunjung takut dan berhamburan ke luar.
Malihat hal itu, Arsyad coba mendekati pelaku untuk menenangkannya.
Tak terima ditegur, palaku pun langsung mengarahkan pisaunya ke Arsyad dan menyerangnya membabi buta.
• VIDEO Detik-detik Maut di Warkop 28 Oktober Pontianak, Melerai Berujung Hujaman Pisau di Dada
"Saat itu saya mendekat dan coba berkomunikasi, kenapa main pisau. Saya bilang tidak usah begitu, lalu dia berkata kamu ikut campur kah, dan langsung balik arah berusaha menikam saya," kata Arsyad.
Arsyad berusaha melindungi diri menggunakan kursi cafe.
"Dia terus maju unruk menikam dan saya mundur sambil cari kursi. Saya berusaha amankan diri, namun dikejar terus hingga saya jatuh. Saya bangun lagi dan dia mengejar terus sambil berusaha menikam," katanya.
Arsyad pun terjatuh untuk serangan kedua kalinya.
Dalam posisi tersudut, kata Arsyad, pelaku semakin beringas dan langsung berusaha menancapkan pisaunya.
Saat itulah, Arsi adik Arsyad berusaha melindungi abangnya dengan berusaha menahan serangan pelaku, dengan tangan kosong.
Keberingasan pelaku membuat Asri tak mampu menahan serangan pisaunya, akhirnya pisau itu pun menembus tubuh Asri.
"Jadi almarhum itu lihat saya jatuh, dan berusaha ngamankan supaya saya tidak kena tikam. Kaki saya juga tersangkut di bawah kursi, pas adik saya nahan. Tak tahunya pisaunya kena ke adik saya," ungkapnya.
Asri terkena pisau, Arsyad pun berusaha menahan pelaku, dan akhirnya setelah terjadi pergumulan singkat pisau pun berhasil dilepaskan dan disingkirkan oleh korban.
Saat itu, ia langsung berusaha menolong sang adik yang sudah berlumuran darah.
Bahkan saat itu, Arsyad melihat sang adik menghembuskan nafas terakhir, namun ketika dia sedang berusaha menolong sang adik.
Dalam kepanikan itu ternyata pelaku masih sanggup berdiri dan berusaha mencari pisaunya.
Arsyad pun kembali berdiri dan langsung mengejar pelaku lalu memiting korban dan dibantu teman-teman korban. Pelaku pun diamankan.
• KRONOLOGI Pria Bawa Sajam Ngamuk di Kafe, Dua Bersaudara jadi Korban Penusukan dan Satu Tewas
"Saya itu megang kepalanya, saya panggil-panggil adik saya, pas dia itu langsung narik nafas panjang. Terus saya lihat pelaku itu dia itu masih cari pisau lagi, dia sempat lari dia mau masuk ke dapur, langsung saya kejar saya piting dia," katanya.
Arsyad mengatkaan, tidak mengenal sama sekali pelaku.
Ia mengatakan, niat awal ia dan adiknya hanya ingin menenangkan pelaku.
"Saya tidak kenal sama pelaku, niatan awal itu ingin melerai, cuman tiba-tiba balik arah malah ngamuk lagi," katanya.
Jika sang adik tidak menghalangi pelaku, Arsyad mengatakan kemungkinan dirinya yang bakal jadi korban.
Atas kejadian ini, ia menyerahkan seluruh prosesnya kepada pihak yang berwajib.
"Saya serahkan ke pihak yang berwajib agar pelaku diadili seadil-adilnya," katanya. (*)