Wawancara Eksklusif

Juliara Batubara: Kalau Saya Kerja Tak Benar, Partai Kena Dampaknya

Dalam dunia politik itu jangan terlalu serius, tidak boleh baperan. Jangan sampai tidak dikasih jabatan murung, lalu keluar dari partai.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Menteri Sosial, Juliari Batubara 

JAKARTA- MUSIM penghujan telah tiba. Banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung merupakan bencana alam yang biasa menyertai musim penghujan.Tak pelak Kementerian sosial merupakan instansi yang paling berkepentingan terhadap kondisi tersebut.

"Kami (Kementerian Sosial) sudah terbiasa mengurus hal-hal seperti itu (korban bencana alam)," ujar Menteri Sosial, Juliara Batubara kepada tim wawancara eksklusif Tribunnews Network, di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (17/12)

Kader PDI Perjuangan itu mengaku tak pernah memiliki ekspektasi tinggi (muluk-muluk), yang penting kerja keras.

VIDEO: Data Sementara Warga Terdampak Banjir di Sungai Ambawang, Kubu Raya (Kalbar)

"Saya ini orang yang tidak punya ekspektasi (harapan) tinggi-tinggi. Kalau tak tercapai nanti stres dan baperan," kata Ari, panggilan akrab Juliari Batubara. Berikut petikan wawancara Tribunnews Network dengan Juliari Peter Batubara.

Tribun: Bagaimana awal mula Anda ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi menteri sosial?

Ari: Awalnya saya mendapat informasi dari pimpinan partai bahwa nama saya diajukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon menteri. Pada waktu itu saya diminta siap-siap.

Saya ini orang yang tidak punya ekspektasi tinggi-tinggi. Saya penganut filosofi kerja keras namun ekspektasi biasa-biasa saja. Karena kalau ekspektasi terlalu tinggi dan tidak tercapai stres dan jadi baperan (terbawa perasaan).

Saya tidak mau jadi orang politik yang baperan. Dalam pikiran saya, kalau memang saya cocok menjadi pembantu beliau (Presiden Jokowi), ya saya pasti diajak.

Dalam dunia politik itu jangan terlalu serius, tidak boleh baperan. Jangan sampai tidak dikasih jabatan murung, lalu keluar dari partai.

Tribun: Waktu itu Anda membayangkan mendapat tugas di kementerian apa?

Ari: Waktu saya ditelepon, pimpinan partai menyampaikan PDI Perjuangan mengusulkan nama-nama calon menteri dan kementeriannya, jadi tidak keluar dari situ (daftar yang diajukan PDI Perjuangan)

Saya kan sudah cukup mengenal Pak Joko Widodo sejak lama ya. Dari zaman beliau masih Wali Kota Solo. Walaupun tidak terlalu sering bertemu, tapi saya juga berhubungan dengan beliau ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Ketika dipanggil ke Istana menjelang pengumuman anggota kabinet, saya tidak terlalu lama diajak ngobrol oleh Pak Jokowi. Intinya Pak Presiden Jokowi minta saya membantu beliau di Kementerian Sosial.

Memang, saya tidak ada background mengenai sosial. Dulu saya pengusaha kemudian masuk Komisi VI (perindustrian dan perdagangan) dan Komisi XI (kesehatan dan ketenagakerjaan). Jadi urusannya lebih banyak ke urusan ekonomi.

Tribun: Ada pesan khusus dari Presiden Jokowi?

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved