BKSDA Kalbar Latih Masyarakat dan Petugas Tangani Buaya Singkawang
Sebagai pelaksana kegiatan Balai KSDA Kalimantan Barat bekerja sama dengan Yayasan Titian Lestari.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin
SINGKAWANG - Tim Gugus Tugas Tumbuhan dan Satwa Liar atau Wildlife Rescue Unit (WRU), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Yayasan Titian melaksanakan pelatihan penanganan satwa liar termasuk buaya.
Pelatihan peningkatan kapasitas yang berlangsung di Swiss Belinn Hotel, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat dan Sinka Island, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan sebagai lokasi praktik ini melibatkan beberapa pihak di antaranya beberapa orang dari perwakilan Kodim 1202, perwakilan Kepolisian Resort Singkawang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang di antaranya dari Sat Pol PP, Dinas Lingkungan Hidup Kota Singkawang, Komunitas Rusen dan Kompas, perwakilan masyarakat dari wilayah Kelurahan Jawa dan Kelurahan Tengah.
"Pelatihan yang diselenggarakan selama 4 hari sejak 19 hingga 22 Desember 2019 memberi pengetahuan pada peserta tidak hanya secara lisan, namun dilakukan praktik langsung di lapangan dan terjun langsung menelusuri lokasi kemunculan buaya di Kota Singkawang beberapa waktu lalu," kata Kepala Balai KSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta, Senin (23/12/2019).
Peserta juga didorong untuk membuat kajian langsung atas masalah tersebut, dan dari hasil analisis lapangan, masing-masing kelompok menyampaikan presentasi.
Ia berharap kajian yang ada dapat memberikan masukan rekomendasi bagi beberapa pihak dalam upaya penanganan kasus buaya di Kota Singkawang.
Selain hal tersebut, peserta juga dilatih untuk melakukan penyelamatan apabila terjadi konflik antara manusia dengan satwa.
Sadtata mengajak masyarakat untuk lebih memahami tentang alam karena alam sebenarnya berkomunikasi dengan manusia.
• CEK FAKTA - Penampakan Buaya Besar di Sungai Musi Palembang
Jangan sampai manusia memperlakukan alam dengan tidak arif sehingga fenomena yang terjadi seperti konflik satwa liar dengan manusia dapat dihindari.
Hal-hal yang terjadi saat ini adalah banyaknya temuan satwa yang tiba-tiba muncul seperti kasus beberapa tempat, bahkan di Kota Singkawang yang sempat ramai karena kemunculan buaya di sungai yang berada di tengah kota.
"Hal ini seharusnya dapat diselesaikan secara lebih bijak dan multi dimensi," tutur Sadtata Noor Adirahmanta.
Sebagai pelaksana kegiatan Balai KSDA Kalimantan Barat bekerja sama dengan Yayasan Titian Lestari.
Sedangkan pemateri pelatihan sengaja di datangkan dari pakar-pakar sesuai dengan bidang masing-masing.
Misalnya untuk materi buaya mendatangkan pemateri Oktavianus Sene yang berasal dari Balai Besar KSDA NTT, pemateri satwa jenis reptil oleh Budi Suryansyah dari Taman Nasional (TN) Tanjung Puting, Provinsi Kalimantan Tengah, pemateri terkait orangutan dan kukang drh. Adi dari Yayasan IAR Ketapang, materi Penegakan Hukum disampaikan oleh Syarif PPNS pada SPORC Brigade Bekantan Kalimantan.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengelolaan konservasi baik in–situ maupun ex–situ.