Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu'a: Ustadz Abdul Somad Ungkap Ganjaran Luar Biasa Puasa Asyura'

Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu'a: Ustadz Abdul Somad Ungkap Ganjaran Luar Biasa Puasa Asyura

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Tribun Pontianak/internet/kolase
Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu'a: Ustadz Abdul Somad Ungkap Ganjaran Luar Biasa Puasa Asyura' 

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah segera menjelang.

Momen tahun baru Islam ini tentu menjadi ladang bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Satu di antara amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharram ini adalah puasa Asyura.

Puasa 'Asyura adalah puasa sunnah yang dikerjakan setiap tanggal 10 Muharram.

Melansir Muhammadiyah.or.id, puasa 'Asyura dapat diiringi dengan Puasa Tasu'a, yaitu pada 9 Muharram.

Baca: Ustadz Abdul Somad: Apalagi Dipikirkan? Awakpun Akan Mati Juga! UAS: Diam Mati, Becakappun Mati

Baca: NU Tetapkan 1 Muharram 1441 H 1 September, Ini Lafal / Bunyi Doa Akhir & Awal Tahun serta Artinya

Untuk niat puasa Asyura, bisa dengan membaca niat berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Bagi yang baru akan melafadzkan niat di siang hari, bisa membaca niat berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura hari ini karena Allah SWT.”

Untuk yang akan melaksanakan Puasa Tasu'a bisa membaca lafadz niat berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”

Ustadz Abdul Somad mengatakan, paling afdhal untuk puasa Asyura adalah tiga hari.

Mulai dari tanggal sembilan hingga tanggal sebelas Muharram.

Jika tidak bisa tiga hari, bisa melaksanakan dua hari.

Menurut Ustad Abdul Somad, Rasulullah Nabi Muhammad menegaskan, puasa di tanggal 10 Muharram merupakan Puasa Asyura yang dilakukan oleh Nabi Musa setelah Firaun ditelan oleh laut.

Bani Israil pun diajak berpuasa atas terbebasnya mereka.

"Nabi Muhammad SAW mengikuti syariat Nabi Musa, yakni melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Sebagai umatnya, kita wajib mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW. Perlu digaris bawahi, bukan mengikuti syariat Nabi Musa, namun Nabi Muhammad. Segala apa yang dikerjakan Rasulullah, kita tiru,"ucapnya.

Ustadz Abdul Somad menerangkan, bagi yang kuat sebaiknya melakukan puasa pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram.

Menurut UAS, puasa yang dilakukan pada tanggal tersebut akan menghapus dosa orang tersebut setahun yang lalu.

"Dosa besar dan kecil. Adapun hutang, piutang, harta orang yang termakan tak dapat ditebus Puasa Assyura," tegasnya.

Rasulullah Saw melaksanakan puasa 'Asyura pada 10 Muharram.

Saat Rasul hijrah di Madinah, Ia tetap melaksanakannya dan memerintahkan untuk melaksanakannya.

Terdapat sebuah riwayat Rasulullah bertemu dengan sekelompok Yahudi di Madinah.

Rasulullah mendapati mereka sedang menjalankan puasa pada tanggal 10 Muharram.

"Rasulullah bertanya, 'Puasa apa yang kamu lakukan ini?' Mereka menjawab, 'Pada hari ini Allah SWT menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Akhirnya Nabi Musa puasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukur.' Mendengar jawaban itu, Rasulullah berkata, 'Kami lebih berhak atas puasa Musa daripada kalian.' Nabi Muhammad SAW kemudian berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk puasa." (HR Ibnu Majah)

Puasa Asyura ini juga sebagai ajaran untuk memperingati peristiwa yang terjadi di hari yang sama, 10 Muharram.

Pada tanggal 10 Muharram, Nabi Musa AS selamat dari kejamnya penguasa Raja Fir'aun.

"Mengingat Assyura, mengenang bagaimana orang-orang sombong, gagah perkasa ketika hidup," bebernya, seperti dilansir Tribun Jakarta.

Abdul Somad pun mengutarakan kisah dari Nabi Musa AS dan Raja Fir'aun.

"Anak lelaki dia sembelih hidup-hidup dan anak perempuan dia biarkan hidup. Karena bagi dia (red: Raja Fir'aun), anak lelaki itu ancaman," tegasnya.

Simak selengkapnya dalam video berikut ini:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved