Pengamat: Demokrat Ganti Rupinus di Pilkada Dinilai Wajar Karena Hal Ini
Kita bisa melihat misalnya setiap dusun harus ada sarjana pendamping desa yang dibiayai dari awal
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Pengamat: Demokrat Ganti Rupinus di Pilkada Dinilai Wajar Karena Hal Ini
PONTIANAK - Pengamat Politik FISIP Untan, Dr Erdi MSi menilai wajar jika Demokrat menginginkan pergantian Rupinus dari pilkada 2020 di Sekadau.
Berikut ulasan Dr Erdi.
Hak politik orang untuk masuk dalam organisasi partai politik, sepanjang dia dibolehkan selain ASN, itu silahkan saja.
Sepanjang yang bersangkutan tidak kehilangan hak politiknya karena pidana, korupsi dan seterusnya.
Baca: DPC ISKA Sanggau Salurkan Bantuan Kepada Emiliyana Penderita Tumor di Kembayan
Baca: Siap Tinggalkan Demokrat, Rupinus Ganti Partai Maju di Pilkada Sekadau
Oleh karena itu, apapun partai yang mau dimasuki oleh Rupinus welcome, kemudian partai yang mau menerima juga welcome.
Mengapa Rupinus menang, karena memang saat itu ada tangan-tangan dari Bupati lama yakni Simon Petrus yang all out turun untuk memenangkan Rupinus sebagai pengganti dengan harapan program-program selama ini menjadi spektakuler selama kepimimpinan Simon Petrus bisa dilanjutkan dan juga ditambah sedemikian rupa, Sekadau notabennya Kabupaten pemekaran Sanggau bisa mengukir prestasi secara nasional seperti yang diinginkan dan dilakukan oleh Simon Petrus ketika menjadi Bupati.
Kita bisa melihat misalnya setiap dusun harus ada sarjana pendamping desa yang dibiayai dari awal. Inikan program jangka panjang.
Kemudian Program Simon Petrus lainnya mendatangkan air sehingga sekarang menjadi PDAM dan kualitasnya sangat baik dan terbaik di Kalbar, ini adalah sentuhan-sentuhan dan kebijakan yang dibuat oleh Simon Petrus.
Ketika dilanjutkan oleh Rupinus, hampir tidak ada. Oleh karena itu partai pengusung menganggap perlu ganti orang supaya Sekadau tidak tertinggal.
Baca: BKKBN dan Mitra Hari Ini Berikan Layanan KB Serta Bela Negara Pada Masyarakat Tayan
Kita bisa melihat misalnya bagaimana Kubu Raya, walaupun relatif sama, namun kemudian terobosan yang dilakukan Kepala Daerah yakni Muda Mahendrawan mengangkat Kabupaten itu dijajaran nasional sehingga banyak program nasional yang masuk, dan ini tidak terjadi di Sekadau.
Oleh karena itu wajar ketika parpol yang mengusungnya merasa kecewa.
Terkait potensi duet Rupinus-Aloysisus kembali, saya rasa bukan Aloynya yang tidak mau, namun PDI Perjuangan yang tidak setuju ketika Aloysius menjadi Wakil.
PDI Perjuangan saya lihat ingin menjadi orang nomor satu, oleh karena itu tentu PDI Perjuangan akan memasangkan Aloysius sebagai Bupati dan mencari wakilnya dari kelompok lain.
Bisa saja yang dipasangkan PDI Perjuangan dari satu partai. Dengan Martinus Sudarno misalnya, karena PDI Perjuangan cukup untuk mengusung sendiri, namun jika ingin menang PDI Perjuangan Sekadau terdiri dari beberapa etnis dan kekuatan itu mesti diperhitungkan supaya pemenangan pemilu kemarin berlanjut di pilkada 2020.
Namun jika dibalik misalnya Aloysius jadi Bupati dan Rupinus jadi Wakil Bupati mungkin PDI Perjuangan akan mau, namun tidak mungkin itu terjadi untuk Rupinus, karena sudah menjadi orang nomor satu.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak