Mbah Moen Pernah Ungkap Keinginannya Tentang Waktu dan Tempat Ia Meninggal! Semua Jadi Kenyataan

Meski usia sudah lanjut, hampir tiap musim haji, pengasuh pondok pesantren Al-Anwar, Rembang ini melaksanakan rukun Islam ke-lima tersebut

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
NU Online
KH Maimoen Zubair (NU Online) | Mbah Moen Pernah Ungkap Keinginannya Tentang Waktu dan Tempat Ia Meninggal! Semua Jadi Kenyataan. 

Mbah Moen Pernah Ungkap Keinginannya Tentang Waktu dan Tempat Ia Meninggal! Semua Jadi Kenyataan

Mustasyar (penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) pernah menginginkan jika meninggal dunia, ia sedang berada di Tanah Suci Makkah saat melaksanakan ibadah haji pada Selasa.

Keinginan Mbah Moen tersebut diungkapkan KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam) melalui akun Facebook-nya.

Dikutip dari NU Online, Gus Anam merupakan menantu Mbah Moen dan yang mendampinginya di Tanah Suci Makkah saat ini.

“Mbah Yai Maimun pernah dawuh, minta didoakan meninggal pada hari Selasa karena biasanya orang ahli ilmu itu meninggalnya hari Selasa. Dan minta didoakan meninggal di Makkah pas haji,” kata Gus Anam melalui Facebook-nya, Selasa (6/8/2019) pukul 11.25 WIB.

“Masya Allah, diijabah oleh Allah semuanya,” lanjut kiai yang tinggal di Banyumas ini.

Baca: Mbah Maimun Dimakamkan di Mana? Ini Pernyataan & Harapan Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin

Baca: PBNU Serukan Nahdliyin Sholat Ghaib untuk Mbah Maimoen! Kesan Mahfud MD Bersama Mbah Moen

Ternyata memang betul, Allah mengabulkan keinginan Mbah Moen tersebut.

Ia meninggal dunia pada Selasa pukul 04.17 waktu Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji di Makkah.

Mbah Moen, kiai berusia 91 tahun ini berangkat ke Tanah Suci Makkah pada Ahad 28 Juli.

Meskipun usia sudah lanjut, hampir tiap musim haji, pengasuh pondok pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah ini melaksanakan rukun Islam ke lima tersebut.

Ucapan duka dan kehilangan mendalam untuk Mbah Moen mengalir deras melalui media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Mulai tokoh agama, politikus, santri, hingga masyarakat luas.

PBNU, melalui Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini segera menginstruksikan Nahdliyin untuk mendirikan Shalat Ghaib untuk Mbah Moen.

"Kepada umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, mari bersama-sama melaksanakan shalat ghaib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH Maimoen Zubair. Semoga senantiasa ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT," ungkap Sekjen Helmy.

Menurut Helmy, wafatnya Mbah Moen, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh sikap kebersahajaan.

Mbah Moen, merupakan kiai ahlul halli wal aqdi (ahwa) yang dibentuk PBNU pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, untuk menentukan Rais Aam PBNU.

Baca: VIDEO: Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Maimun Zubair atau Mbah Moen Wafat di Makkah Subuh Tadi

Baca: Kade Muda NU Kalbar Suib Mengaku Kehilangan Sosok KH Mbah Maimun Zubair

Mbah Moen Wafat di Kamar Nomor 1423!

Innalillahi wainnailaihi raiji’un, kabar duka datang dari Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi.

Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair wafat di sela menunaikan ibadah di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019).

Dikutip dari NU Online, kabar tersebut datang dari Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PBNU KH Abdul Ghafarrozin. 

"Innalillahi wa inna ilahi raji'un. Nembe mawon kapundut Simbah Maimoen Zubair wonten Makkah (baru saja wafat Syekh Maimoen Zubair di Makkah)," katanya dalam sebuah pesan singkat.

Mengenang Mbah Moen

‘Manusia dinilai ketika ia sudah meninggal’.

Pesan tersebut terngiang di tengah ribuan jamaah yang hadir pada acara Haul ke-9 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018) silam.

Dawuh itu Mbah Maimoen sampaikan agar setiap Muslim punya motivasi berbuat kebaikan ketika hidup sehingga dikenang baik ketika ia wafat.

Awalnya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah ini menyebut bahwa Gus Dur sangat memahami nilai-nilai kemanusiaan (insaniyah).

Ia juga sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kemudian menggunakan asas kemanusiaan untuk menyatukan manusia.

Waktu meninggal inilah seseorang bisa dilihat nilainya.

Seperti Gus Dur yang selalu diperingati hari wafatnya menunjukkan ia orang yang sangat dicintai. Kita menyebutnya sebagai haul.

Mbah Maimoen mengingatkan kita semua bahwa kemanusiaan harus diletakkan di atas segala hal.

Karena jika kita mencintai manusia dan memanusiakan manusia, kita akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

"Saya yakin keberadaan hadirin di sini karena kecintaannya kepada Gus Dur," ucap Mbah Maimoen yang saat itu juga menekankan pentingnya meneguhkan pilar-pilar kebangsaan untuk menegakkan agama dan membangun kemanusiaan.

Wafat di Makkah

Kini, ulama kharismatik yang lahir pada 28 Oktober 1928 itu telah menghembuskan nafas terkahirnya di Makkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019) sekitar pukul 04.17 waktu setempat.

Beliau meninggal ketika hendak melaksanakan ibadah haji yang tinggal menghitung hari.

Menurut informasi yang berhasil ditelusuri NU Online, ulama sepuh yang telah mencapai usia 91 tahun itu meninggal di kamar nomor 1.423 di tempat penginapannya di Makkah.

Beliau sempat dilarikan ke rumah sakit setempat. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved