Siap Maju di Pilkada, Rektor Universitas Muhamadiyah Pontianak Tawarkan Konsep Bangun Sambas
Pria yang telah memimpin UMP dari tahun 2008 sampai sekarang ini pun menawarkan sejumlah konsep untuk pembangunan daerah
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Madrosid
Selain itu, kata dia, Sambas juga mempunyai bentang hutan hujan tropika basah (tropical rainforest) yang cukup luas dan memiliki berbagai biodiversity endemik bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk kepentingan kerjasama dengan pihak luar negeri, serta memiliki peran sebagai paru-paru dunia.
Kelemahan lain lambatnya pembangunan serta perekonomian daerah, ungkapnya, karena terbatasnya infrastruktur dasar yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik.
Jalan antar desa banyak belum terkoneksi dengan baik, lemahnya daya saing produk karena belum berkembangnya hilirisasi industri dan standarisasi, belum optimalnya kompetensi, sistem kinerja dalam memberikan pelayanan publik.
Termasuk investasi belum optimal dalam mendukung perekonomian daerah, belum optimalnya pelayanan akses dan pemerataan di bidang pendidikan dan kesehatan, terutama di wilayah perbatasan, pedalaman, dan pesisir serta panjangnya rentang kendali pelayanan serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang disebabkan belum optimalnya konektivitas dan aksesibilitas antar daerah Kecamatan dan desa.
"Berdasarkan potret yang ada, diperlukan terobosan –terobosan baru untuk mempercepat pembangunan di segala bidang," tegasnya.
"Kabupaten Sambas harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis kawasan, pembangunan harus dari desa dan kawasan pedesaan, harus ada pusat-pusat unggulan dan industri. Untuk itu diperlukan mitra, investor atau jaringan kerjasama regional, nasional dan international," pungkasnya.