Breaking News

Kisah Rana Nugraha, Praktisi Bekam Pontianak Memilih Jalan Hidup Pengobatan ala Rasulullah SAW

Rasa frustasi itu kemudian menyeretnya ke dalam suatu kondisi untuk berubah ke jalan hidup yang lebih baik.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY PRABOWO RAHINO
Kisah Rana Nugraha, Praktisi Bekam Pontianak Memilih Jalan Hidup Pengobatan ala Rasulullah SAW 

PONTIANAK - Menjalani profesi sebagai praktisi bekam menjadi jalan hidup Rana Nugraha. Sejak 2014 silam, pengobatan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ini telah digelutinya.

Sebelum menjadi praktisi bekam, Rana sapaan akrabnya, mengaku pernah bekerja di kafe.

Namun, Rana sempat frustasi lantaran berhadapan dengan sesuatu hal.

Rasa frustasi itu kemudian menyeretnya ke dalam suatu kondisi untuk berubah ke jalan hidup yang lebih baik.

“Dulu di kafe pernah kerja, kemudian gagal. Saya mau ke jalan yang benar. Lebih bermanfaat bagi orang lain,” ceritanya kepada tribunpontianak.co.id, belum lama ini.

Di tengah perenungannya, Rana Nugraha tertarik dengan pengobatan bekam.

Selain menjalankan sunnah Rasulullah SAW, pikir Rana, ia ingin membantu orang dalam ikhtiar kesehatan.

Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, Akhlak Rasulullah Sebagai Spirit Dalam Wujudkan Revolusi Mental

Singkat cerita, Rana mencari tahu tentang seluk beluk pengobatan bekam melalui internet.

“Awalnya pengen bantu orang. Saya googling infonya di internet, lalu ketemu lokasi pelatihannya di Jalan dr Wahidin,” terang Rana.

Saat pelatihan, Rana belajar tentang pengobatan bekam sesuai standarisasi Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI).

PBI merupakan wadah komunitas praktisi bekam berkompeten dan terstandarisasi nasional yang diketuai dr Zaidul Akbar.

Zaidul Akbar merupakan dokter umum terkenal yang menggagas jurus sehat ala Rasulullah SAW melalui makanan dan minuman herbal, serta bekam.

“Salah satu syarat buka klinik bekam harus ada rekomendasi dari PBI. Saya ikut pelatihan. Ikut ujian standarisasi nasional. Baru dapat kartu dan sertifikat. Kemudian, validitasi mengajukan izin ke Dinas Kesehatan,” jelasnya.

Terjun di dunia bekam, Rana Nugraha mengaku puas bisa membantu pasien. Lima tahun praktek, ia telah menangani banyak pasien dengan berbagai keluhan penyakit.

Bahkan, ia pernah mendapati pasien stroke parah. Untuk kasus ini, bekam dilakukan secara kontinyu melalui sejumlah tahapan.

Saat ini, pasien stroke parah itu sudah bisa bergerak seperti sediakala.

“Awalnya, bekam setiap hari dalam satu minggu. Ada progres di minggu pertama, memori pasien kembali. Di minggu kedua, fokus regenerasi darah. Ada bagian tubuh yang bisa bergerak dan sensitivitas kulit tubuh kembali lagi. Minggu ketiga, bibir sudah bisa bergerak. Kemudian diikuti gerakan tubuh lain,”papar Rana.

“Alhamdulillah, sekarang sudah sehat dan bergerak lagi. Senang rasanya pasien bisa sehat kembali. Semoga sehat selalu,” harapnya.

Sumber Penghasilan Keluarga

Selain membantu orang, Rana bersyukur atas rezeki yang didapatkannya dari pengobatan bekam.

Bekam menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Rana Nugraha bersama istrinya kini mantap membuka Rumah Bekam Alhafiz di Jalan Adi Sucipto, Gang Purnawirawan 1 Nomor 21.

“Pengobatan bekam yang saya lakukan sesuai dengan standarisasi. Tidak hanya rekomendasi dari PBI, tapi ada juga izin dari Dinas Kesehatan,”

Tak hanya di Rumah Bekam Alhafiz, pengobatan bekam juga bisa dilakukan olehnya dengan sistem datang langsung ke rumah pasien.

“Saya keliling bekam. Dipanggil ke rumah bisa, mau datang ke Rumah Bekam Alhafiz juga bisa. Kalau tarifnya hanya Rp 100 ribu per bekam, saya datang ke rumah pasien. Langsung saja janjian lewat nomor 085731637433,” tandasnya.

Manfaat Bekam

Praktisi Bekam, Rana Nugraha mengungkapkan bekam tergolong dalam Thibun Nabawi yakni metode pengobatan yang sudah lama diterapkan pada masa Rasulullah SAW.

Jika dalam bahasa Arab, istilah untuk bekam adalah Hijamah.

Sedangkan dalam bahasa Indonesia, bekam dikenal dengan sebutan kop atau cantuk.

Rana memaparkan bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis atau kental yang mengandung toksin atau oksidan dari dalam tubuh manusia.

“Simpelnya, yang dikeluarkan itu adalah darah kotor,” jelasnya kepada tribunpontianak.co.id, belum lama ini.

Dalam istilah medis, bekam dikenal dengan Oxidant Release Therapy atau Oxidant Drainage Therapy.

“Kalau bahasa populernya, itu detoksifikasi, Bang,” kata Rana.

Bekam dilakukan di titik tertentu tubuh manusia. Pertama, Ummu Mughits yakni di tengah kepala/puncak kepala. Kedua, al Kaahil yakni bagian punuk atau pundak.

Ketiga, al Akhda’ain, sekitar internal jugular vein di bawah garis batas rambut kepala belakang Keempat, An Naa’is/al Katifayn yakni titik bahu. Kelima, Ala Warik yakni titik pinggang. Posisi ‘ala Warik berada di belakang pusar atau umbilicus dan 2 jari lateral dari tulang belakang.

Keenam adalah Zhahrul Qadami atau titik punggung atas telapak kaki. Lokasi titik zhahrul qadami terletak 1 jari di atas pertemuan antara ibu jari kaki dan telunjuk kaki atau lekukan distal diantara pertemuan tulang metatarsal I dan II.

“Di titik al-Kaahil ada 74 penyakit. Di titik Ummu Mughits, ada 178 penyakit,” timpalnya.

Proses bekam diawali dengan pemvakuman kulit terlebih dahulu, lantas dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang divakum tersebut.

“Kita pijat pelemasan dulu, lalu divakum pakai kop. Setelah kulit sebal, lanjut proses selanjutnya. Kita tusuk kulit menggunakan jarum khusus sesuai standar. Gak sakit kok, karena kulit sudah sebal,” terangnya.

Bagian kulit di titik-titik bekam itu ditusuk jarum dengan gerakan memutar searah jarum jam. Setelah ditusuk jarum, tahapan selanjutnya adalah memasang kop kembali.

“Divakum lagi untuk penyedotan dan pengeluaran darah kotor,” imbuhnya.

Darah kotor yang keluar, terang Rana, bisa memberikan gambaran penyakit pasien. Gambaran itu bisa dideteksi melalui warna dan kondisi darah.

Ada empat tipe darah kotor yang keluar. Pertama, darah berminyak berarti kolesterolnya tinggi. Kedua, darah berbusa berarti asam dalam tubuh tinggi, misalnya asam urat.

“Ketiga, darah hitam pekat berarti radikal bebas tinggi, bisa juga faktor konsumsi obat atau merokok. Keempat, darah bernanah atau bercak putih. Ini berarti ada infeksi di bagian organ tubuh dalam. Kalau seperti ini, saya biasa sarankan untuk periksa ke dokter atau rontgen, biar bisa ditangani secara medis,” papar Rana.

Manfaat bekam selain membuang racun atau toksin, jelas Rana, adalah membuang angin dan kolesterol, melancarkan peredaran darah, mengatasi demam, mengatasi kelelahan, meredakan nyeri dan keluhan, mengobati banyak masalah kulit dan memperbaiki beberapa sistem tubuh.

“Ada bekam perawatan, bekam pengobatan dan bekam kecantikan. Kalau efek samping bekam, biasanya hanya bekas-bekas memar di titik-titik tubuh yang dibekam. Ada juga reaksi seperti gatal atau sensasi kulit terbakar. Tapi itu sebentar saja, nanti hilang. Dua jam setelah bekam, mandi air hangat,” imbuhnya.

Rana menimpali Rasulullah SAW menganjurkan bekam dilakukan pada tanggal 17, 19 dan 21 dalam penanggalan Hijriyyah.

Hari paling baik untuk berbekam yakni Senin, Selasa dan Kamis.

Selain berbekam, paling baik untuk menjaga kesehatan adalah melalui pola dan jenis makanan serta minuman sehari-hari sesuai anjuran Rasulullah SAW.

“Misalnya, makanan berbahan tepung dikurangi atau dihilangkan. Ganti garam pabrik dengan garam Himalaya. Gula rafinasi pabrik diganti dengan madu atau kurma. Nasi beras putih diganti dengan singkong atau beras merah. Lebih sehat,” pungkasnya. (Rizky Prabowo Rahino)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved