Maut Istri Lurah
POPULER - Kenangan Terakhir Lurah Sagatani Singkawang Sebelum Temukan Istrinya Tewas Bersimbah Darah
Namun di tengah perjalanan, mereka mampir di CV Arli, yang terletak di Jalan Alianyang, untuk membeli jilbab.
Sekitar pukul 22.00 WIB, ia mengaku usai bercengkrama bersama rekanya itu, ia kemudian pulang ke rumah.
"Saya kembali saya lihat kursi-kursi masih tersusun, bekas acara ponakan saya. Jadi saya mau parkir mobil di sana (dekat lapangan futsal), saya turunkan anak dulu, tapi saya lihat pintu (garasi) sudah terbuka, seukuran badan. Saya parkir mobil, tapi belum mati mobil saya itu, anak saya (yang SMP) lari sambil bilang, pak... Dedek ndak berani masuk ke rumah, rumah kita di obrak abrik, banyak darah di sana ," katanya menirukan anaknya saat itu.
Saat itu, ia mengaku langsung berlari dan mendapati kondisi istrinya dengan kondisi mengenaskan.
"Saya langsung teriak, saya bilang bang, tolong-tolong," ujarnya.
Saat itu lanjutnya, abangnya atau saudaranya ke luar mendatangi suara teriakan.
"Abang saya yang periksa istri saya, saya sudah tidak kuat rasanya mau ke dalam megangnya. Posisi (tubuh korban) pas di depan pintu kamar, di lantai," ujarnya.
Jadi saat itu Naziri berinisiatif menelpon Kapolsek Selatan atas kejadian menimpa istrinya dan kerabat sebelah istrinya.
"Jadi saat itu saya keluar, saya telpon Pak Kapolsek, beliau belum tidur saya sampaikan, mohon bantuan bapak, istri saya meninggal, dibunuh orang," kata Naziri.
Setelah itu, ia kemudian menghubungi keluarga pihak istri yang ada di Kota Pontianak.
"Lalu saya hubungi abangnya yang di Pontianak yang biasa kontak dengan saya. Saya bilang kita dapat musibah bang," ujarnya.
Setelah itu ia mengaku sudah tidak bisa fokus memikirkan apa-apa atas peristiwa itu.
"Saya menduga, pertama, sudah ada orang di dalam (rumah. red). Kemungkinan, karena pintu rumah kami (garasi) inikan tidak dikunci, kami rapatkan saja. Waktu pulang dari toko beli Jilbab, kemungkinan sudah ada orang, tapi sembunyi. Karena waktu anak saya telpon, dia di rumah dan pintu kamar dikunci dari dalam. Tapi kuncinya masih tergantung di luar, karena pintu rumah saya itu bisa diputar begitu saja, tanpa kunci," katanya.
"Jadi saat itu anak saya buka tapi terkunci, karena dipikirnya tidak ada orang. Lalu dia keluar, mau keluar ketemu saya, pintu rumah dirapatkan kembali. Itu berselang kurang lebih, dia telpon saya itu pukul 19.40 an lah, karena dia bilang di rumah hampir setengah jam," kata Naziri.
Sementara itu dikatakanya, kondisi rumah dalam kondisi berantakan, meski ia belum dapat memastikan apa saja yang rusak.
"Kalau posisi rusak, saya tidak bisa begitu menjelaskan, saya tidak masuk, tapi yang jelas posisi tempat tidur anak saya, di depan kamar saya itu sudah berantakan. Ada darah, mangkok-mangkok pecah, di kamar juga lemari dan laci-laci juga sudah amburadul, dan informasi terakhir saya mencoba menghubungi nomor HP istri saya, sudah tidak bisa," ujarnya.
Ia mengatakan istrinya jika ke mana-mana selalu membawa tas juga tidak diketemukan.
"Ada barang hilang, kalau dalam tas duit dielah, dan perlengkapan dia sebagai perempuan, handphone dia," ujarnya.