Launching Gerakan Beras Bersama, Heronimus Harap Beras Lokal Tak Hilang Jejak
Beras luar yang masuk dari Januari hingga Juli 2019 hanya 70 ribu ton, semenatara konsumsi beras masyarakat Kalbar per bulannya 48 ribu ton
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Launching Gerakan Beras Bersama, Heronimus Harap Beras Lokal Tak Hilang Jejak
PONTIANAK – Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalbar meluncurkan Gerakan Beras Bersama Bangga Bertani, di Outlet Gerakan Beras Bersama Jl Alianyang tepat bersebelahan dengan Kantor Distan TPH Kalbar, Senin (16/9/2019).
Baca: Jarot Winarno Kembali Mendaftarkan Diri Sebagai Cakada Sintang di Penjaringan PDI Perjuangan
Baca: Jadwal MotoGP 2019 di Trans7: Marc Marquez Perkasa di Spanyol, Valentino Rossi Jauh dari Gelar Juara
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalbar, Heronimus Hero, menjelaskan kegiatan launching gerakan beras bersama bangga bertani Sebagai upaya membantu memasarkan produk beras terutama dari kabupaten kota agar bisa dinikmati masyarakat terutama di Pontianak ini, karena Pontianak ini juga merupak pusat pasar.
“Ini kita lakukan juga untuk melindungi beras local Kalbar supaya tidak kehilangan jejak. Faktanya adalah beras local kita beredar di pasar, tapi karena manajemen kita serahkan ke mekanisme pasar sehingga beras kita banyak dikemas dengan beras luar (merek luar). Seolah beras kalbar itu tidak ada di pasar padahal ada,” ungkap Heronimus Hero.
Berdasarkan catatan, beras luar yang masuk ke Kalbar dari Januari hingga Juli 2019 hanya 70 ribu ton, semenatara konsumsi beras masyarakat Kalbar per bulannya mencapai 48 ribu ton.
"70 ribu ton itu jumlah yang sedikit, sementara konsumsi kita di sini sebulan 48 ribu ton. Kemungkinan untuk 70 ribu ton itu untuk Bulog, karena mereka tidak bisa meyerap beras petani lokal karena harga tidak sesuai. Lalu bisa juga untuk mengisi display di pasar modern seperti supermarket besar yang memang biasanya sudah punya jaringan tetap," kata Heronimus Hero.
Dia menilai ini sebagai solusi serta merespons anggapan bahwa di Kalimantan Barat bersanya belum cukup sehingga banyak beras luar masuk. Padahal berdasarkan data tadi, di Kalbar beras yang masuk itu jumlahnya tidak cukup banyak untuk menyediakan makanan di Kalbar ini.