Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Soal China Klaim ZEE Indonesia di Natuna, Mantan Panglima TNI : Hadang
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menanggapi permasalahan kapal asing China yang masuk ke perairan Natuna.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menanggapi permasalahan kapal asing China yang masuk ke perairan Natuna.
Menurutnya pemerintah tidak boleh takut dan harus tegas mengenai permasalahan ini.
Hal itu dikarenakan perairan Natuna adalah wilayah Indonesia.
Ia menambahkan jika perairan Natuna adalah wilayah yang sangat strategis karena memiliki potensi ikan dan potensi migas.
Melihat hal tersebut, Gatot Nurmantyo berharap intensitas untuk patroli di perairan Natuna lebih ditingkatkan lagi.
"Jadi begitu ada yang mau masuk kita harus hadang duluan," ungkap pria kelahiran Tegal ini.
Ketika ditanya skenario terburuk dari permasalahan ini, Gatot Nurmantyo mengatakan jika indonesia harus siap menghadapi perang.
• Lama Tak Berkomentar, Fadli Zon Bela Prabowo Soal Klaim China Atas Natuna
• Jokowi Tinjau Kapal Perang di Natuna, Tegaskan Hak Berdaulat Indonesia di ZEE
"Jadi diplomasi itu soft, hardnya harus siap. Laut kita besar, luas dan banyak potensinya.
Dan yang bertugas utama Angkatan Laut didukung oleh Angkatan Udara," tegasnya.
Menurutnya dari permasalahan ini dapat diambil pelajaran jika Indonesia ingin berbalik mencontoh China.
"Sudah sepantasnya kita berbalik mencontoh bahwa nelayan-nelayan mereka ini pergi jauh dikawal.
Mengapa kita tidak melakukan. Nelayan kita tadinya hanya 100 meter dapat ikan sampai ZEE kita bisa dikawal oleh Angkatan Laut," imbuh pria 59 tahun itu.

Sementar itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD menyatakan akan meningkatkan pengamanan dan patroli di perairan Natuna.
Patroli akan dilakukan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla), TNI Angkatan Laut, dan Polisi Air.
"Rutin saja, patroli Bakamla juga lalu di-backing oleh Angkatan Laut, Polisi Air yang sudah rutin."