Data Kasus Peningkatan Rabies di Kalbar Sampai Tahun 2019
Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Wadah Tim Koordinasi (TIKOR) Pengendalain Rabies Provinsi Kalbar menggelar Kegiatan
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
Data Kasus Peningkatan Rabies di Kalbar Sampai Tahun 2019
PONTIANAK - Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Wadah Tim Koordinasi (TIKOR) Pengendalain Rabies Provinsi Kalbar menggelar Kegiatan Pencanangan Gerakan Vaksinasi Rabies Massal (VARMAS) se Kalbar 2019 yang dipusatkan di Area Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Selasa (24/9).
Kegiatan yang diusung Pemprov Kalbar bekerjasama dengan Pemkab Sanggau tersebut juga mendapat dukungan langsung dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Kalbar akan berlangsung selama dua hari mulai 24 sampai 25 September 2019.
Ir Muhammad Munsif, MM selaku Kepala Dinas Pangan peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar mengatakan Rabies berjangkit pertama kali di Pulau Kalimantan tahun 1974 di wilayah Kalimantan Timur selanjutnya menyebar ke Kalsel dan Kalteng serta September 2014 menyeberang ke Kalbar.
Baca: Target Vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) 2019 Sebesar 70.012
Baca: Kota Pontianak Menjadi Kota Bebas Rabies di Kalbar
Baca: Pemprov Kalbar Bersama Tikor Pengendalian Rabies Gelar Varmas 2019 di Pusatkan di Entikong
Perkembangan kasus gigitan hewan penular rabies (HGPR) dan korban meninggal pada manusia akibat gigitan sejak 2014 sampai dengan saat ini sebagai berikut:
1. Sejak tahun 2014 sampai September 2019 hari ini, rabies di Kalbar sudah menyebar di 13 Kab/Kota, 70 atau 40 % dari total 174 Kecamatan, dan 141 atau (6.6 %) dari total 2.032 desa se Kalbar. Hanya Kota Pontianak satu-satunya yang bebas rabies.
2. Pada periode yang sama tercatat total ada 9.122 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di manusia dengan total korban gigitan 84 meninggal dunia (Lyssa) dan 96 hasil uji laboratorium positif rabies di anjing.
3. Khusus di tahun 2019 hingga hari ini tercatat ada 1.904 kasus GPHR pada manusia (89 % oleh anjing) dengan korban Lyssa/ meninggal 8 orang dan 8 sampel hasil uji lab FAT nya dinyatakan positif rabies. Korban meninggal tertinggi 5 orang di Sanggau, Landak 1 orang, Sambas dan Sekadau masing-masing 1 orang meninggal.
4. Dibandingkan tahun 2018, jumlah kasus gigitan telah menunjukkan trend menurun yakni dari 3.584 kasus GHPR turun 47 % (sementara) menjadi 1.904 kasus GHPR. Demikian juga jumlah korban meninggal (Lyssa) dari 25 turun 66.7 % menjadi 8 orang.
5. Di Serawak Malysia yang wabah rabiesnya dilaporkan merebak sejak April 2017 pertama kali di distrik Serian, saat ini sudah merebak ke 11 dari 12 distrik di wilayah Serawak kecuali Limbang.
Total GHPR kumulatif per tgl 22 September 2019 adalah 33.861 kasus dengan korban Lysa 19 orang meninggal dan 1 orang hidup.
Serawak mengklaim sejak Januari 2019 sampai saat ini telah melakukan vaksinasi hewan sebanyak 33.541 ekor terdiri dari anjing 33.386 ekor; kucing 154 ekor dan lainnya 1 ekor (m4).
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak