Harapan Ketua MABM Pada HUT ke-18 Pemkot Singkawang
Beberapa temannya yang berasal dari luar Kota Singkawang mengaku betah saat sedang berada di Kota Singkawang.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Harapan Ketua MABM Pada HUT ke-18 Pemkot Singkawang
SINGKAWANG - Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Singkawang, Dr H Arnadi, M.Pd mengatakan perkembangan pembangunan Kota Singkawang mulai dari awal pemekaran hingga usia ke-18 sangat signifikan.
Beberapa temannya yang berasal dari luar Kota Singkawang mengaku betah saat sedang berada di Kota Singkawang.
"Nyaman bah, kite bah merasa nda takut di Singkawang, bersih, nyaman," ucapnya menirukan kesan kawannya, Rabu (16/10/2019).
Baca: Ucapan HUT Pemkot Singkawang ke-18 dari Kapolres Singkawang
Baca: Kejari Singkawang Ucapkan Selamat HUT Pemkot Singkawang ke-18
Kemudian koleganya yang berasal dari akademisi melihat Singkawang sebagai kota unik yang memang pantas meraih predikat kota tertoleran se-Indonesia saat berada beberapa hari di Singkawang.
Mereka merasakan keamanan dan kenyamanan saat berada di Kota Singkawang dengan berbagai etnis dan agama yang ada di Singkawang.
"Saya merasakan memang dari tahun ke tahun lebih nyaman tinggal di Singkawang," tuturnya.
Ia meminta siapa pun yang menjadi pemangku kebijakan agar mengutamakan menjaga kebersamaan. Hal-hal sekecil apa pun yang kira-kira cendrung kepada etnosentris dan primordial harus dibuang.
Singkawang merupakan kota bersama yang tidak didominasi oleh satu etnis maupun agama.
Saat Awang Ishak yang muslim menjadi wali kota bisa menjaga kebersamaan.
"Sekarang ibu yang bukan muslim pun, alhamdulilah Dia bisa jaga kebersamaan. Contohnya kita yang Masjid Agung dicanangkan Rp 99 miliar," tuturnya.
Lebih lanjut Ia menurutkan, Kota Singkawang merupakan kota pariwisata.
Masyarakat luar datang ke Singkawang akan lebih betah dan nyaman bila masyarakat Singkawang lebih santun dan menghormati tamu.
Sebagai contoh jangan sampai tamu merasa tertipu karena harga makanan yang mahal karena karena tamu itu harus dianggap membawa rejeki.
Bagaimana wali kota dan jajarannya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Singkawang butuh tamu untuk masuk ke dalam.
"Kita lebih bagus lagi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat juga, kayak Jogja, kayak Bali," tuturnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak