Herman Hofi Yakin! Lima Strateginya Bisa Atasi Banjir di Pemkot Pontianak

Pemkot harus melakukan audit drainase di Kota Pontianak baik koneksitasnya maupun jumlah dan persoalan lainnya.

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUPONTIANAK.CO.ID/WAHIDINsy
Herman Hofi Munawar 

PONTIANAK - Luasan daerah dan ketinggian banjir di Kota Pontianak semakin tahun semakin meningkat, hal itu disampaikan oleh pengamat kebijakan pemerintah yang juga merupakan Ketua PPP Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar.

Herman, menilai harus ada langkah konkret dan nyata yang dilakukan oleh pemerintah setempat dalam mencegah terjadi banjir yang membawa kerugian semakin besar.

"Kondisi seperti harus diatasi, Pemkot tidak boleh menyerah. Pemkot harus melakukan langkah langkah yang strategis dan terukur," ucap Herman Hofi Munawar, Selasa (26/11/2019).

Setidaknya Herman Hofi memberikan lima saran teknis yang dapat dilakukan oleh Pemkot Pontianak.

1. Pemkot harus melakukan audit drainase di Kota Pontianak baik koneksitasnya maupun jumlah dan persoalan lainnya.

2. Pemkot harus membangun kolam-kolam embung, sejenis waduk di beberapa titik yg rendah dan cendrung banjir nya tinggi dan luas.

3. Stop semenisasi di setiap perubahan harus menggunakan paping block.

4. Buat regulasi yg mewajibkan setiap bangunan baik gedung pemerintah maupun perumahan rakyat mempunyai penampungan air di bawah tanah. 50 persen air yang jatuh ke atap bangunan harus tersalurkan dalam bak penampungan air.

5. Menggerakkan lembaga pemberdayaan masyrakat yg ada di setiap kelurahan untuk memelihara parit dan sampah di setiap kelurahan.

"Kalau 5 aspek itu dilakukan Pemkot secara benar dan terukur saya yakin banjir bisa teratasi,"pungkasnya.

Usulan Cegah Banjir

Satu diantara Anggota DPRD Kota Pontianak, Lutfi Al Mutahar menilai banyak faktor yang menyebabkan terjadinya genangan air ataupun banjir di Kota Pontianak.

Selain dari akibat hujan yang cukup deras, drainase yang ada saat ini dinilainya belum terlalu baik, baik dari sisi volume drainase maupun posisinya yang rendah.

"Pontianak ini memang dikenal kota yang memiliki banyak sungai atau lebih dikenal dengan parit, namun kondisinya saat ini sudah banyak yang tertutup atau mengalami pendangkalan, wajar jika tidak bisa menampung dan menyalurkan debit air dalam jumlah besar," jelasnya, Senin (25/11/2019).

Terlebih, kata dia, Pontianak berada di pesisir dengan posisi yang rendah, sehingga aliran air hujan akan tertahan oleh air laut.

Termasuk Sungai Kapuas saat ini juga kondisinya sudah sangat dangkal karena endapan lumpur dan pelapukan yang hanyut dari hulu.

"Banjir yang masih terjadi di kota Pontianak ini bukan hanya menjadi persoalan pemerintah kota Pontianak saja, namun menjadi tanggungjawab bersama, mulai dari pemerintah Provinsi Kalbar maupun pemerintah Pusat," katanya.

Untuk itu, ia berharap persoalan banjir di Kota Pontianak jangan menjadi momen untuk saling melempar masalah

"Baiknya kita duduk bersama, cari ahli-ahli yang bisa memetakan persoalan ini baru kita buat Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkelanjutan, sehingga pengerjaannya tidak hari ini dikerjakan besok dibongkar lagi, coba buat masterplan tata ruang untuk puluhan tahun kedepan, sehingga tidak itu-itu saja yang dikerjakan," ungkapnya.

Bagaimanapun, lanjut Lutfi, yang menjadi korban ialah masyarakat, karena banyak kerugian yang ditimbulkan, baik secara ekonomi hingga ancaman kesehatan.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved